Perang yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi atas ghazwah (gazwah) dan sariyah (sariyyah). Ghazwah adalah perang yang dipimpin oleh Nabi SAW, sedangkan sariyah adalah perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Nabi SAW. Para ahli sejarah Islam berbeda pendapat tentang jumlah ghazwah dan sariyah. Ada beberapa ghazwah dan sariyah dalam sejarah Islam, antara lain sebagai berikut :
Ghazwah | Sariyah | |||
al-Asyirah | 2 H | Abdullah bin Jahsy | 2 H | |
Badar | 2 H | Abdullah bin Unais | 3 H | |
Bahran | 3 H | Abdurrahman bin Auf | 6 H | |
Bani Lihyan | 6 H | Abu Auja' | 7 H | |
Bani Mustaliq | 6 H | Abu Bakar | 7 H | |
Bani Qainuqa | 2 H | Abu Salam | 3 H | |
Banu Quraizah | 5 H | Abu Ubaidah bin Jarrah | 6 H | |
Bani Sulaim | 3 H | Ali bin Abi Thalib | 10 H | |
Buwat | 2 H | Bani Asad | 4 H | |
Daumat al-Jandal | 4 H | Basyir bin Sa'ad al-Ansari | 7 H | |
Fath al-Makkah | 6 H | Bi'ru Ma'unah | 6 H | |
al-Gabah | 6 H | Ghalib bin Abdullah al-Laisi | 7 H | |
Hamra' al-Asad | 3 H | Hamzah bin Abdul Muthalib | 1 H | |
Hunain | 8 H | Hasma | 6 H | |
Khaibar | 7 H | Ijla' Bani Nadir | 4 H | |
Khandaq | 5 H | Ka'b bin Umair al-Gifari | 8 H | |
al-Kidr | 3 H | Muhammad bin Maslamah | 6 H | |
Mu'tah | 8 H | Qirdah | 3 H | |
Safwan | 2 H | Raji' | 4 H | |
Sawiq | 2 H | Sa'd bin Abi Waqqas | 1 H | |
Tabuk | 9 H | Ubaidah bin Haris | 1 H | |
Ta'if | 8 H | Ukasyah | 6 H | |
Uhud | 3 H | Umar Bin Khattab | 7 H | |
Widan | 2 H | Zaid bin Haritsah | 6 H | |
Zat ar-Riqa' | 3 H | Zat ar-Riqa' | 4 H | |
Zi Amr | 3 H |
Perang Badar (17 Ramadan 2 H)
Perang
Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar
merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin
Quraisy Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan
perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy.
Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum
muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam peperangan
ini kaum muslim memenangkan pertempuran dengan gemilang. Tiga tokoh
Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah bin Rabi'ah,
al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti Ali
bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib. adapun
di pihak muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.
Perang Uhud (Syakban 3 H)
Perang
Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum
Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas
dendam kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin
Walid mendapat bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi
Muhammad SAW segera mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang
yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar
Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 orang
Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang tersisa, Nabi SAW
melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai dengan
perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut
digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut memungut harta
rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan
menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit dan
porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh.
Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi SAW
terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW)
meninggal terbunuh.
Perang Khandaq (Syawal 5 H)
Lokasi
Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini
juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq
melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi
Muhammad SAW. Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang
Yahudi juga mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais
Ailan, Bani Fazara, Asyja', Bani Sulaim, Bani Sa'ad dan Ka'ab bin Asad.
Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukannya
berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita penyerangan itu
didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera menyiapkan strategi
perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman al-Farisi,
sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk
perang, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq).
Ia menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan
demikian gerakan pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut.
Usaha ini ternyata berhasil menghambat pasukan musuh.
Perang Khaibar (7 H)
Lokasi
perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang
untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering
mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan.
Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng
pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan memutuskan
aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil dan akhirnya
pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai daerah Khaibar.
Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar.
Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan
menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.
Perang Mu'tah (8 H)
Perang
ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian
wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan
ini disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian
mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang
ini dinamakan Perang Mu'tah karena terjadi di desa Mu'tah, bagian utara
Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi
pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa
sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah
sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik
pasukan muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik
pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah
tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim, Asyja', Gatafan, Abs, Zubyan dan
Fazara masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah Islam.
Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)
Fath
al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini
adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah
hancur akibat kalah perang di Mu'tah. Kaum Quraisy beranggapan
Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi, maka mereka
mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza'ah yang berada dibawa
perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan pasukan
muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak mendapat
perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah
dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum
Quraisy masuk Islam.
Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)
Perang
Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri
dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini
terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain
merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah.
Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam
sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian menyemangati
pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya
dapat memenangkan pertempuran tersebut.
Perang Ta'if (8 H)
Pasukan
muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain,
sampai di kota Ta'if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota
yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi
Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah
Ta'if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan
sumber daya alam utama penduduk Ta'if. Penduduk Ta'if pada akhirnya
menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan Islam.
Perang Tabuk (9 H)
Lokasi
perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan
Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh
Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun
pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian
menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa
itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama
Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya
jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi
berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk
setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam
barisan Islam.
Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)
Perang
ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah
SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran
fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut.
Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani
Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan.
Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum
muslim apabila dibutuhkan.
Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)
Perang
ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam sejarah Islam. Sariyah
ini berlangsung di dataran rendah al-Bahr, tidak jauh dari kota
Madinah. Perang ini melibatkan 30 orang muslimin dan 300 orang Quraisy.
Pasukan muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan pasukan
Quraisy dipimpin Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini tidak menimbulkan
korban karena segera dilerai Majdi bin Amr.
Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)
Sariyah
ini berlangsung di al-Abwa', desa antara Mekah dan Madinah. Kaum muslim
berjumlah 80 orang, sedangkan kaum Quraisy berjumlah sekiyat 200 orang.
Kaum muslim (semuanya Muhajirin) dipimpin Ubaidah bin Haris, sedangkan
kaum Quraisy dipimpin Abu Sa'ad bin Abi Waqqas sempat melepaskan anak
panahnya. Peristiwa tersebut menandai lepasnya anak panah pertama dalam
sejarah perang Islam.
Sariyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H)
Perang
ini dipimpin Abdullah bin Jahsy, sedangkan kaum Quraisy dipimpin Amr
bin Hazrami. Perang ini terjadi di Nakhlah, antara Ta'if dan Mekah. Kaum
muslim berhasil membunuh Amr bin Hazrami dan menahan dua orang Quraisy
sebagai tawanan perang. Kaum muslim juga memperoleh harta rampasan
perang dan membawanya ke hadapan Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW menyatakan
bahwa beliau tidak pernah menyuruh mereka berperang karena pada bulan
Rajab diharamkan untuk membunuh atau melakukan peperangan. Peristiwa
tersebut kemudian digunakan oleh kaum Quraist untuk memfitnah dengan
mengatakan kaum muslim melanggar bulan suci. Pada saat itu turun firman
Allah SWT surah al-Baqarah (2) ayat 217 yang menjelaskan tentang
ketentuan berperang pada bulan Haram (bulan Rajab)
Sariyah Qirdah (Jumadilakhir 3 H)
Sariyah
Qirdah berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di Nejd (Arab Saudi).
Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang kuda, dipimpin oleh Zaid bin
Harisah. Sariyah Qirdah bertujuan untuk menghadang kafilah Quraisy dari
Mekah. Perang ini berhasil dimenangkan kaum muslim dengan menyita harta
kaum Quraisy. Harta tersebut kemudian dijadikan ganimah (harta rampasan
perang), yang merupakan ganimah pertama dalam sejarah perang Islam.
Sebagian orang musyrik yang tidak melarikan diri selanjutnya dibawa ke
Madinah dan akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
Sariyah Bani Asad (4 H)
Sariyah
ini berlangsung di Gunung Bani Asad, di sebelah timur Madinah. Nabi
Muhammad SAW memerintahkan kaum muslim untuk menghadang Bani Asad yang
berencana untuk menyerang Madinah. Nabi SAW menganjurkan agar pasukan
muslim berjalan pada malam hari dengan menempuh jalan yang tidak biasa
dilalui orang. Pasukan muslim yang dipimpin Abu Salam al-Makhzum dan
terdiri dari 150 orang berhasil menyergap musuh. Mereka juga mendapatkan
ganimah (harta rampasan perang) dari pihak Bani Asad.
Sariyah Raji (Safar 4 H)
Sariyah
ini berlangsung di Raji', yakni suatu daerah yang terletak di antara
Mekah dan 'Asfan dan melibatkan pasukan muslimin melawan pasukan Bani
Huzail. Perang ini dilatarbelakangi oleh rencana pemimpin Bani Huzail,
Khalid bin Sufyan bin Nubaih al-Huzali,untuk menyerang Madinah. Nabi
Muhammad SAW memerintahkan Abdullah bin Unais meneliti kebenaran rencana
tersebut. Abdullah kemudian membunuh Khalid dan melaporkan kejadian itu
kepada Nabi Muhammad SAW. Bani Lihyan, cabang Bani Huzail merencanakan
balas dendam atas terbunuhnya Khalid. Mereka meminta agar Nabi Muhammad
SAW mengirimkan beberapa sahabat untuk memberi pelajaran agama Islam
kepada mereka.Nabi Muhammad SAW mengabulkan permintaan itu dan
mengirimkan enam orang sahabat beserta rombongan utusan Bani Lihyan.
Keenam sahabat disergap oleh pasukan Bani Huzail di Raji'. Para sahabat
itu sempat mengadakan perlawanan, namun tiga orang terbunuh dan tiga
lainnya ditawan oleh musuh. Tiga orang sahabat yang ditawan selanjutnya
dibawah ke kaum musyrikin Mekah dan akhirnya dibunuh.
Sariyah Biru Ma'unah (Safar 4 H)
Sariyah
Bi'ru Ma'unah berlangsung di wilayah timur Madinah antara kaum muslim
dan Bani Amir. Nabi Muhammad SAW mengutus Amir bin Malik (Abu Barra'),
seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya menolak untuk memeluk
agama Islam, beserta al-Munzir bin Amar dari Bani Sa'idah untuk memimpin
40 orang tentara yang terdiri dari para penghafal Al-Qur'an. Rombingan
tersebut berjalan sampai di Bi'ru Ma'unah, yakni suatu daerah antara
Bani Amir dan Bani Salim. Mereka mengirimkan surat kepada Amir bin
Tufail, pemimpin Bani Amir, melalui seorang anggota pasukan yang bernama
Haram bin Malhan. Amir bin Tufail membunuh Haram bin Malhan, sehingga
memicu peperangan antara kedua belah pihak. Kaum muslim mengalami
kekalahan dalam sariyah ini karena semua pasukan gugur, kecualil Ka'b
bin Zaid al-Ansari. Rabi'ah, anak Abu Barra', membunuh Amir bin Tufail
dengan sebilah tombak sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.
Sariyah Ijla' Bani Nadir
Sariyah
Ijla' Bani Nazir merupakan sariyah yang dilakukan sahabat Nabi SAW
untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka.Latar belakang
tindakan ini adalah niat Bani Nadir untuk membunuh utusan Nabi Muhammad
SAW. Utusan Nabi SAW tersebut ingin menyelesaikan maslaah pembunuhan
yang dilakukan Amr bin Umayyah, kabilah Bani Amir dan sekutu Bani Nadir,
terhadap dua orang muslimin. Tindakan pengusiran ini semula tidak
mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab, epmimpin Bani Nadir, tetapi
karena diancam akan diserang oleh kaum muslim akhirnya mereka mau pindah
daerahnya. Nabi SAW memberi jaminan keselamatan atas harta benda dan
anak-anak mereka sampai keluar dari Madinah. Sebagian dari Bani Nadir
menetap di Khaibar dan di Syam (Suriah).
Sariyah Zi al-Qissah
Sariyah
berlangsung di Zi al-Qissah, sekitar 24 mil dari Madinah, antara kaum
muslim dan Bani Sa'labah. Bani Sa'labah berencana menyerang peternakan
kaum muslim di Haifa', suatu tempat yang jauh dari Madinah. Setelah
mengetahui rencana tersebutm pasukan muslimin segera menyerang Bani
Sa'labah dengan mengirim 10 orang yang dipimpin oleh Muhammad bin
Maslamah. Pasukan pertama itu gagal menjalankan tugas karena mereka
dibunuh ketika beristirahat di pinggiran desa. Muhammad bin Maslamah
melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya Nabi
SAW mengirimkan pasukan kedua di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Bani Sa'labah melarikan diri ketika Abu Ubaidah sampai di tempat itu.
Sariyah Ka'b bin Umair al-Gifari (8 H)
Latar
belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musyrikin di Zat Atlah,
suatu tempat di Syam (Suriah),terhadap ajakan beberapa utusan Nabi
Muhammad SAW untuk memeluk agama Islam. Nabi SAW mengirimkan 15 tentara
untuk menyerang mereka. Pertempuran tersebut berlangsung sengit, dan
akhirnya semua pasukan muslim menjadi syuhada, kecuali Ka'b bin Umair
al-Gifari (pemimpin perang) yang dapat menyelamatkan diri.Daftar Perang Besar Umat Islam Sejak Jaman Rasulullah

PERANG
BADAR Inilah perang pertama yang dilakukan kaum muslimin. Sekaligus
peristiwa paling penting bagi sejarah perkembangan da’wah Islam. Meski
dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dibanding kekuatan musuh, dengan
pertolongan Allah, kaum muslimin berhasil menang menaklukkan pasukan
kafir. Rasulullah SAW berngkat bersma tigaratusan orang sahabat dalam
perang Badar. Ada yang mengatakan mereka berjumlah 313, 314, dan 31 7
orang. Mereka kira-kira terdiri dari 82 atau 86 Muhajirin serta 61
kabilah Aus dan 170 kabilah Khazraj. Kaum muslimin memang tidak
berkumpul dalam jumlah besar dan tidak melakukan persiapan sempurna.
mereka hanya memiliki dua ekor kuda, milik Zubair bin Awwam dan Miqdad
bin Aswad al-Kindi. Di samping itu mereka hanya membawa tujuh puluh onta
yang dikendarai secara bergantian, setiap onta untuk dua atau tiga
orang. Rasulullah saw sendiri bergantian mengendarai onta dengan Ali dan
Murtsid bin Abi Murtsid Al-Ghanawi. Sementara jumlah pasukan kafir
Quraisy sepuluh kali lipat. Tak kurang seribu tiga ratusan prajurit.
Dengan seratus kuda dan enam ratus perisai, serta onta yang jumlahnya
tak diketahui secara pasti, dan dipimpin langsung oleh Abu Jahal bin
Hisyam. Sedangkan pendanaan perang ditanggung langsung oleh sembilan
pemimpin Quraisy. Setiap hari, mereka menyembelih sekitar sembilan atau
sepuluh ekor unta.

PERANG
UHUD Kekalahan di Badar menanamkan dendam mendalam di hati kaum kafir
Quraisy. Mereka pun keluar ke bukit Uhud hendak menyerbu kaum Muslimin.
Pasukan Islam berangkat dengan kekuatan sekitar seribu orang prajurit,
seratus diantaranya menggunakan baju besi, dan lima puluh lainnya
menunggang kuda. Di sebuah tempat bernama asy-Syauth, kaum muslimin
melakukan shalat subuh. Tempat ini sangat dekat dengan musuh sehingga
mereka bisa dengan mudah saling melihat. Ternyata pasukan musuh
berjumlah sangat banyak. Mereka berkekuatan tiga ribu tentara, terdiri
dari orang-orang Quraisy dan sekutunya. Mereka juga memiliki tiga ribu
onta, dua ratus ekor kuda dan tujuh ratus buah baju besi. Pada kondisi
sulit itu, Abdullah bin Ubay, sang munafiq, berkhianat dengan membujuk
kaum muslimin untuk kembali ke Madinah. Sepertiga pasukan, atau sekitar
tiga ratus prajurit akhirnya mundur. Abdullah bin Ubay mengatakan, “Kami
tidak tahu, mengapa kami membunuh diri kami sendiri?" Setelah
kemunduran tiga ratus prajurit tersebut, Rasulullah melakukan
konsolidasi dengan sisa pasukan yang jumlahnya sekitar tujuh ratus
prrajurit untuk melanjutkan perang. Allah memberi mereka kemenangan,
meski awalnya sempat kocar-kacir.

PERANG
MU'TAH Perang Mu’tah merupakan pendahuluan dan jalan pembuka untuk
menaklukkan negeri-negeri Nasrani. Pemicu perang Mu’tah adalah
pembunuhan utusan Rasulullah bernama al-Harits bin Umair yang
diperintahkan menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra. Al-Harits
dicegat oleh Syurahbil bin Amr, seorang gubernur wilayah Balqa di Syam,
ditangkap dan dipenggal lehemya. Untuk perang ini, Rasulullah
mempersiapkan pasukan berkekuatan tiga ribu prajurit. Inilah pasukan
Islam terbesar pada waktu itu. Mereka bergerak ke arah utara dan
beristirahat di Mu’an. Saat itulah mereka memperoleh informasi bahwa
Heraklius telah berada di salah satu bagian wilayah Balqa dengan
kekuatan sekitar seratus ribu prajurit Romawi. Mereka bahkan mendapat
bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih
seratus ribu prajurit. Jadi total kekuatan mereka adalah dua ratus ribu
prajurit.

PERANG
AHZAB Dua puluh pimpinan Yahudi bani Nadhir datang ke Makkah untuk
melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu untuk menumpas kaum
muslimin. Pimpinan Yahudi bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghathafan dan
mengajak mereka untuk melakukan apa yang mereka serukan pada orang
Quraisy. Selanjutnya mereka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar
Makkah untuk melakukan hal yang sama. Semua kelompok itu akhirnya
sepakat untuk bergabung dan menghabisi kaum muslimin di Madinah sampai
ke akar-akarnya. Jumlah keseluruhan pasukan Ahzab (sekutu) adalah
sekitar sepuluh ribu prajurit. Jumlah itu disebutkan dalam kitab sirah
adalah lebih banyak ketimbang jumlah orang-orang yang tinggal di Madinah
secara keseluruhan, termasuk wanita, anak-anak, pemuda dan orang tua.
Menghadapi kekuatan yang sangat besar ini, atas ide Salman al-Farisi,
kaum muslimin menggunakan strategi penggalian parit untuk menghalangi
sampainya pasukan musuh ke wilayah Madinah.

PERANG
TABUK Romawi memiliki kekuatan militer paling besar pada saat itu.
Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang Mu’tah. Kaum muslimin
mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Romawi dan
raja Ghassan. Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah
sekitar empat puluh ribu personil. Keadaan semakin kritis, karena
suasana kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah kesulitan dan
kekurangan pangan. Mendengar persiapan besar pasukan Romawi, kaum
muslimin berlomba melakukan persiapan perang. Para tokoh sahabat memberi
infaq fi sabilillah dalam suasana yang sangat mengagumkan. Utsman
menyedekahkan dua ratus onta lengkap dengan pelana dan barang-barang
yang diangkutnya. Kemudian ia menambahkan lagi sekitar seratus onta
lengkap dengan pelana dan perlengkapannya. Lalu ia datang lagi dengan
membawa seribu dinar diletakkan di pangkuan Rasulullah saw. Utsman terus
bersedekah hingga jumlahnya mencapai sembilan ratus onta seratus kuda,
dan uang dalam jumlah besar. Abdurrahman bin Auf membawa dua ratus
uqiyah perak. Abu bakar membawa seluruh hartanya dan tidak menyisakan
untuk keluarganya kecuali Allah dan Rasul-Nya. Umar datang menyerahkan
setengah hartanya. Abbas datang menyerahkan harta yang cukup banyak.
Thalhah, Sa’d bin Ubadah, dan Muhammad bin Maslamah, semuanya datang
memberikan sedekahnya. Ashim bin Adi datang dengan menyerahkan sembilan
puluh wasaq kurma dan diikuti oleh para sahabat yang lain. Jumlah
pasukan Islam yang terkumpul sebenarnya cukup besar, tiga puluh ribu
personil. Tapi mereka minim perlengkapan perang. Bekal makanan dan
kendaraan yang ada masih sangat sedikit dibanding dengan jumlah pasukan.
Setiap delapan belas orang mendapat jatah satu onta yang mereka
kendarai secara bergantian. Berulangkali mereka memakan dedaunan
sehingga bibir mereka rusak. Mereka terpaksa menyembelih unta, meski
jumlahnya sedikit, agar dapat meminum air yang terdapat dalam kantong
air onta tersebut. Oleh karena itu, pasukan ini dinamakan jaisyul
usrrah, atau pasukan yang berada dalam kesulitan.

PERANG
AKHIR ZAMAN Mungkin sebentar lagi jumlah pasukan: seluruh kaum muslimin
Musuh: Antek2 zionis dan dajjal Menghindar atau tidak, yakinlah perang
satu ini akan datang. Satukan tekad , jiwa dan raga , semangat , dan
cinta terhadap Agama Islam dalam tombak kemenangan yang akan menuntum
kita ke jalan Syuhada . ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR
0 Response to "Daftar Perang Sejak Jaman Rasulullah"
Posting Komentar
Silahkan komentar yg positip