//

Hakekat Bulan Sya'ban

Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz:

Hakekat Bulan Sya'ban



Para ulama mengatakan bahwa akar bahasa dari kata Sya'ban adalah cabang/ranting, karena bulan Sya'ban "cabang" yang mengarahkan kita ke banyak kebaikan. Sya'ban bertindak sebagai jembatan antara dua bulan mulia yang diberkati Rajab dan Ramadan. Meskipun demikian / Terlepas dari ini,sya'ban sering diabaikan.

Rasulullah ﷺ memberitahu kita tentang fakta ini ketika beliau ditanya mengapa ia berpuasa begitu banyak di bulan Sya'ban.beliau menjawab: 
"karena Ini adalah bulan yang sering diabaikan orang, antara Rajab dan Ramadan. Ini adalah bulan di mana amalan kita diangkat menuju Allah Ta'Ala dan aku berharap semoga amalan ku diangkat saat aku sedang berpuasa", (Ahmad dan Nasa'i),

Apa Yang dimaksud dengan "amalan yang diangkat"? Para ulama mengatakan itu adalah simbolik waktu untuk menampilkan amalan kita kepada Allah. Tentu saja Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui dan amalan kita tidak perlu untuk ditampilkan kepada-Nya, karena setiap waktu Allah mengetahui dan melihat semua perbuatan kita. Namun jika sang hamba tidak menyadari bahwa Allah mengawasinya setiap saat setidaknya dia harus berusaha untuk melakukan perbuatan baik pada saat-saat tindakannya sedang ditampilkan kepada Allah. Jika ia mampu mendapatkan Ridha Allah pada saat-saat itu ia berharap bahwa Allah akan mengabaikan kesalahan dan kekurangannya di lain waktu. Ada amalan yang ditunjukkan setiap hari (setelah Subuh dan Ashar), dan ada yang ditampilkan mingguan (Senin dan Kamis), begitu pula setiap tahun semua amalan ditampilkan di bulan Sya'ban. Rasulullah ﷺ tertarik untuk melakukan perbuatan baik pada setiap saat ini dan sangat ingin agar umatnya melakukan hal yang sama.
Sayyidah `A’isyah RHA meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ tidak pernah berpuasa dibulan lain sebanyak yang beliau lakukan di bulan Sya'ban (selain Ramadhan) (Bukhari), juga Dari Sayyidah A'isyah, bahwa: “Sya'ban adalah bulan dimana nabi paling banyak berpuasa (selain Ramadhan), (al Nasa'i).

Ada Hadits lain yang mengatakan bahwa beliau berpuasa hampir sebulan penuh selama sya'ban kecuali meninggalkan beberapa hari tanpa puasa.
Juga ada Hadits dimana Nabi ﷺ menjawab sebab dari mengapa beliau banyak berpuasa di bulan Sya'ban, Nabi ﷺ bersabda,"Dalam bulan ini mereka yang ditakdirkan untuk mati (pada setahun berikutnya) dicatat untuk diserahkan pada Malaikat Maut. Aku berharap saat namaku dicatat ketika itu aku tengah berpuasa". (Al-Haitami).

Salah satu kearifan Rasulullah ﷺ banyak berpuasa di bulan sya'ban disebutkan oleh Sayyidah `Aisyah, yang mengatakan bahwa di bulan Sya'ban nabi berpuasa untuk menggantikan puasa yang tertinggal yang biasa beliau lakukan ditahun itu, (seperti puasa senin-kamis atau puasa tiga hari dipertengahan bulan yang tak sempat/berhalangan beliau lakukan karena sedang musafir atau sakit), pada saat bersamaan Sayyidah A'isyah akan ikut berpuasa bersama nabi untuk menggantikan puasa wajib ramadhan yang tertinggal karena berhalangan (al-Tabarani).
Dari sini kita belajar perlunya berpuasa menggantikan puasa puasa kita yang tertinggal, baik itu puasa Ramadhan (sebelum bertemu bulan ramadhan berikutnya) atau puasa sunnah lainnya yang kita berhalangan berpuasa. 

Para ulama juga menyebutkan bahwa puasa di bulan Sya'ban sebelum Ramadan menyerupai sholat sunnah yang datang sebelum shalat wajib, sedangkan puasa di bulan Syawal setelah Ramadhan menyerupai sholat sunnah yang datang setelah shalat wajib. Banyak Melakukan ibadah sunnah itu baik sebagai penyempurna kekurangan ketika kita melakukan ibadah yang wajib..

Terlepas dari semua ini Nabi ﷺ juga bersabda: "Ketika melewati separuh dari Sya'ban, berhentilah berpuasa".(al-Tirmidhi, Ibn Majah, al-Hakim, Ibn Hibban) Para ulama dari madzhab Syafi'i memahami bahwa hadits ini melarang puasa tambahan / sukarela di paruh kedua Sya'ban, kecuali dalam kondisi tertentu. Madzhab lain mengatakan tidak ada larangan berpuasa di paruh kedua Sya'ban, tetapi semua sepakat untuk berhenti berpuasa sehari atau dua hari sebelum Masuk Ramadan.
Kami telah sebutkan banyak perincian tentang puasa sya'ban dan ini adalah karena banyaknya riwayat pada pembahasan ini. jika kita berhalangan dan hanya bisa berpuasa tiga hari dipertengahan bulan, ini sudah cukup dan akan memiliki efek yang besar. Secara umum kita harus melakukan amalan apapun, lahir maupun batin, besar atau kecil, yang membuat Allah Ridha pada kita saat amalan kita ditampilkan didepanNya pada bulan Sya'ban ini, Aamiin..

Selain puasa, dianjurkan untuk melimpahkan banyak sholawat untuk Kekasih Allah ﷺ, dibulan sya'ban inilah turun ayat yang memerintahkan kita bersholawat, Allah berfirman: 

﴿إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلاَئِكَـتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّ يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ صَلُّواْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُواْتَسْلِيماً﴾

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(Al-Ahzab, 56),

Mungkin ini sebabnya Nabi ﷺ menyebut Sya'ban adalah bulanku, beliau bersabda dalam hadits: "Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulan ku, dan Ramadhan adalah bulan umatku".(al-Suyuti), berkat melimpahkan sholawat atasnya adalah salah satu cara terbaik untuk mempererat hubungan kita dengan beliau dalam kehidupan ini dan juga kehidupan berikutnya, karena ia ﷺ memberitahu kita : "Orang-orang yang paling dekat dengan ku pada Hari Kebangkitan adalah orang-orang yang memberikan paling banyak sholawat pada ku". (al-Tirmidhi, Ibn Hibban),.

Adalah juga kebiasaan dari para salafussholeh untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an selama Sya'ban. Hal Ini bersama dengan banyak berpuasa memberi kita persiapan terbaik untuk memasuki Ramadhan, karena membutuhkan waktu untuk jiwa (nafs) untuk menjadi terbiasa melakukan hal-hal ini dalam kelimpahan. Jika kita sudah terbiasa melakukannya sebelum Ramadan itu akan memungkinkan / mempermudah kita untuk melakukan lebih banyak lagi ketika bulan ramadhan dimulai. Mungkin ini sebabnya Imam Abu Bakr al-Warraq mengatakan: ". Di Rajab Anda menabur benih, di Sya'ban Anda mengairi mereka dan di bulan Ramadan Anda menuai panen"

Dua peristiwa penting lain terjadi di bulan Sya'ban. Para ulama ahli Sirah mengatakan bahwa sya'ban adalah waktu dimana terjadinya mukjizat saat Nabi ﷺ membelah bulan menjadi dua, juga bulan dimana kiblat (arah sholat) itu berubah dari Bayt al-Maqdis di Baitulahm ke Ka'bah di Makkah. 

Sementara peristiwa ini telah berlalu ada satu peristiwa penting lainnya yang datang setiap tahun, dan itu adalah malam Kelimabelas (Nisfu Sya'ban), salah satu malam terbaik dan teragung, Kami bermaksud untuk membahas secara rinci tentang nisfu sya'ban dilain kesempatan, in syaa Allah dalam waktu dekat..
Kami mengakhiri pembahasan ini dengan berdoa, seperti permohonan Nabi ﷺ : 

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا في رَجَبٍ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِّغْنا رَمَضَانَ

"Ya Allah berkati kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikan kami pada Ramadhan!". (Ahmad)


Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz:

Dzikir Bulan Sya'ban,

Sangat disarankan agar kita banyak berpuasa dan berdzikir di bulan sya'ban, Ini adalah sunnah Rasulullah ﷺ,
Dikatakan bahwa Nabi banyak berpuasa dibulan Sya'ban (kecuali sedikit hari dimana beliau tidak berpuasa), juga beliau banyak berdzikir, banyak berdzikir bisa mencegah datangnya musibah, dikatakan bahwa petir bisa menyambar siapa saja, orang muslim atau bukan muslim, tetapi petir tidak akan menyambar seseorang yang sedang berdzikir menyebut Nama Allah, kami menyarankan selama bulan Sya'ban agar membaca dzikir di bawah ini sebanyak mungkin (kepada murid muridnya beliau sarankan kalau bisa membaca hingga 40000x sebulan penuh),:


يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ لا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الْظَّالِمِين

Ya Hayyu ya Qayyum la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu min az-zalimin


‘Duhai Yang Maha Hidup, Duhai Yang Maha Mandiri, tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini termasuk orang-orang yang zholim’.



abdkadiralhamid@2015

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hakekat Bulan Sya'ban"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip