//

Al-Imam Al-Habib Umar Al Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf, Tarim

Al-Imam Al-Habib Umar Al Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf, Tarim

Masjid Al-Muhdhor, Tarim


Beliau adalah seseorang yang mulia, maha guru di masanya, wali putra wali, alim putra alim, menguasai Al Qu’ran, Sunnah, secara bertahap berkembang-dan berkembang hingga orang-orang menjulukinya dengan Al Muhdhar.


Silsilah Nasab Syekh Umar Al Muhdhar





Kelahiran dan Pertumbuhan 


Dilahirkan dan tumbuh berkembang di kota Tarim, hafal  Al Qur’an, dibesarkan bersama saudara-saudaranya dalam suasana didikan ruhaniah yang kental dengan doktrin bagaimana menghargai waktu dan perhatian dari kedua orang tua.

Ini bukanlah berlebihan dalam mensifati sang tokoh, sebab pendidikan orang tua tidak terbatas pada tembok sekolah, seorang ayah yang juga pendidik tidak akan melepaskan satu titikpun dari kehidupannya untuk dijadikan madrasah bagi anaknya, tulis menulis dalam model pendidikan ini tak ubahnya salah satu bentuk pendidikan teoretis dan praktis dalam madrasah ini, anak didik didoktrin untuk menyadari pengaruh Al Qur’an dan rahasia makna-makna nya dibarengi dengan rasa tunduk dan takut, siang dan malam dibangunkan oleh dendangan Al Qur’an.

Ketika kaki ini lurus dari tidur langkah pertama yang diambil adalah masjid, pesantren, pijakan kaki para ulama, hal ini dibiasakan tahun demi tahun sehingga, ketika anak didik menoleh ke hal yang tidak baik semerta-merta lingkungannya semua membimbingnya ke jalan yang benar, sehingga dia tidak memiliki alternative  jalan kecuali jalan yang lurus dan dia juga tidak pernah mendengar selain tentang hal penyelamat dunia akhirat.

Syekh Abdul Rahman Al Saqqaf sangat perhatian terhadap Syekh Al Muhdar, sehingga sang putra sangat giat dalam meneladani sang ayah disegala kebiasaan, ibadah, dan tujuan-tujuan ayahnya. Beliau memilihkan untuk anaknya guru-guru terbaik, sehingga dari mereka didapat ilmu-ilmu yang matang di pelbagai disiplin ilmu, diriwayatkan beliau hafal kitab Minhaju Al Thalibin semenjek muda.

Diantara guru beliau yang paling agung setelah ayah beliau adalah Syekh Abu Bakar bin Muahammad BalHaj Ba Fadhal , sehingga beliau dapat menguasai segala ilmu yang ada pada zaman beliau.


Riyadhah dan Mujahadah


Beliau terkenal sangat kuat pendirian sedari kecil, petuah-petuah ayahnya Syekh Abdul Rahman Al Saqqaf  terpatri kuat dalam kepribadian beliau.

Dalam Al Jauhar dikatakan, cerita ke 258 dari manaqib Al Imam Al Saqqaf dikatakan, guru kami Syekh Umar putra Syekh Abdul Rahman mengatakan, dalam majelis ta’lim ayah saya di sebutkan cerita tentang seorang ahli fiqih yang ingin buang air kecil lalu ketika dia menghadap ke kiblat dia ingat itu haram lalu ketika dia membelakanginya dia ingat  itu  juga haram lalu dia menghadap ke arah yang lain, sebab pindahnya dia ini dia diampuni oleh Allah dari dosa-dosanya. Lalu aku berniat untuk membaca ilmu syariah besok pagi, dan aku termasuk orang yang paling akhir yang berdiri dari majelis, lalu ayahku menghampiriku dan berkata wahai Umar! Cepatlah berjalan (berusahalah dengan sekuat tenaga: Pen) karena para ahli fiqih hanya memiliki Qobas (belajar dengan mengmbil dalil dari Al Qur’an dan Al Hadits,Ijma’ dan Qiyas), beliau juga mengatakan satu uqiyah (ukuran timbangan kecil) amalan bathin sama dengan satu bahar (ukuran timbangan besar) amal dhahir.

Dalam Al Jauhar Al Syaffaf dalam cerita ke 259 disebutkan,  suatu hari di majelis  taklim ayahku disebutkan nama Al Hallaj di majelis dan dibahas singkat, lalu dalam benakku terbersit “adakah orang yang seperti dia” lalu ayah ku menoleh kepadaku, dan berkata Al Hallaj tidak main-main congklak , konon saat itu Syekh Umar sangat senang bermain congklak, ayah Syekh Umar ingin anaknya merubah kebiasaan dari bermain congklak menjadi perjuangan untuk melawan hawa nafsu (mujahadah) sehingga kelak menjadi ahli ilmu bathin yang terkemuka, dan memang begitulah jadinya.

Penulis Al Jauhar, mengkomentari maksud dari Syekh Abdul Rahman Al Saqqaf pada ucapan beliau ” satu Awqiyah dari amal batin sebanding dengan satu bahar amal dhahir” amal batin adalah amalan hati dan amalan dhahir adalah amalan jasmani, artinya sedikit amalan bathin sebanding dengan setumpuk amalan jasmani. Jangan dikira Syekh Abdul Rahman dengan stetemen itu berarti beliau menganggap enteng ilmu Syariat, bahkan beliau adalah orang yang paling handal dalam ilmu syariat, hanya saja beliau sadar bahwa ilmu bathin itu derajatnya lebih tinggi dari ilmu syariat, beliau juga melihat putra beliau Syekh Umar Muhdar sangat berbakat untuk mendalami ilmu tersebut.

Dari sinilah pendidikan ruhaniah dimulai, Syekh Umar dalam waktu singkat sudah bisa mencapai derajat yang sulit diterima akal kalau bukan karena para periwayatnya sangat bisa dipercaya.

Perhatian ini terkonsentrasi pada memaksa hawa nafsu, mendidik dan mengelurkannya dari lingkup perselisihan dan ambisi-ambisi, ini termasuk methode pendidikan Al Qur’an yang tercantumkan dalam (قد أفلح من زكاها) bahagialah orang yang mensucikan hati, tazkiya atau pensucian hati dengan cara membersihkan hati dari kemauan-kemauannya dan kegelapannya, Syekh Umar berkat petunjuk dari Allah, pendidikan sang ayah, kemauan pribadi, dan dukungan lingkungan telah mampu untuk melpaskan diri dari syahwat-syahwat diri, dan ambisi-ambisinya, juga meninggalkan hal-hal yang diperbolehkan agama lebih-lebih  yang dibenci, konon beliau mendidik pribadinya untuk bersabar dari menahan dari syahwat makan selama berhari-hari, sampai beliau hanya meminum seteguk susu dan air untuk beberapa hari demi untuk melatih diri dan hawa nafsunya, suatu hari beliau mengambil sebutir korma lau diberikan kepada seseorang ketika ditanya kenapa kamu lakukan itu, beliau menjawab karena korma adalah hal yang paling disukai oleh nafsuku, pendidikan ruhani semacam ini beliau pahami dari kitab-kitab para tokoh terdahulu seperti Syekh Abu Thalib Al Makky dalam kitab “Quut Al Qulub” makanan hati, juga AL Imam Al Ghazali dalam kitab “Al Ihya”.

Dalam kitab Al Juhar Al Syaffaf  dikatakan, Syekh Umar Al Muhdar semasa di badui terkenal dengan mujahadah dan perlawanannya kepada hawa nafsunya,berhari-hari tidak makan keculai sedikit samn (lemak) dan sedikit susu, kadang sampai berhari-hari tidak  pernah makan atau minum sampai tenggorokannnya kering sampai suatau hari datang ke saudarinya Maryam  kemudian diberi minum air ternyata air tidak dapat masuk saking keringnya tenggorokannya, lalu di beri samn sedikit demi sedikit sampai tenggorokan beliau kembali segar, setelah itu beliau minum air, beliau terus bermujahadah sampai kelihatan seakan badanya sakit, beliau tidak makan kurma  selama kurang lebih tiga puluh tahun .


Buah Mujahadah


Dikatakan dalam Al Jauhar Al Syaffaf, Syekh Umar Al Muhdar, tetap dalam kondisi itu sampai pada saat Allah memenuhi janjinya, dalam Al Quran

(والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا و إن الله لمع المحسنين)

Artinya : Orang-orang yang berjuang (mujahadah) dijalan kami akan kami tunjukkan jalan kami.

Allah menghadiahkan kepada Syekh Umar Muhdar luapan ilmu dan makrifat, sampai didapati dari beliau ilmu-ilmu syariah dan ilmu-ilmu laduni yang tidak dimiliki oleh para ulama dizamannya, sehingga mereka selalu hadir disetiap majelis beliau, dan selalu mengahrapkan ziarah beliau untuk bisa mengambil faidah dan ilmu dari beliau, sering kali mereka menanyakan hal-hal berbau fiqih yang sangat rumit, lalu menjawabnya dengan jawaban yang sangat mengagumkan dengan bahasa yang halus, diatara jawaban-jawaban itu ada yang dapat mereka pahami ada juga yang tak mampu dicernah oleh otak kasat mereka, sampai mereka mengatakan Syekh bagaimana kamu bisa mendapatkan ilmu-ilmu yang mengagumkan ini, kami banyak muthalaah kitab-kitab namun banyak yang masih tidak kami ketahui dari ilmu-ilmu mu, tapi engkau tak pernah muthala’ah kitab  bagaimana kau dapatkan ilmu ini? Kalian memiliki kunci-kunci maka kalian tidak bisa memasuki daerah ilmu kecuali melalui pintu-pintunya, tapi kami ibarat mengitari seluruh tembok-temboknya.

Artinya ilmu kalian terpaut pada teks-teks lain halnya dengan kami ilmu kami adalah laduni pemberian dari Allah yang berupa hikmah,


و من يؤت الحكمة فقد أوتي خيرا كثيرا


Allah berfirman barang siapa diberi hikmah maka dia telah dianugrahi limpahan kebaikan.

Hal lain yang juga memperkuat posisi beliau juga, dalam Al Jauhar Al Syaffaf  juga disebutkan suatu hari datang ke majelis beliau Al faqih Muhammad bin Hakam bin Abi Qusyair, lalu Syekh berbincang dengan ilmu laduni dan mengungkapkan makna yang tinggi dengan kalimat yang lembut, lalu sang tamu mengatakan, telah banyak buku yang telah kami baca tapi ilmu ini tidak kami temuai dari mana kamu dapatkan ilmu ini? Lantas beliau bilang ini dari atas.

Kisah lain suatu hari seorang penziarah datang dia dikenal dengan ketinggian ilmu nya, lalu mereka beranjak ke makam Nabi Hud a.s . lantas Syekh menanyainya setiap pertanyaan yang dilontarkan dijawab dengan baik sampai pada saat Syekh menanyainya dengan pertanyaan yang membuatnya kebingungan, apakah kamu mengerti mengapa Fuad (bahasa arab dalam bahasa Indonesia berarti sanubari) dinamakan fuad, karena didalamnya terdapat Alfu wad (bahasa arab artinya seribu lembah ) dalam tiap lembah terdapat seribu lembah lagi, lalu beliau hendak menjelaskan sedikit dari ilmu itu namun tamu tersebut merasa tidak nyaman dan ketakutan lantas berdiri dan mengatakan Astaghfirullah, lantas Syekh Umar berkata, kayaknya dia beranjak, kami belum meneteskan satu teteskan dari laut kami beliau ingin mengajak sang tamu berdiskusi, dijawab, maaf tuan kami tamu anda dan kami di ruangan anda, lalu beliau mengatakan, baiklah silahkan, dan tidak lagi membicarakan topic tadi.

Penulis Al Jauhar mennceritakan juga suatu hari saya hadir di majelis Syekh Umar Muhdhar saat itu Abdullah bin Al Faqih Ali bin Abi Harmy sedang membaca Tafsir Al Quran karangan Al Sulma dan Syekh menjelaskan. Setiap kali dia membaca Syekh menjelaskan dengan penjelasan yang tinggi, lalu ditengah pembahasannya Syekh mengatakan orang-orang saleh ketika membaca Al Quran menghilangkan huruf lalu menghilangkan suara lalu setelah itu diteruskan ke laut sampai tak terlihat dan tetap dalam kondisi menggantung,lalu Syekh berkata lagi kami merasakan hal ini ketika kami membaca ayat


ما ننسخ من آية أو ننسها”"


Dan sekarang kami tentang menggantung setelah tak terlihat.

Syekh Umar Muhdhar termasuk orang yang mendalam dalam berfikir, juga termasuk orang yang banyak mengetahui hikmah alam, namun begitu dia sangat takut, sampai sering kali beliau mengatakan, seandainya aku hewan saja disembelih lalu dimakan, kalimat yang lain andai aku tahu bahwa aku memiliki satu tasbi yang diterima Allah SWT, pastilah aku akan memberi makan orang-orang dan hewan-hewan di Tarim semua bur dan daging.


Perjalanan menuntut ilmu


Syekh Umar Muhdhar banyak berkelana demi belajar kebanyak tempat, di Hadhramaut atau di pelosok Yaman bahkan di Hijaz, dan beliau belajar dari para Ulama yang betul-betul terkenal kealimannya.

Penulis Al Jauhar mengatakan, Syekh Umar Muhdhar mengatakan, suatu di makkah pada saat aku haji, sesorang datang menghampiriku sembari berkata : kamu putra Al Saqqaf? Aku jawab : ya, lalu dia menoleh ke teman-temannya mengatakan ayah anak ini di Hadhramaut menutupi dirinya sampai tak terlihat sesuatupun darinya, bersaksilah bahwa ayah anak ini hadir disetiap majelis kita dan kita dimata beliau bagi kambing sementara beliau dimata kita bagai singa, kita tidak takut kecuali dia menerkam kita dan kita tidak merasa tenang kecuali ketika beliau berpaling.

Buku-buku biografi banyak menceritakan bahwa Syekh Umar Muhdhar telah menguasai seluruh bidang ilmu yang ada dizamannya, juga segala bidang pengetahuan yang dipegang oleh orang-orang zaman itu, selain ilmu-ilmu tersebut beliau terkenal sangat mendalami kitab Al Minhaj dan Al Tanbih, karena saking banyaknya pengualangan beliau kitab-kitab tersebut, juga Al Ihya dan tafsir Al Sulma, sampai hampir hafal sebab seringnya diulang-ulangi.


Haal dan Peningkatan Maqam


Makam Al-Habib Umar Al Muhdhar bin Abdurrahman Assegaf , Zanbal Buah hanyut dalam arus sesuatu adalah respon positif pada aliran tersebut, orang-orang itu telah terbaur dengan Al Quran, tilawah, taat, mujahadah, mendidik hawa nafsu dan mensucikannya maka mereka pun menuai buah itu semua, hal ini terapresiasikan dengan terjadinya haal pada orang tersebut, setiap kali seseorang melampaui haal tertentu maka dia akan merasakan ketenangan yang biasa disebut dengan maqam, diantara karakter  haal orang-orang saleh adalah haal tersebut buah pengendalian diri yang menghasilkan pancaran aura yang menggiring pada sikap ridla kepada Allah, senang dengan kehadiran-Nya, ketenangan ketikan menyebut-Nya, Syukur kepada-Nya, rindu pada keridlaan-keridlaan-Nya, serta menjauhkan diri dari tabiat jelek manusia.

Dikatakan Syekh Umar Muhdhar terdidik dalam didikan dan pantauan sang ayah maka kondisi ini dan juga kondisi saudara-saudara beliau tidak mengherankan bila mereka bisa mencapai derajat yang tinggi, Syekh Umar Muhdar mengatakan pertama kali muncul haal dari diriku pada tahun 808 pada saat ayah saya masih hidup, beliau berbicara tentang pengaruh pendidikan dan pantauan guru dalam membangun kepribadian dan keruhanian murid, saya diberikan tiga uluran tangan, uluran tangan Nabi Muhammad SAW, uluran tangan ayahku, dan uluran tangan satu orang lagi, orang lain yang disebutkan oleh Syekh tak lain adalah uluran tangan guru beliau.

Untuk berterima kasih kepada Allah sang ayah mengatakan tentang anaknya sebab didikan beliau, aku melihat Umar memiliki sesuatu yang tak pernah terpikir oleh ku bahwa dia memilikinya.


Kesibukan Syekh Umar Al Muhdhar


Syekh Umar Al Muhdhar aktif mengajar dan menyebarkan ilmu, dan para ulama juga para murid datang dari segala penjuru demi untuk mendengarkan penjelasan-penjelasan dan petuah-petuah beliau yang sangat langka, penulis Al Juhar mengatkan, Syekh termasuk para muhaqiq yang memiliki banyak karamah dan mukasyafah, juga isyarat-isyarat nuraniah dan rahasia-rahasia alam. semua sepakat akan keagungan beliau, segala lapisan merasakan manfaat dari keberadaan beliau. Penulis kitab Gharar mengatakan:


رعته أكف من عناية ربه        فللخلق هاد ثم بالله مهتد


Di pelihara oleh belaian kasih ilahi, membawa petunjuk ilahi dan menjadi petunjuk bagi umat manusia.


رضيع لبانات المحبة مرشد        لحيران في بحر من التيه مزبد


Asuhan belaian kasih sayang, petunjuk bagi orang yang kebingungan, di lautan kebanggan dia laksana buih

يقوم الدياجي في الهواجر صائم    و للذكر يتلوه ببيت و مسجد


Bangun di malam hari, selalu berpuasa,  selalu berdzikir dirumah dan masjid.

مرب لسلاك الطريق بحاله        و أرباب أنوار الحقيقة تهتدي


Pendidik thariqah, dan pemilik cahaya hakikat.

علا فاعتلى عالي المقامات في العلا    معانيه أعيا فهمها كل مرشد


Berkedudukan tinggi, pemahamannya menggugah semua pemberi petunjuk.


جلالي أحوال و شيخ مسدد        مناظره في العلم يضحي كابلد

رؤوف عطوف للخلائق رحمة    شريف عفيف عارف بتأكد

له همة تعلو بحسن عزيمة         لأعلى مقام قد علا بتعبد


Penulis Al Jauhar, dan Al Gharar, para ahli ilmu, para wali, dan para syekh sepakat bahwa beliau adalah pemilik semuanya. Para Syekh dari keluarga Ba Alawi  terkenal dengan kompilasi mereka antara penguasaan kaidah dan ilmu agama dengan usaha, lebih-lebih ketika mereka berada dipermulaan mengemban tanggung jawab thariqat dan melayani umat.

Syekh Umar Al Muhdlar berfikir untuk meletakkan kaidah-kaidah ekonomi dan cara menyusun penghasilan, baik di Tarim dan sekitarnya. Juga daerah pantai seperti syihir, Mukalla, AL Ghail dan lain-lain.

Disebutkan bahwa beliau pada saat ini termasuk keluarga Bani Alawi yang memiliki banyak tanah, kebun dan yang paling getol dalam merawat dan menanam pohon korma, beliau juga memiliki banyak kapal didaerah pantai untuk menangkap ikan yang mana hasilnya diinfaqkan untuk kemaslahatan dakwah, ilmu dan kesejahteraan fakir miskin.

Ketika beliau mulai terkenal dan memiliki posisi tersendiri, beliau banyak dikirim harta dari berbagai penjuru, lalu beliau infaqkan harta itu untuk hal-hal yang terpuji, diceritakan bahwa beliau berinfaq untuk keluarga-keluarga mulia, dan memuliakan mereka dengan makanan dan minuman yang enak, selalu bermurah dengan para fuqara, masakin, janda-janda dan anak-anak yatim, beliau juga selalu memulyakan para tamu baik itu datang untuk ziarah, ibadah, ataupun menuntut ilmu, sampai-sampai diantara keluarga beliau ada yang menyindir beliau sebab banyaknya infaq beliau, lalu beliau mengatakan: apa yang ada di tangan kalian akan musnah sementara yang ditangan Allah akan abadi.

Diantara hasil jangkauan beliau juga pembangunan masjid, diantaranya masjid beliau yang terkenal di Tarim, beliau membangunnya dan mewakafkan untuk kemaslahatan masjid tersebut kebun korma dan tanah-tanah yang banyak. Beliau juga membangun masjid lain di daerah Syihir di suatu desa bernama ‘Araf  beliau juga memiliki petak tanah , tanah-tanah wakaf, dan makam sampai hari ini.

Penulis Al Gharar mengatakan, Syekh Umar Muhdlar memiliki banyak tanah petak, beliau memetak Syihir menjadi tiga petak, diantaranya petak yang dinamakan Wasith yang berada di pinggiran Syihir.

Diantara proyek Syekh Umar Al Muhdlar adalah menghimpun keluarga Ba Alawi dalam satu ikatan persaudaraan, dalam proyek ini beliau mengajak mereka untuk melakukan kegiatan keorganisasian dalam bentuk asosiasi dan di sahkan secara tertulis oleh pemerintah pada saat itu, yang bermisi untuk menjunjung kebenaran, amar ma’ruf nahi mungkar, dan menolong kaum yang terdzalimi.

Dibawah sample dari surat pengesahan pada saat itu yang diambil dari buku Tarikh Hadhramaut,

Yang terjemahannya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kehadirat baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan disaksikan bererapa orang saksi, kami keluarga Bani Alawi, yang besar, yang kecil, yang hadir mewakili yang tidak hadir berikrar untuk menegakkan kebenaran sesuai yang digariskan Allah dan Rasul-Nya. Segala perkara baik yang berdampak positif ataupun negative bagi keluarga Bani Alawi urusannya kembali kepada Syekh Umar bin Abdul Rahman Al Saggaf bin Muhammad bin Ali bin Alawi,  dan mempercayakan sepuluh orang lain selain Syekh Umar untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu perkara secara lembut, baik, tanpa kekerasan dan rasa sombong, kesepuluh orang tersebut bertanggung jawab kepada Syekh Umar Muhdhar, kesepuluhnya pun sudah diambil janji dan sumpah mereka, mereka bersaksi dihadapan Allah, para malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan hamba-hamba Allah yang saleh, juga kakek mereka Syekh Abdul Rahman, Syekh Umar dan umat islam seluruhnya bahwa mereka adalah orang-orang yang adil dikalangan Bani Alawi, dan mereka tidak akan condong pada kebatilan selain yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam segala urusan, bila kesepuluh orang tersebut memandah suatu kemaslahatan sebagai solusi terbaik maka pendapat mereka inilah yang diutamakan, bila Syekh Umar memberikan suatu petunjuk dalam suatu kemaslahatan maka pendapatnya akan dilaksanakan, kesepuluh orang tersebut adalah:


1.    Syekh Abdullah bin Syekh Abdul Rahman Al Saqqaf
2.    Syekh Abdullah bin Alawi
3.    Syekh Muhammad bin Abdullah
4.    Syekh Hasan bin Syekh
5.    Syekh Hasan bin Ali
6.    Syekh Abu Bakar Ba Hasan
7.    Syekh Husain bin Ali
8.    Syekh Ali Ba Hasan Al Muallim
9.    Syekh Muhammad bin Umar
10.  Syekh Muhammad bin Ali


Kesepuluh orang tersebut jika salah satu diantara mereka condong pada kebatilan atau meninggal maka akan digantikan oleh orang yang dipilih Syekh Umar Muhdar.

Kesepuluh orang tersebut mengambil janji dari setiap mereka untuk selalu menegakkan ajaran Allah dan Rasul-Nya dan tidak boleh berpaling darinya, bila salah satu diantara mereka ditimpah kedzaliman maka semua keluarga Ba Alawi akan turun tangan, mereka sepakat untuk mengeluarkan sedekah masjid-masjid mereka semua, dari kebun korma nya, rumah-rumah nya, dan segala yang berhubungan dengan nya untuk menegakkan ajaran Allah dan rasul-Nya, masjid Ba Alawi dikumpulkan semua sedekanya yang berasal dari Syekh Umar dan yang berasal dari keluarga Muhammad bin Abdullah, juga keluarga Ali bin Abdullah, keluarga Ali bin Umar dan keluarga Ahmad, semua yang memiliki sedekah dan penghasilan dikeluarkan secara ikhlas dijalan Allah, demikian juga masjid Syekh Abdul Rahman, masjid Ba Khatfan, masjid Al Habuthi, masjid Muhammad Ba Hasan Al Muallim, masjid Sarjis, masjid Muhammad bin Abdullah, Masjid Ba Humaid, Masjid Nakhl, Masjid Yabhur, sedekah Muhammad bin Ali di Saum dan Yabhur, masjid-masjid tersebut sedekahnya dikeluarkan untuk ajaran Allah dan rasul-Nya.

Masjid-masjid ini segala urusannya diserahkan kepada Allah kemudian Syekh Umar memandatkan seorang penanggung jawab untuk tiap masjid, yang tidak akan berkhianat, para pemilik masjid memasrahkan kemaslahatan masjid kepada kesepuluh orang tersebut sesuai dengan ajaran Allah dan rasul-Nya kemudian kepada arahan-arahan Syekh Umar Muhdhar, yang dipandang maslahah oleh Syekh Umar maka semua akan menurutinya, bilamana beliau tidak ada maka akan diambil pendapat salah satu dari keluarga Bani Alawi secara halus lembut tanpa kekerasan  dan rasa sombong.

