Tausiyah Al habib jindan bin noval bin salim bin jindan
Tausiyah Al habib jindan bin noval bin salim bin jindan
Habib Ali bin Muhammad bin husein Al Habsyi (shohibul maulid
simtudduror) pernah berkata,:
“siapa gerangan yang rela yang mau
menasehati saya” ini ulama besar, imam besar tentang “siapa mana orang
yang menasehati saya, saya siap mendengarkannya” “mana gerangan para
penasehat, para pemberi nasehat yang rela memberikan nasehat kepada
siapapun juga?” sampai beliau bilang, “itu orang di kota sewun orang
kampung saya, katanya sayang sama saya cinta sama saya, tapi saya ga
yakin, saya ga percaya. Kenapa? Ga ada satupun yang pernah ngetok pintu
rumah saya, nasehatin saya. Kalau cinta sama saya, harusnya nasehatin
saya. Ketok pintu rumah saya, nasehatin saya, ‘ya Ali ente punya salah
ini, ente punya aib ini, hal ini ga baik untuk dirimu, dan ini dan itu.’
Nah, itu baru cinta sama saya.”
Sebab, kata sayyidina Umar bin
Khattab, beliau mengatakan bahwasannya “orang yang paling saya cintai
adalah orang memberitahu aib dan kekurangan saya.” “dikasih tahu
kekurangannya, aibnya, nah itu orang yang paling saya cintai.” Sebab
kemaksiatan, aib, dan kekurangan, itu ibarat lubang. mungkin kita pernah
tidak melihat lubang tersebut. Kita mungkin pernah tidak melihat duri
dan lubang tersebut, tatkala kita hampir menginjaknya, kita hampir
celaka gara-gara gangguan tersebut, lantas ada yang mengingatkan kita
dan menegur kita. Harusnya kita gembira, kita seneng, “Alhamdulillah
masih ada yang ngingetin saya.” Bukan malah kita marah, “kenapa engkau
kasih tau, biarin aja saya kejeblos, biaran aja saya ditusuk, biarin aja
saya jatuh ke jurang, biaran aja saya digigit ular.” Seharusnya orang
gembira, dan juga orang ketika dinasehati ga ada hak untuk berkata “kamu
nasehatin saya dengan cara yang baik, dengan cara yang santun” ini
nasehat ini memang setiap da’I harus memberikan nasehat dengan cara yang
baik, dengan cara yang santun, itu tugas dia. Tetapi objek dakwah tugas
dia yang diberi nasehat, harus menerima nasehat. Mau dinasehatin dengan
cara yang baik ataupun dengan cara yang tidak baik. Udah yang namanya
yang hak, terima! Jangan berdalih karena caranya ga bagus, “saya ga mau
terima.” Lantas apakah ini membenarkan kitabnya dalam menolak ajaran
tersebut? tidak! Tidak menjadi benar.
Ketahuilah, di dalam
memberikan nasehat tersebut kata Habib Ali “orang sekarang satu sama
lain ga mau memberi nasehat. Dianggap teman dia adalah yang tidak
menasehati dia. Nah itu temen Tapi kalau udah negur dia, udah nasehatin
dia, udah ngasih tau aib dan kekurangan dia, nah ini musuh, dia benci
sama saya. Padahal diselamatkan dari jurang , dari racun, dari bahaya.”
Sehingga kata habib Abdullah bin Alwi Al Haddad bahwasannya di zaman
sekarang udah jarang seorang pendamping, seorang sahabat, yang mencegah
kita dari keburukan, mencegah kita dari kemungkaran, nasehatin kita,
negor kita. Yang ada kalau ditegor, dia benci, “ah engkau berarti ga
demen sama saya. Ga seneng sama saya.” Padahal justru karena sayang
makanya ditegor. Tapi orang jaman sekarang ga mau dinasehati. Kenapa?
kata Habib Ali “mereka saling-saling ketahuan boroknya, ketauan
kesalahannya ehingga mereka saling berkata ‘yauda deh jangan engkau
nasehati aku, aku tidak akan menasehati engkau’ saling diam satu sama
lain. Kita inilah sumber daripada penyakit yang ga mau saling
menasehati, sebab kalau dinasehati “kau begini” dan yang lain berkata
“dan engkau juga salah, begini begini” kembali mengungkit kesalahan
saudaranya yang lain.
Oleh Karena itu saudara-saudara sekalian,
Ayo dirikan saling menasehati satu sama lain di dalam keluarga kita,
rumah tangga, lingkungan kita, dimanapun tempat kita, saling menasehati
satu sama lain. Hingga dikatakan “kullu kuutibanasahit” sehingga seorang
nasehat itu terkenal di mana mana, amar ma’ruf nahi munkar tersebar di
mana-mana. Sampai dikatakan oleh para ulama, “jalanan-jalanan kota Tarim
adalah guru bagi orang yang tidak memiliki guru”. Kenapa? sebab
seseorang ditegur, dia mendapat nasehat, mendapat ilmu, dari orang-orang
yang jalan di kota Tarim.
Dengan nasehat dia membimbing mereka ke jalan
yang diridhoi Allah SWT. Oleh karena itu, dirikan nasehat, jangan kita
lengah jangan kita diem aja kita liat anak perempuan kita ga pakai
kerudung, bergaul dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, dan kita diem,
bukan bukan itu hal yang diridhoi Allah SWT. Tegur, Nasehati. Dia mau
terima atau ga mau terima. Kita nasehati bukan karena dia, tapi karena
Allah SWT. Itu orang ga mau terima. Yang penting Allah Ta’ala mau
menerima. Semoga Allah Ta’ala mau menerima amalan kita, Allah SWT
memberikan Taufik dan hidayah untuk kita semua. Aamiin.
0 Response to "Tausiyah Al habib jindan bin noval bin salim bin jindan"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip