Doa Nabi Adam as, Nabi Khidir as, dan sebuah faedah
بسم الله الرحمن الرحيم
دعاء نبي الله آدم عليه السلام
1. Doa Nabi Adam – semoga salam tetap atas beliau –
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلاَنِيَتِيْ فَاقْبَلْ
مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطَنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا
فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
إِيْمَانًا دَائِمًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَأَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا
حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيْبَنِيْ إِلاَّ مَا كَتَبْتَهُ عَلَيَّ،
وَالرِّضَا بِمَا قَسَمْتَهُ لِيْ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
Artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Tahu keadaaan batin dan
zahirku, maka terimalah alasanku, dan Engkau Maha Tahu akan hajat /
keperluanku maka berilah aku segala permintaanku, dan Engkau Maha Tahu
akan apa yang ada dalam diriku maka ampunilah dosaku. Ya Allah, aku
memohon kepada-Mu iman yang langgeng yang selalu melekat pada hatiku,
dan aku memohon keyakinan yang sunguh-sungguh hingga aku tahu bahwa
tidak akan menimpaku kecuali apa-apa yang telah Engkau tetapkan
kepadaku, dan aku memohon kerelaan atas apa yang Engkau bagikan
kepadaku, wahai Yang Maha memiliki keagungan dan kemuliaan.
(dalam kitab Al-Maslakul Qoriib karya Al-Habib Thohir bin Husain bin Thohir terdapat tambahan seperti di bawah ini):
اَللَّهُمَّ أَطِلْ عُمْرِيْ فِي طَاعَتِكَ وَمَعْرِفَتِكَ وَامْلَأْ
قَلْبِيْ مِنَ الْيَقِيْنِ مَا تَهُوْنُ بِهِ مَصَائِبُ الدُّنْيَا
وَهَوِّنْ عَلَيَّ سَكْرَةَ الْمَوْتِ وَاخْتِمْ لِيْ بِالْحُسْنَى
وَارْزُقْنِيْ مُرَافَقَةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي اْلآخِرَةِ فِي جَنَّةِ الْخُلْدِ وَنَعِّمْنِيْ بِلَذَّةِ
النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ
Artinya: Ya Allah,
panjangkanlah umurku dalam ketaatan kepada-Mu dan mengenal-Mu, dan
penuhilah hatiku dengan keyakinan yang mana dengannya menjadi ringanlah
segala musibah dunia , dan ringankanlah atasku sekaratul maut, dan
tutuplah usiaku dengan keadaan yang terbaik, dan rezqikanlah aku
pertemanan dengan Nabi-Mu Muhammad – semoga Allah selalu melimpahkan
salawat dan salam – di akhirat dalam surga khuldi dan berilah aku nikmat
dengan memandang ‘wajah’-Mu yang mulia.
Keterangan:
Diriwayatkan oleh Aisyah – semoga Allah meridhoinya – bahwa ketika Allah
berkehendak untuk menerima taubat Nabi Adam, beliau tawaf mengelilingi
ka’bah 7 kali kemudian beliau salat dua rakaat lalu membaca doa di atas.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Adam: “Aku telah ampuni engkau,
dan tidaklah seorang dari keturunanmu yang membaca doa seperti yang
engkau baca itu kecuali Aku akan mengampuni dosanya, aku singkap segala
keluh kesahnya, dan aku cabut kefakira dari hadapannya, dan aku akan
berniaga untuknya dibalik segala para saudagar, dan dunia akan datang
kepadanya mau atau tidak mau, walaupun ia tidak menginginkannya.”[1]
دُعَاءُ الْفَرَجِ أَو دُعَاءُ الخَضِرِ عليه السلام
2. Doa Kelapangan atau Doa Nabi Khidhir
– semoga salam tetap terlimpah atas beliau[2] –
َاللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِيْ عَظَمَتِكَ دُوْنَ اللُّطَفَاءِ،
وَعَلَوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ، وَعَلِمْتَ مَا تَحْتَ
أَرْضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ، وَكَانَتْ وَسَاوِسُ
الصُّدُوْرِ كَالْعَلاَنِيَةِ عِنْدَكَ، وَعَلاَنِيَةُ الْقَوْلِ
كَالسِّرِّ فِيْ عِلْمِكَ، وَانْقَادَ كُلُّ شَيْءٍ لِعَظَمَتِكَ وَخَضَعَ
كُلُّ ذِيْ سُلْطَانٍ لِسُلْطَانِكَ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّنْيَا
وَاْلآخِرَةِ بِيَدِكَ، اِجْعَلْ لِيْ مِنْ كُلِّ هَمٍّ أَمْسَيْتُ /
أَصْبَحْتُ[3] فِيْهِ فَرَجًا وَمَخْرَجًا. اَللَّهُمَّ إِنَّ عَفْوَكَ
عَنْ ذُنُوْبِيْ، وَتَجَاوُزَكَ عَنْ خَطِيْئَتِيْ، وَسَتْرَكَ عَلَى
قَبِيْحِ عَمَلِيْ، أَطْمَعَنِيْ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لاَ أَسْتَوْجِبُهُ
مِمَّا قَصَّرْتُ فِيْهِ، أَدْعُوْكَ آمِنًا، وَأَسْأَلُكَ مُسْتَأْنِسًا،
وَإِنَّكَ الْمُحْسِنُ إِلَيَّ وَأَنَا الْمُسِيْءُ إِلَى نَفْسِيْ فِيْمَا
بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ، تَتَوَدَّدُ إِلَيَّ بِنِعْمَتِكَ مَعَ غِنَاكَ
عَنِّيْ، وَأَتَبَغَّضُ إِلَيْكَ بِالْمَعَاصِيْ مَعَ فَقْرِيْ إِلَيْكَ،
وَلَكِنِ الثِّقَةُ بِكَ حَمَلَتْنِيْ عَلَى الْجَرَاءَةِ عَلَيْكَ، فَعُدْ
بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ عَلَيَّ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
Artinya: Ya Allah, sebagaimana Engkau
bersikap lemah lembut dalam keagungan-Mu melebihi segala yang lemah
lembut, dan Engkau Maha Tinggi degan kegungan-Mu atas segala yang agung,
dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aada di dalam buni-Mu sebagaimana
Engkau mengetahui apa yang ada di atas ‘arsy-Mu, dan bisikan hati di
sisi-Mu sama seperti ucapan terang-terangan, dan ucapan terang-terangan
sama di sisi-Mu dengan bisikan hati, dan tunduklah segala sesuatu kepada
keagungan-Mu, dan merendahlah segala yang memiliki kekuasaan kepada
kekuasaan-Mu, dan jadilah perkara dunia dan akhirat berada di tangan-Mu,
jadikanlah bagiku dari segala keluh-kesah yang menimpaku pada sore /
pagi hari kelapangan dan jalan keluar darinya. Ya Allah, sesungguhnya
kemaafan-Mu atas dosa-dosaku, dan penghapusan-Mu atas semua kesalahanku,
dan penutupan-Mu atas perbuatan burukku, kesemuanya itu mendorongku
untuk memohon kepada-Mu apa-apa yang aku tak pantas menerimanya dari
apa-apa yang aku teledor padanya, aku memohon kepada-Mu dalam keadaan
aman, dan aku meminta kepada-Mu denga keadaan rasa senang hati,
sedangkan Engkau adalah selalu berbuat baik kepadaku, dan aku selalu
berbuat jahat terhadap diriku sendiri dalam masalah yang menyangkut
hubungan aku dengan Engkau, Engkau selalu membuatku menyayangi-Mu dengan
senantiasa memberi nikmat-Mu kepadaku meskipun Engkau tidak membutuhkan
aku, dan aku selalu membuat-Mu murka dengan bermaksiat kepada-Mu, akan
tetapi kepercayaanku kepada-Mu membawaku untuk berani (memohon)
kepada-Mu, maka jenguklah aku dengan karunia dan kebaikan-Mu kepadaku,
dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat, lagi
Maha Penyayang.
Keterangan:
Diriwayatkan bahwa barang siapa
yang membaca doa tersebut pagi dan sore maka akan gugurlah dosa-dosanya,
dan langgenglah kebahagiaannya, dihapuskanlah segala kesalahannya,
dikabulkan doanya, diluaskan rizqinya, diberikan segala cita-citanya,
ditolong atas segala musuhnya, dan ditulis di sisi Allah sebagai seorang
shiddiq (yang amat tinggi / kuat keimanannya), dan tidaklah ia mati
kecuali dalam keadaan syahid.
3. Sebuah Faedah
Dikatakan
oleh Asy-Syeikh Al-Bujairimiy ra dari As-Sayyid Ahmad Zarruq ra:
“Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa barangsiapa yang membaca antara
terbit fajar dengan salat fardhu subuh bacaan berikut:
سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ مَنْ يَمُنُّ وَلاَ
يُمَنُّ عَلَيْهِ، سُبْحَانَ مَنْ يُجِيْرُ وَلاَ يُجَارُ عَلَيْهِ،
سُبْحَانَ مَنْ لاَ يُبْرَأُ مِنَ الْحَوْلِ وَالْقُوَّةِ إِلاَّ إِلَيْهِ،
سُبْحَانَ مَنِ التَّسْبِيْحُ مِنَّةً مِنْهُ عَلَى مَنِ اعْتَمَدَ
عَلَيْهَ، سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحُ كُلُّ شَيْءٍ بِحَمْدِهِ، سُبْحَانَكَ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ يَا مَنْ يُسَبِّحُ لَهُ الْجَمِيْعُ
تَدَارَكْنِيْ بِعَفْوِكَ فَإِنِّيِ جَزُوْعٌ.
Artinya: Maha Suci
Allah Yang Maha Agung dan bagi-Nya segla puji, Maha Suci Allah Dzat
Yang Maha Memberi dan tidak diberi, Maha Suci Allah Dzat Yang menolong
dan tidak ditolong, Maha Suci Allah Dzat Yang tidak daya upaya dan
kekuatan hanya dari-Nya, Maha Suci Allah Dzat Yang mana tasbih merupakan
pemberian dari-Nya kepada orang yang selalu berpegang kepada-Nya, Maha
Suci Allah Dzat Yang mana segala sesuatu bertasbih dengan memuji-Nya,
Maha Suci Engkau yang mana tiada Tuhan selain Engkau, wahai Dzat Yang
mana segala sesuatu bertasbih kepada-Nya, selamatkanah aku dengan
maaf-Mu, sebab aku adalah makhluk yang sering berkeluh-kesah.
Kemudian ia beristighfar / memohon ampun 100 kali (dengan kalimat
Astaghfirulloh atau Astaghfirullohal ‘Azhiim atau semacamnya), maka
tidaklah sampai 40 hari kecuali dunia dan segala isinya akan datang
kepadanya dengan izin Allah[4]. Semua itu dengan syarat taqwa kepada
Allah dan keyakinan yang kuat kepada kekuasaan Allah. Yakni melaksanakan
segala perintah-Nya (baik yang wajib maupun yang sunnah) dan
meninggalkan segala larangan-Nya (baik yang haram maupun yang makruh).
[1] Dikutip dari Ichyaa’ ‘Uluumid Diin karya Al-Imam Al-Ghozzaliy jilid
1 halaman 319, dan Al-Maslakul Qoriib karya Al-Habib Thohir bin Husain
bin Thohir, halaman 75 – 76. (penulis dan penerjemah)
[2] Tersebut dalam Ichyaa’u ‘ulumiddiin karya Al-Imam Al-Ghozzaliy jilid 2 halaman 347, dan Al-Maslakul Qoriib halaman 66 – 67.
[3] Jika doa ini dibaca sore hari maka menggunakan kata amsaytu, sedang
jika dibaca pagi hari maka hendaklah menggunakan kata ashbachtu.
(penulis & penerjemah)
[4] Dikutip dari kitab Marooqil
‘Ubuudiyyah karya Asy-Syekh Nawawi Al-Banteniy Al-Jaawiy, yang merupakan
syarah / komentar atas kitab Bidaayatul Hidaayah karya Al-Imam
Al-Ghozzaliy, halaman 26.
dOA NABI adaM & nABI kHAIDIR A.SALAM..
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDelete