Banyak yg salah faham dan menampikkan kemuliaan nasab dengan dalih bahwa kemuliaan hanya sebatas pada "ketakwaan", .....
(salah satu doktrin pembenci keturunan nasab nabi, waspadalah...!!!)
Ulama’ berkata: dan tidak bisa (Salah besar) mengambil dalil atas tidak adanya pertimbangan nasab dalam kesepadanan dengan firman Allah ta’ala :
“Hai para manusia AKU ALLAH telah menciptakan kalian laki-laki dan perempuan”, dan juga dengan sabda Nabi Muhammad “tidak ada keutamaan bagi orang arab atas yang lainnya, dan tidak ada keutamaan lebih antara bangsa selain arab dengan bangsa arab, kecuali hanya dengan ketaqwaan”, dan sabda Nabi yang lainnya “sesungguhnya keluarga bani fulan bukanlah yang memiliki kedekatan atau kekhususan bagiku, akan tetapi yang memiliki itu adalah orang-orang yang bertaqwa”. Maka semua ayat dan hadist diatas adalah sebagai dalil tidak adanya kesepadanan dalam nasab, karena ayat dan hadist diatas datang dalam hal menjelaskan keutamaan orang yang bertaqwa, dan tidak ada keraguan bahwa yang mulia disisi Allah adalah orang yang bertaqwa,
Dan pembahasan kita bukan kearah kemuliaan orang yang bertaqwa, hanya saja pembahasan kita adalah bahwa nasab yang agung apakah bisa dibanggakan oleh orang-orang yang berakal di dunia atau tidak..?? jawabannya adalah iya, bisa dibanggakan, dan bahwasannya wali yang memaksa anaknya untuk menikahi yang tidak sepadan nasabnya yang mulia (keturunan Nabi Muhammad) dianggap melecehkan dan dianggap ‘aib, ini bukan dianggap membanggakan nasab..!! dan adapun larangan membangga-banggakan nasab adalah diarahkan kepada jika ia sombong dan melecehkan yang lainnya, maka jika hanya menyebutkan ni’mat yang agung (ditaqdirkan menjadi keturunan Nabi Muhammad) dan niat menjaga harga diri sebagai keturunan Rosul daripada terjadinya ‘aib (jika nikah pada selain keturunan Rosul) dan menjaga nasab Rosul agar terus bersambung jangan sampai terputus, maka hal ini tidaklah hal yang tercela, akantetapi diamalkan oleh para ulama’ dan sholihin, seperti sabda Rosul “aku pemimpin anak adam wala fakhr (maksudnya: aku mendapatkan ni’mat dan kemuliaan yang agung dari Allah, bukan dari diriku sendiri, maka aku tidak menyombongkannya), dan dalam hadist yang lain “aku adalah Nabi tanpa berbohong, aku adalah keturunan Abdul Muttholib”.
Dengan keutamaan dzatiyah dan keutamaan amaliyah, para ahlul bait dan keturunan rasul memiliki keutamaan ganda, keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Keutamaan ganda itulah (khususnya keutamaan dzatiyah) yang mendasari pelaksanaan kafa’ah di kalangan keturunan Rasullulah.
keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih besar kemungkinannya untuk termasuk orang yang paling mulia di sisi Allah atau termasuk orang yang paling bertaqwa.
abdkadiralhamid@2015
Ulama’ berkata: dan tidak bisa (Salah besar) mengambil dalil atas tidak adanya pertimbangan nasab dalam kesepadanan dengan firman Allah ta’ala :
“Hai para manusia AKU ALLAH telah menciptakan kalian laki-laki dan perempuan”, dan juga dengan sabda Nabi Muhammad “tidak ada keutamaan bagi orang arab atas yang lainnya, dan tidak ada keutamaan lebih antara bangsa selain arab dengan bangsa arab, kecuali hanya dengan ketaqwaan”, dan sabda Nabi yang lainnya “sesungguhnya keluarga bani fulan bukanlah yang memiliki kedekatan atau kekhususan bagiku, akan tetapi yang memiliki itu adalah orang-orang yang bertaqwa”. Maka semua ayat dan hadist diatas adalah sebagai dalil tidak adanya kesepadanan dalam nasab, karena ayat dan hadist diatas datang dalam hal menjelaskan keutamaan orang yang bertaqwa, dan tidak ada keraguan bahwa yang mulia disisi Allah adalah orang yang bertaqwa,
Dan pembahasan kita bukan kearah kemuliaan orang yang bertaqwa, hanya saja pembahasan kita adalah bahwa nasab yang agung apakah bisa dibanggakan oleh orang-orang yang berakal di dunia atau tidak..?? jawabannya adalah iya, bisa dibanggakan, dan bahwasannya wali yang memaksa anaknya untuk menikahi yang tidak sepadan nasabnya yang mulia (keturunan Nabi Muhammad) dianggap melecehkan dan dianggap ‘aib, ini bukan dianggap membanggakan nasab..!! dan adapun larangan membangga-banggakan nasab adalah diarahkan kepada jika ia sombong dan melecehkan yang lainnya, maka jika hanya menyebutkan ni’mat yang agung (ditaqdirkan menjadi keturunan Nabi Muhammad) dan niat menjaga harga diri sebagai keturunan Rosul daripada terjadinya ‘aib (jika nikah pada selain keturunan Rosul) dan menjaga nasab Rosul agar terus bersambung jangan sampai terputus, maka hal ini tidaklah hal yang tercela, akantetapi diamalkan oleh para ulama’ dan sholihin, seperti sabda Rosul “aku pemimpin anak adam wala fakhr (maksudnya: aku mendapatkan ni’mat dan kemuliaan yang agung dari Allah, bukan dari diriku sendiri, maka aku tidak menyombongkannya), dan dalam hadist yang lain “aku adalah Nabi tanpa berbohong, aku adalah keturunan Abdul Muttholib”.
Dengan keutamaan dzatiyah dan keutamaan amaliyah, para ahlul bait dan keturunan rasul memiliki keutamaan ganda, keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Keutamaan ganda itulah (khususnya keutamaan dzatiyah) yang mendasari pelaksanaan kafa’ah di kalangan keturunan Rasullulah.
keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih besar kemungkinannya untuk termasuk orang yang paling mulia di sisi Allah atau termasuk orang yang paling bertaqwa.
"Cintailah Allah SWT karena Ia selalu memberi kamu nikmat- nikmat-Nya. Dan cintailah aku (Nabi SAW) karena cintamu kepada Allah SWT dan cintailah keluargaku karena cintamu kepadaku." (HR. Turdmudzi dari Ibnu 'Abbas).
Nabi s.a.w.bersabda,
"Yang terbaik diantara kamu sekalian ialah yang terbaik perlakuaannya terhadap ahlulbaiytku, setelah aku kembali kehazirat Allah." (Hadis Sahih dari Abu Hurairah r.a. diriwayatkan oleh al-Hakim, Abu Ya'la, Abu Nu'aim dan Addailamiy)
abdkadiralhamid@2015
0 Response to "KEUTAMAAN NILAI 'TAQWA' & 'NASAB'....."
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip