//

Manaqib Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad (Seiwun, Hadramaut, 1273 H/1838 M - Tegal, 18 Rajab tahun 1885 M )

Manaqib Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad 

Seiwun, Hadramaut, 1273 H/1838 M - Tegal, 18 Rajab tahun 1885 M

 

Habib Muhammad,Saudagar yang berdakwah di kota Tegal



Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad (Seiwun, Hadramaut, 1273 H/1838 M - Tegal, 18 Rajab tahun 1885 M ) Habib Muhammad adalah cucu Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Shohib Ratib al-Haddad; lahir di Seiwun, Hadramaut, Yaman pada tahun 1273 H/ 1838 M. Beliau belajar agama pada kakeknya dan ulama Hadramaut, hingga dikenal sebagai ulama besar. Nasab beliau adalah al-Habib Muhammad bin Thohir bin Umar bin Abubakar bin Ali bin Alwi bin Abdullah (Shahib Ratib al-Haddad) bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abubakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Jakfar ash- Shadiq bin Muhammad al- Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fathimah az- Zahra al-Batul binti Rasulullah saw. Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad dikenal sebagai ulama yang dermawan. Bila beliau berkunjung ke sebuah kota, bukan beliau yang menjadi tamu mereka, tetapi justru orang kota yang menjadi tamunya, dan beliau menjamu mereka.

Dalam perjalanan hidupnya, Habib Muhammad juga sukses sebagai saudagar. Bila berkunjung ke suatu tempat, beliau membawa 40 pembantunya untuk memikul berbagai keperluan untuk menjamu penduduk kota, “Bukan Habib Muhammad yang menjadi tamu, justru orang kota yang menjadi tamunya.” Ujar Habib Abdullah bin Hasan bin Husein al-Haddad, cicit beliau. Ketika berumur 47 tahun, beliau bersama dua anaknya berkunjung ke Indonesia. Selama 45 hari, beliau berdakwah dan berdagang di berbagai kota; namun kemudian jatuh sakit dan meninggal di kota Tegal pada 18 Rajab tahun 1885 M. Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad dimakamkan di kompleks pemakaman Al-Haddad, Kauman, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Jawa Tengah.

. Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad (Seiwun, Hadramaut, 1273 H/1838 M - Tegal, 18 Rajab tahun 1885 M ) Habib Muhammad adalah cucu Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, Shohib Ratib al-Haddad; lahir di Seiwun, Hadramaut, Yaman pada tahun 1273 H/ 1838 M. Beliau belajar agama pada kakeknya dan ulama Hadramaut, hingga dikenal sebagai ulama besar. Nasab beliau adalah al-Habib Muhammad bin Thohir bin Umar bin Abubakar bin Ali bin Alwi bin Abdullah (Shahib Ratib al-Haddad) bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abubakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Abdullah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Jakfar ash- Shadiq bin Muhammad al- Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fathimah az- Zahra al-Batul binti Rasulullah saw. Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad dikenal sebagai ulama yang dermawan. Bila beliau berkunjung ke sebuah kota, bukan beliau yang menjadi tamu mereka, tetapi justru orang kota yang menjadi tamunya, dan beliau menjamu mereka.
Dalam perjalanan hidupnya, Habib Muhammad juga sukses sebagai saudagar. Bila berkunjung ke suatu tempat, beliau membawa 40 pembantunya untuk memikul berbagai keperluan untuk menjamu penduduk kota, “Bukan Habib Muhammad yang menjadi tamu, justru orang kota yang menjadi tamunya.” Ujar Habib Abdullah bin Hasan bin Husein al-Haddad, cicit beliau. Ketika berumur 47 tahun, beliau bersama dua anaknya berkunjung ke Indonesia. Selama 45 hari, beliau berdakwah dan berdagang di berbagai kota; namun kemudian jatuh sakit dan meninggal di kota Tegal pada 18 Rajab tahun 1885 M. Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad dimakamkan di kompleks pemakaman Al-Haddad, Kauman, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Jawa Tengah.

Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad ( 1838 -1885 ) dikenal sebagai ulama yang dermawan. Habib yang makamnya di Makam Al Haddad, Kauman, Tegal, ini bila berkunjung ke sebuah kota, bukan beliau yang menjadi tamu mereka, tetapi justru orang kota yang menjadi tamunya, dan beliau menjamu mereka.

Habib Muhammad adalah cucu Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, Shohib Ratib; lahir di Gaidun, Hadramaut, Yaman pada tahun 1838 M. Beliau belajar agama pada kakeknya dan ulama Hadramaut, hingga di kenal sebagai ulama besar.
Dalam perjalanan hidupnya, Habib Muhammad juga sukses sebagai saudagar. Bila berkinjung ke suatu tempat, beliau membawa 40 pembantunya untuk memikul berbagai keperluan untuk menjamu penduduk kota, “Bukan Habib Muhammad yang menjadi tamu, justru orang kota yang menjadi tamunya.” Ujar Habib Abdullah bin Hasan bin Husein Al Haddad, cicit beliau.


Ketika berumur 47 tahun, beliau bersama dua anaknya berkunjung ke Indonesia. Selama 45 hari, beliau berdakwah dan berdagang di berbagai kota; namun kemudian jatuh sakit dan meninggal di kota Tegal pada 18 Rajab tahun 1885 M. beliau dimakamkan di pemakaman Kauman, yang kelak disebut Makam Al Haddad. Dua anaknya, Habib Husein dan Habib Alwi, masing-masing meninggal di Jombang dan di Bogor; Habib Alwi Al Haddad di makamkan di Kramat Empang.

Al Kisah No.21 / tahun III / 10-23 oktober 2005&No.23/tahun II/8-21 Nov-2004. 


abdkadiralhamid@2013

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Manaqib Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad (Seiwun, Hadramaut, 1273 H/1838 M - Tegal, 18 Rajab tahun 1885 M )"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip