Kisah Nabi Adam
Nabi Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan
(sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika
Adam berusia 130 tahun. Al-Quran
memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25.
Wujud Nabi Adam
Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang
teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna
dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang
terbaik. Sesuai dengan Surah Al Israa' 70, yang artinya:
"...dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."
Ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh
Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas
perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk
yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali
berbeda jauh dari gambaran manusia purba
menurut Charles Darwin,
yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba
berpakaian seadanya.
Penciptaan Adam
Saat Allah mengumumkan kepada para malaikat akan kehendak-Nya untuk
menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang
terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Baqarah 2:30 yang artinya:
"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Allah kemudian
berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya yang artinya: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Allah menciptakan Nabi Adam dari
segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan
bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan
menjadi manusia yang sempurna.
Kesombongan Iblis
Saat semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Iblis dari
bangsa jin yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan
lebih agung dari Adam.
Hal itu disebabkan karena Iblis merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong
dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.
Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka
Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan
laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai
penghuni neraka yang abadi.
Iblis dengan sombong menerima hukuman itu dan
ia hanya memohon kepada Allah untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Iblis
mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari
segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat
bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa
setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh
hati.
Pengetahuan Nabi Adam
Allah hendak menghilangkan pandangan miring
dari para malaikat terhadap Adam dan
menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai
penguasa bumi, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyebutkan nama-nama
benda.
Para malaikat tidak sanggup menjawab
firman Allah untuk menyebut nama-nama
benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan
mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang
diajarkan-Nya.
Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu
oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada
mereka bahwa hanya Allah lah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta
mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki akal
yang dinamis. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya
mengetahui hal-hal yang diajarkan langsung oleh Allah saja.
Nabi Adam menghuni surga
Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal
di surga dulu sebelum diturukan ke
Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan untuk mendampinginya. Adam memberinya
nama, Hawa. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu
beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di
sampingnya. Allah berfirman kepada Adam yang artinya:
"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu
surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim." Al-Baqarah 2:35
Tipu daya Iblis
Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa
mengapa Allah melarang mereka memakan buah
terlarang itu karena mereka akan hidup kekal seperti Tuhan apabila memakannya.
Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya
mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka
melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan
mereka ke bumi. Allah berfirman yang artinya:
"Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi
musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan
hidup sampai waktu yang ditentukan."Al-Baqarah 2:36
Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah
terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu
bertaubat kepada Allah dan setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman yang artinya:
"Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka
barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." Al-Baqarah 2:38
Adam dan Hawa turun ke bumi
Menurut kisah Adam diturunkan di (Sri Lanka) di puncak bukit Sri
Pada dan Hawa diturunkan di Arabia. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di
dekat Mekkah setelah 40 hari berpisah.
Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Sri Lanka, karena
menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip dengan keadaan surga. Di tempat ini
ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.
Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras
mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima,
kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda.
Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat
petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda,
Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih
cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan
Allah memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya
diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya.
Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor
kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil
mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah
menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan
pilihannya. Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu. Ia terpakasa menerima
keputusan itu walau diam-diam hatinya tetap tidak mau menerima. Maka
berlangsunglah pernikahan itu, Qabil dengan Labunda dan Habil dengan Iqlima.
Qabil berusaha memendam rasa kecewa dan sakit
hatinya selama beberapa tahun, tetapi akhirnya ia tidak bisa menahan diri. Pada
suatu hari Qabil mendatangi Habil yang berada di peternakannya. Iblis telah
merasuki jiwanya. Pada saat Habil lengah, Qabil memukulnya dengan batu besar,
tepat di kepala Habil. Habil pun mati. Sedang Qabil merasa kebingungan, ia tak
tahu harus diapakan mayat saudaranya itu. Ia berjalan kesana kemari sambil
membawa jenasah Habil. Ia merasa menyesal.
Allah memberi petunjuk kepada Qabil melalui
sepasang burung gagak. Sepasang burung gagak yang hendak berbebut untuk mematuk
mayat Habil. Kedua burung itu bertarung sampai salah satunya mati. Burung gagak
yang masih hidup lalu menggali lubang dengan paruhnya, kemudian memasukkan
gagak yang mati ke dalam lubang itu dan menguburnya. Sesudah mengubur mayat
Habil, Qabil masih merasa sangat kebingungan. Ia tidak berani pulang, rasa
berdosa telah membuatnya ketakutan sendiri. Akhirnya Qabil melarikan diri
menuju hutan.
abdkadiralhamid@2015
0 Response to "Kisah Nabi Adam "
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip