‘Aliy bin Abi Thaalib Seorang yang Loyal terhadap ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhumaa
Bukan hanya kepada Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa, akan
tetapi ‘Aliy bin Abi Thaalib juga menunjukkan loyalitasnya kepada
‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhumaa.
‘Aliy telah menamakan sebagian anak-anaknya dengan namanya (‘Utsmaan).[1]
‘Aliy bin Abi Thaalib adalah orang kedua yang berbaiat kepada ‘Utsmaan
bin ‘Affaan setelah ‘Abdurrahmaan bin ‘Auf radliyallaahu ‘anhum :
عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ قَالَ .......ثُمَّ خَلَا بِالْآخَرِ فَقَالَ
لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ فَلَمَّا أَخَذَ الْمِيثَاقَ قَالَ ارْفَعْ يَدَكَ يَا
عُثْمَانُ فَبَايَعَهُ فَبَايَعَ لَهُ عَلِيٌّ وَوَلَجَ أَهْلُ الدَّارِ
فَبَايَعُوهُ
Dari ‘Amr bin Maimuun, ia berkata : “……..Kemudian dia
berbicara menyendiri dengan 'Utsmaan dan berkata sebagaimana yang
dikatakannya kepada 'Aliy. Ketika dia mengambil perjanjian bai'at,
'Abdurrahmaan berkata : "Angkatlah tanganmu wahai 'Utsmaan". Maka
Abdurrahmaan membai'at 'Utsmaan lalu 'Ali ikut membai'atnya kemudian
para penduduk masuk untuk membai'at 'Utsman" [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 3700].
‘Aliy bin Abi Thaalib memuji ‘Utsmaan dan memerintahkan manusia untuk tidak berbicara tentang diri ‘Utsmaan kecuali kebaikan.
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَاطِبٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا يَخْطُبُ يَقُولُ:
"إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا
مُبْعَدُونَ، قَالَ: عُثْمَانُ مِنْهُمْ
"Dari Muhammad bin Haathib,
ia berkata : Aku mendengar ‘Aliy berkhutbah dan berkata : “(Allah
berfirman) : ‘Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka
ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka’ (QS.
Al-Anbiyaa’ : 101)”. ‘Aliy berkata : “’Utsmaan termasuk di antara
mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 32588; shahih[2]].
عَنْ سُوَيْد قَالَ : وَاللَّهِ لا أُحَدِّثُكُمْ إِلا شَيْئًا سَمِعْتُهُ
مِنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُهُ
يَقُولُ: " يَا أَيُّهَا النَّاسُ، لا تَغْلُوا فِي عُثْمَانَ وَلا
تَقُولُوا لَهُ إِلا خَيْرًا أَوْ قُولُوا لَهُ خَيْرًا فِي الْمَصَاحِفِ
وَإِحْرَاقِ الْمَصَاحِفِ، ...... وَاللَّهِ لَوْ وُلِّيتُ لَفَعَلْتُ
مِثْلَ الَّذِي فَعَلَ
Dari Suwaid, ia berkata : Demi Allah, aku
tidak berkata kepada kalian kecuali yang aku dengar dari ‘Aliy bin Abi
Thaalib radliyallaahu ‘anhu. Aku mendengarnya berkata : ‘Wahai sekalian
manusia, janganlah kalian berlebih-lebihan dalam (mencela) ‘Utsmaan, dan
janganlah kalian berkata kepadanya kecuali kebaikan – atau : berkatalah
kepadanya dengan kebaikan – dalam masalah mushhaf-mushhaf dan
pembakaran mushhaf-mushhaf[3]…….Demi Allah, seandainya aku diberikan
kekuasaan/kewenangan, niscaya aku akan melakukan seperti yang ia
lakukan” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Daawud dalam Al-Mashaahif hal. 205
no. 77; shahih].
‘Aliy bin Abi Thaalib menjadi penasihat dan
pendukung kebijakan ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhumaa pada
masa kekhilafahannya.
وحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ،
وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ ، وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ ، قَالُوا : حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيلُ وَهُوَ ابْنُ عُلَيَّةَ ، عَنْ ابْنِ أَبِي عَرُوبَةَ ،
عَنْعَبْدِ اللَّهِ الدَّانَاجِ . ح وحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ وَاللَّفْظُ لَهُ ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ
حَمَّادٍ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ الْمُخْتَارِ ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ فَيْرُوزَمَوْلَى ابْنِ عَامِرٍ الدَّانَاجِ ،
حَدَّثَنَا حُضَيْنُ بْنُ الْمُنْذِرِ أَبُو سَاسَانَ قَالَ : "شَهِدْتُ
عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ وَأُتِيَ بِالْوَلِيدِ قَدْ صَلَّى الصُّبْحَ
رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ قَالَ : أَزِيدُكُمْ فَشَهِدَ عَلَيْهِ رَجُلَانِ
أَحَدُهُمَا حُمْرَانُ أَنَّهُ شَرِبَ الْخَمْرَ وَشَهِدَ آخَرُ أَنَّهُ
رَآهُ يَتَقَيَّأُ ، فَقَالَ عُثْمَانُ : إِنَّهُ لَمْ يَتَقَيَّأْ حَتَّى
شَرِبَهَا ، فَقَالَ : يَا عَلِيُّ قُمْ فَاجْلِدْهُ ، فَقَالَعَلِيٌّ :
قُمْ يَا حَسَنُ فَاجْلِدْهُ ، فَقَالَ الْحَسَنُ : وَلِّ حَارَّهَا مَنْ
تَوَلَّى قَارَّهَا فَكَأَنَّهُ وَجَدَ عَلَيْهِ ، فَقَالَ يَا عَبْدَ
اللَّهِ بْنَ جَعْفَرٍ : قُمْ فَاجْلِدْهُ ، فَجَلَدَهُ وَعَلِيٌّ يَعُدُّ
حَتَّى بَلَغَ أَرْبَعِينَ ، فَقَالَ : أَمْسِكْ ثُمَّ ، قَالَ : جَلَدَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعِينَ ، وَجَلَدَ
أَبُو بَكْرٍ أَرْبَعِينَ ، وَعُمَرُ ثَمَانِينَ وَكُلٌّ سُنَّةٌ وَهَذَا
أَحَبُّ إِلَيَّ "
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin
Abi Syaibah, Zuhair bin Harb, dan ‘Aliy bin Hujr, mereka berkata : Telah
menceritakan kepada kami Ismaa’iil bin ‘Ulayyah, dari Ibnu Abi
‘Aruubah, dari ‘Abdullah Ad-Danaaj (ح). Dan telah menceritakan kepada
kami Ishaaq bin Ibraahiim Al-Handhaliy – dan lafadh ini miliknya - :
Telah mengkhabarkan kepada kami Yahyaa bin Hammaad : Telah menceritakan
kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin Al-Mukhtaar : Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdullah bin Fairuuz maulaa Ibni ‘Aamir Ad-Danaaj : Telah
menceritakan kepada kami Hudlain bin Al-Mundzir Abu Saasaan, ia berkata :
“Aku menyaksikan ‘Utsmaan bin ‘Affaan, yang waktu itu Al-Waliid dibawa
ke hadapannya yang baru saja menyelesaikan shalat Shubuh dua raka’at.
(Penyebabnya adalah) Al-Waliid berkata (karena mabuk) : ‘Apakah aku
menambah raka’at bagi kalian ?’. Dua orang shahabat memberikan kesaksian
padanya. Salah satunya adalah Humraan yang memberikan kesaksian
bahwasannya ia (Al-Waliid) telah meminum khamr. Sedangkan yang lain
memberikan kesaksian bahwasannya ia melihatnya muntah (karena khamr).
‘Utsmaan berkata : ‘Ia tidak akan muntah jika tidak meminumnya’.
Kemudian ia berkata : ‘Wahai ‘Aliy, berdirilah dan deralah orang ini !’.
Lalu ‘Aliy berkata : ‘Berdirilah wahai Hasan, dan deralah ia !’.
Al-Hasan (bin ‘Aliy) berkata : ‘Suruhlah orang yang menikmati jabatan
(maksudnya ‘Utsmaan – Abul-Jauzaa’) yang mengerjakannya !’. Sepertinya
Al-Hasan sedang marah kepadanya. Lalu ‘Aliy berkata : ‘Wahai ‘Abdullah
bin Ja’far, berdirilah dan deralah ia !’. Lalu ‘Abdulah menderanya,
sedangkan ‘Aliy menghitungnya, hingga pada hitungan keempatpuluh, ia
berkata : ‘Tahan !’. Lalu ia melanjutkan perkataannya : ‘Nabi
shalallaahu ‘alaihi wa sallam telah mendera sebanyak empatpuluh kali,
Abu Bakr empatpuluh kali, dan ‘Umar delapanpuluh kali. Semuanya sunnah.
Namun ini (yaitu deraan empatpuluh kali) lebih aku sukai” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 1707].
‘Aliy bin Abi Thaalib berlepas diri dari
pembunuhan ‘Utsmaan radliyallaahu ‘anhumaa dan tidak ridlaa dengan apa
yang telah menimpanya.
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ
عَاصِمٍ، عَنْ أَبِي زُرَارَةَ، وَأَبِي عَبْدِ اللَّهِ، قَالَا: سَمِعْنَا
عَلِيًّا، يَقُولُ: " وَاللَّهِ مَا شَارَكْتُ وَمَا قَتَلْتُ، وَلَا
أَمَرْتُ وَلَا رَضِيتُ " يَعْنِي: قَتْلَ عُثْمَانَ
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdah bin Sulaimaan, dari ‘Aashim, dari Abu
Zuraarah dan Abu ‘Abdillah, mereka berdua berkata : Kami mendengar ‘Aliy
berkata : “Demi Allah, aku tidak berserikat (dalam membunuhnya), aku
tidak membunuhnya, aku tidak memerintahkannya (untuk membunuhnya), dan
aku pun tidak meridlainya – yaitu : pembunuhan ‘Utsmaan” [Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah 15/208 (21/303) no. 38828; shahih].
Dan sungguh, ‘Aliy bin Abi Thaalib adalah orang yang benar-benar loyal kepada ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhumaa.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنْ أَبِي يَعْلَى، عَنِ ابْنِ الْحَنَفِيَّةِ، قَالَ: قَالَ
عَلِيٌّ: " لَوْ سَيَّرَنِي عُثْمَانُ إِلَى صِرَارٍ لَسَمِعْتُ لَهُ
وَأَطَعْتُ "
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahmaan bin
Mahdiy, dari Sufyaan (Ats-Tsauriy), dari ayahnya, dari Abu Ya’laa, dari
Ibnul-Hanafiyyah, ia berkata : Telah berkata ‘Aliy : “Seandainya
‘Utsmaan mengirimkanku ke shiraar, sungguh aku akan mendengarkannya dan
mematuhinya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 15/225 (21/321-322) no.
38854; shahih].
Adakah orang yang mencintai mereka berdua dengan
sebesar-besar kecintaan selain Ahlus-Sunnah ?. Ahlus-Sunnah adalah
pembela dan penjaga ajaran ‘Aliy bin Abi Thaalib beserta Ahlul-Baitnya
dari rongrongan kaum pembenci ajaran mereka (Naashibiy) kalangan Syi’ah
Raafidlah.
Allah ta’ala berfirman :
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ
مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk
Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun
rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” [QS. At-Taubah : 100].
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ،
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حُمَيْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي
الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ،
وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ، وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ،
وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي
الْجَنَّةِ "
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah : Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad, dari ‘Abdurrahmaan
bin Humaid, dari ayahnya, dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Auf, ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Abu Bakr di
surga, ‘Umar di surga, ‘Utsmaan di surga, ‘Aliy di surga, Thalhah di
surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdurrahmaan in ‘Auf di surga, Sa’d di
surga, Sa’iid di surga, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarraah di surga”
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3747; shahih].
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 20101434/26082013 – 23:30].
[1] ‘Utsmaan bin ‘Aliy bin Abi Thaalib yang dilahirkan dari istri
‘Aliy yang bernama Ummul-Baniin bintu Hizaam bin Daarim. Ia (‘Utsmaan)
meninggal bersama Al-Husain bin ‘Aliy radliyallaahu ‘anhumaa di
Karbalaa’ [lihat referensi Syi’ah di sini].
[2] Silakan baca
artikel : ‘Aliy bin Abi Thaalib : ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu
‘anhumaa Termasuk Orang-Orang yang Dijauhkan dari Neraka.
[3]
Para ulama menjelaskan bahwa pembakaran tersebut dilakukan karena ia
(‘Utsmaan) menerima informasi akan keberagaman bacaan Al-Qur’andi
tengah-tengah khalayak. Bahkan, banyak orang berdebat karenanya.
‘Utsmaan kemudian memerintahkan untuk melakukan kodifikasi untuk
menyatukan bacaan dan juga memerintahkan untuk membakar mushhaf-mushhaf
yang menyelisihinya. Mushhaf-mushhaf yang dibakar tadi adalah mushhaf
yang di dalamnya terdapat ayat-ayat yang telah mansuukh, mushhaf yang
tidak urut penyusunan suratnya, atau mushhaf yang bercampur dengan
tafsir/perkataan shahabat.
abdkadiralhamid@2013
0 Response to "‘Aliy bin Abi Thaalib Seorang yang Loyal terhadap ‘Utsmaan bin ‘Affaan radliyallaahu ‘anhumaa"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip