Oleh: Qodrat Arispati
Bagaimana bisa mengaku-ngaku cinta ahlul bait tapi di saat yang sama juga mengingkari eksistensi ahlul bait ?
Cinta Nabi dan ahlul bait (keluarga dan dzuriyah Nabi ) adalah bagian dari amal yang menyempurnakan iman kita. Artinya
adalah bahwa keimanan kita tanpa dibarengi cinta kepada Nabi saw dan
ahlul baitnya, iman kita menjadi cacat disebabkan melanggar perintah
Rasulullah saw. Rasulullah Saw menyuruh (mewajibkan) kita umatnya dalam
sabdanya: “Cintailah Allah karena nikmat-nikmat yang dianugerahkan
kepada kalian. Cintailah aku karena cinta kalian kepada Allah dan
cintailah Ahlul Baitku karena cinta kalian kepadaku.” (Sunan Turmudzi,
jilid 5, hal 664, hadis 3789).
Akan tetapi, dari apa yang
sering mereka katakan tentang cinta ahlul bait, ternyata banyak
ucapan-ucapan kaum Wahabi tentang Cinta Ahlut Bait hanyalah bohong besar
belaka. Pengakuan cinta mereka tidak dapat dibuktikan alias
dusta. Ada banyak alasan yang mereka paparkan dengan membuat berbagai
macam definisi yang membingungkan tentang ahlul bait, dimana intinya
mengarah kepada penolakan untuk mencintai ahlul bait.
Bukan hanya itu, bahkan lebih
dari itu mereka mengingkari keberadaan ahlul bait seraya berkata
diplomatis: ”Kami juga cinta ahlul bait,” begitu mereka membela
diri ketika ditanya kenapa tidak respek sedikit pun dengan ahlul bait
(keluarga dzuriyah) Nabi saw. Pengakuannya itu hanyalah dusta yang nyata
sebab mereka juga mengingkarinya dengan berkata: ”Tapi berapa banyak jaman ini yang mengaku-aku Ahlul Bait tapi amalannya menyelisihi Sunnah penghulunya”
Alangkah halus pengingkrannya sembari melempar tuduhan yang bukan-bukan, padahal
sesungguhnya mereka itu adalah benar ahlul bait tanpa mengaku-aku
seperti yang dituduhkan kaum Wahabi. Mereka itu benar-benar keturunan
Rasulallah SAW, Nasab mereka terjaga hingga yaumil Qiyamah tanpa
noda-noda kepalsuan. Mereka ini hapal silsilah nasabnya semenjak
kanak-kanak, yaitu nasab yang bersambung sampai kepada Rasulullah Saw.
Bahkan banyak dari mereka “bersembunyi” agar tidak diketahui nasabnya
oleh umat, namun umat muhibbin selalu memergokinya sehingga dengan
sepenuh hati melampiaskan cinta dan penghormatannya tanpa basa-basi. Jadi sekali lagi saya katakan mereka tidak mengaku-ngaku ahlul bait, mungkin itu hanya persepsi anda akibat salah informasi.
Coba pikirkan, apa urgensinya bagi ahlul
bait untuk mengaku-ngaku, sungguh tak ada urgensinya kecuali bagi ahlul
bait palsu. Dan yang namanya ahlul bait palsu tentu bukan ahlul bait
Nabi saw.
Berkaitan dengan sanad ilmu ahlul bait tentunya valid bersambung sampai kepada Rasulullah Saw, dan ini bias dibuktikan.
Bahkan ustadz dan Kiyai atau syaikh-syaikh Aswaja yang bukan Ahlil bait
pun memiliki sanad keilmuan yang mutashil nyambung sampai kepada
Rasulallah SAW. Silahkan anda sebagai ustadz Wahabi, sebutkan nasab anda
tujuh orang saja, saya yakin anda tidak mampu menyebutkannya. Atau
silahakn buktikan sanad keilmuan anda sampai dimana mentoknya ?
Sanad keilmuan para ahlul bait
atau Habaib itu nyambung sampai Rasulallah SAW tanpa tadlis, ini
menunjukkan bahwa pemahaman Aqidah dan amaliyahnya terpelihara. Lantas
kenapa kalian berani menuduhnya yang bukan-bukan tentang aqidah dan
amaliyah para ahlul bait Nabi saw? Anda harus membuktikan secara
ilmiyyah dan mempertanggung-jawabkan ucapan: ”Tapi berapa banyak jaman
ini yang mengaku-ngaku ahlul bait tapi amalannya menyelisihi Sunnah
penghulunya.”
Apakah anda tidak pernah
mendengar sabda Rasulallah SAW: “… dan keluargaku, aku ingatkan kalian
pada Allah terkait kelurgaku, aku ingatkan kalian pada Allah terkait
keluargaku aku ingatkan kalian pada Allah terkait keluargaku…”, hadist
ini diriwayakan Imam Muslim 4425 dari sayidina zaid bin Arqom. Lihat
bagaimana Rosulallah mengulanginya hingga tiga kali, menunjukkan betapa
urgens buat kita umatnya agar mencintai ahlul bait Nabi saw ?
Rosulallah SAW juga bersabda: “Sesungguhnya aku meninggalkan di antara kalian yang jika kalian berpegang teguh kepadanya maka kalian
tidak akan tersesat sepeninggalku, salah satu dari keduanya lebih besar
dari yang lain, yaitu Kitabullah tali yang menjulur dari langit ke
bumi, dan keturunanku, keluargaku, tidaklah keduanya berpisah
hingga menemuiku ditelaga surga, maka perhatikan bagaimana kalian
menggantikanku dalam mencintai keduanya.” ( HR Attirmidzi 3788 ).
Kedua hadist ini ketika
disinkronkan menjadi jaminan keaslian dan kemurnian faham Aqidah dan
amaliyah Ahlil bait sesuai ajaran Rasulallah SAW,lantas jaminan
apa yang anda pegang dari Faham Salafi / Wahabi ? Saya ingatkan sebuah
pe-er buat anda, silahkan buktikan secara ilmiyyah amalan yang mana yang
diamalkan ahlul bait yang menyelihi Sunnah penghulunya? Jangan sok
tahu, jangan bicara tanpa bukti, itu namanya fitnah.
Sebelum saya akhiri, akan saya berithukan kepada anda bahwa cinta kaum Aswaja kepada ahlul bait adalah real bisa dibuktikan, bisa disebutkan nama-namanya, bukan sekedar pengakuan dusta. Kaum Aswaja mencintai ahlul bait yang bernama habib
Umar bin Hafidz Yaman, Habib Ali al Jufri Yaman, Habib Munzir Al
Musawa Jakarta, Sayyid Muhammad bin Alawy Al Maliki Al Hasani Makkah,
Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan, Habib Naufal Alaydrus Solo, Habib
Husen Assegaff Rasil Jakarta, dan masih banyak Habaib di Indonesia
dan seluruh dunia. Kami kaum aswaja mencintai mereka semuanya tanpa
banyak alasan, apakah anda kaum Wahabi juga mencintai mereka atau
sebaliknya menganggap mereka Ahlul Bid’ah dan biang kesyirikan?
0 Response to "Pengakuan Cinta Dusta Kaum Wahabi Terhadap Ahlul Bait Nabi SAW"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip