1. Nabi Muhammad S.A.W bersabda;
“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang
meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku
menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta
meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di
bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)
2. Nabi Sulaiman ‘alaihissalam berkata kepada putranya:
“Tinggalkanlah mira’ (jidal,berdebat karena ragu-ragu dan menentang)
itu, karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di
antara orang-orang yang bersaudara.”
(Ad-Darimi: 309, al Baihaqi, Syu’abul Iman: 1897)
3. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa
“Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan
cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila
kamu selalu berbicara dengan selain dzikir kepada Allah.”
(al-Fakihi dalam Akhbar Makkah)
4. Abud Darda radhiyallahu ‘anhu
“Engkau tidak menjadi alim sehingga engkau belajar, dan engkau tidak
disebut mengerti ilmu sampai engkau mengamalkannya. Cukuplah dosamu bila
kamu selalu mendebat, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu menentang.
Cukuplah dustamu bila kamu selalu berbicara bukan dalam dzikir tentang
Allah.”
(Darimi: 299)
5. Muslim Ibn Yasar rahimahullah
“Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat bodohnya seorang alim, di dalamnya setan menginginkan ketergelincirannya.”
(Ibnu Baththah, al- Ibanah al-Kubra; Darimi: 404)
6. Umar ibn Abdul Aziz rahimahullah
“Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai sasaran untuk perdebatan maka ia akan banyak berpindah-pindah(agama).”
(Ibnu Baththah, al-Ibanah al-Kubra: 565)
Ini hadistnya shohih ga.?
ReplyDelete