Bila salah seorang dari keluarga Bani Alawi melakukan suatu kezaliman maka Syekh Umar akan meninggalkannya dan tidak mau bersalaman dengan nya, hal ini akan diikuti oleh keluarga Bani Alawi semua, Allah, para malaikatr-Nya, para nabi-Nya, semua hamba Allah yang saleh menyaksikan sesuai dengan ajaran Allah dan rasul-Nya.

Semoga salawat serta salam tetap tercurahkan kehadirat baginda Nabi Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah.

Kemudian perjanjian ini ditanda tangani oleh pihak pemerintah saat itu, para ulama dan dari pihak tetuah Bani Alawi, tanda-tanda tangan tersebut mencapai empat puluh satu tanda tangan.

Dari perjanjian ini dimulailah peran dan andil Syekh umar di masyarakatnya, beliau mampu mengontrol banyak keluarga Bani Alawi untuk menjadi satu ikatan dalam segala kondisi, organisasi Bani Alawi memulai babak baru dalam kancah percaturan pengaruh ilmu dan praktiknya dalam membentuk keluarga Bani Alawi secara intern juga keluarga-keluarga lain.

Syekh Umar Muhdar juga sangat peduli dengan pengaturan keseharian para murid dan penuntut ilmu juga peduli dengan pengajaran dan nafkah mereka, sehingga dimasa beliau respon positif dari luar meningkat tajam, sebab mereka mendapatkan pendidik dan guru yang baik.


Para Murid


Radius pengajaran Al Imam Al Muhdhar semakin meluas, sehingga orang yang menimba ilmu dari beliau ratusan dari segala penjuru, namun konsentrasi beliau pada saat itu terpaku pada Tarim dan sekitarnya, dari tangan beliau muncul para imam seperti Syekh Abdullah bin Abu Bakar Al Idrus, Syekh Ali bin Abu Bakar, Syekh Ahmad bin Abu Bakar, Syekh Abdullah bin AL Faqih Ali bin Abi Harmy, Al Faqih Muhammad bin Ali Ba Zaghaifan, dan lain-lain, juga ada para ulama didikan beliau yang berada di Syihir, Al Mukalla, Ghail, dan sekitarnya.

Para jawara ilmu mempunyai hubungan khusus dengan Syekh Umar, diantara mereka adalah Syekh Abdul Rahim bin Said Ba Wazir, dalam kitab Safahaat min Al Tarikh Al Hadhramy disebutkan dengan mimic marah ketika beliau mendengar Syekh Abdul Rahim memetak-metak tanah Syihir lalu beliau berkata, kenapa Abdul Rahim memetak-metak Syihir? Hal serupa juga disampaikan oleh penulis Al Gharar.

Penulis kitab Shafahaat min Tarikh Al Hadhramy, mengatakan hubungan antara Syekh Abdullah bin Abdul Rahman Ba Wazir dengan Syekh Umar Al Muhdhar, diantara tandanya adalah pernikahan Syekh Umar Muhdhar dengan Fatimah binti Syekh Abdullah bin Abdul Rahman Bawazir saudara Syekh Abdul Rahim, dan hidup bersama Syekh Umar di Tarim, Syekh Umar juga menamakan putra Syekh Abdullah dengan namanya, yaitu Syekh Umar bin Abdullah bin Abdul Rahman Ba Wazir.


Disebutkan juga tentang hubungan raja Ja’far bin Abdullah bin Ali bin Umar Al Kathiri kakek dari Sultan Buthairiq dengan Syekh Umar Al Muhdlar, dikatakan kakeknya dulu yakni kakek Abu Thuairiq, yaitu raja Jakfar bin Abdullah bin Ali bin Umar terkenal dengan pemikiran-pemikiran briliannya, suatu saat si kakek berunding dengan Syekh Umar Al Muhdhar  di petah Sultanah, lalu kakek tersebut usul bagaimana bila Jakfar menjadi sultan di negri Bur yang saat itu, dilanda krisis ketaatan rakyatnya sebab pemimpinnya yang sudah udzur, dan mengatkan bahwa Syekh Umar bisa meyakinkan sultan Bur untuk melepaskan kepemimpinan kepada Jakfar, sehingga mulai saat itu jakfar menjadi pemimpin di Bur sampai pada akhirnya mati dibunuh oleh Al Dhalfan tahun 905.

Syekh Umar Al Muhdlar dan Syair-syairnya


Syekh Umar Muhadar mempunyai syair-syair  yang berirama hadhrah yang biasa didendangkan oleh ahli tasawwuf, seperti:


يا مسيكينة الغنا تريم            حره أمسي لها كم من خليل
قد خلي منها شق السحيل        البويقي على ظفره شليل


Karomah Syekh Umar Al Muhdhar


Seperti dikatakan pada buku-buku sebelumnya masalah karamah dalam silsilah buku biografi ini, merupakan subjek yang bukan titik berat, sebab tujuan dari buku ini adalah untuk memperkenalkan kepada generasi zaman ini biografi para pendahulunya dengan gaya berkomunikasi dan berpikir mereka bahwa para wali adalah manusia yang paham betul bagaimana menghargai waktu, usia, dan agama, sehingga mereka meletakkan segala sesuatu sesuai tempatnya, dan barang siapa meletakkan segala sesuatu pada tempatnya akan tampak dari dirinya rahasia waktu, umur, dan agama sehingga tidak memprioritaskan salah satu diatas lainnya tapi asas mereka dalam masalah agama dan dunia adalah tujuan Allah SWT, sehingga mereka menjadikan agama sebagia target utama dan dunia sebagai media untuk bisa sampai kepada target.

Banyak diantara generasi sekarang  yang terjangkiti penyakit alergi terhadap para wali dan orang-orang saleh, hal ini sebab gencarnya serangan informasi yang memojokkan madrasah-madrasah tradisional, sebenarnya kita bisa memberikan penjelasan kepada para pembaca perihal karamah-karamah tersebut namun kondisi sekarang tidak memungkinkan maka kami suguhkan sebagai gantinya sikap-sikap yang berhubungan dengan praktik sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, dalam hadist beliau ” barang siapa yang menghidupkan sunnah-sunnahku disaat kehancuran umatku maka dia berhak pahala seratus syahid”


Karamah bukan merupakan syarat kewalian, ketakwaan adalah sikap consisten, maka karamah dan ketakwaan adalah konsisten dan beramal saleh, subjek inilah yang akan kami angkat dalam otobiografi ini.


Seseorang yang berfikir tentang karya-karya otobiografi akan dihadapkan pada kenyataan bahwa suatu peristiwa menuntut seorang penulis untuk memahami masa terjadinya peristiwa tersebut juga kesiapan para konsumen buku tersebut, orang-orang tedahulu yang tercakup didalamnya para ulama, para ahli hadist, para mujtahid, para ahli usul sudah barang tentu ada diantara mereka yang terkenal dengan karamahnya, haalnya, ataupun maqam-maqamnya. Sedangkan untuk masa sekarang para penulis dihadapkan pada celaan dan ungkapan-ungkapan lepas. Hal ini sebenarnya bisa teratasi dengan memperlakukan ilmu diatas kaidah moderat dan tanpa menambah-nambahi ataupun mengurang-ngurangi.


Banyak sekali buku-buku otobiografi yang mengusung cerita-cerita tentang karamah Imam Umar Muhdar  sebagai bahan kajian, demikian halnya para imam lain. Kebanyakan kitab-kitab klasik selalu menjadikan masalah karamah dan hal-hal yang luar biasa sebagai salah satu tajuk pemicaraan mereka. Pembuktian merupakan tuntutan umum yang mana dia juga menjadi ukuran kepribadian para tokoh dan keutamaan mereka.


Para pecinta dan pengagum Syekh Umar Muhdhar sampai saat ini masih bisa merasakan karamah dan pengaruhnya  seperti wali-wali Allah yang lainnya. Namun perang info sekarang ini terkonsentrasi pada Al Kitab dan Al Sunah, kedua referensi ini pada saat ini dipamerkan dan dipasarkan kepada para generasi sekarang dalam bentuk yang mandul dari buah praktiknya, dan hal ini telah menghiasi logika generasi sekarang sehingga memalingkan mereka dari mengambil sikap yang benar.


Pendeknya, saya katakan kepada para pembaca yang budiman bahwa banyak dari cerita-cerita karamah yang membutuhkan filter yang kuat agar bisa disuguhkan sejalan dengan pola pikir generasi saat ini, sehingga para pendahulu tidak tedhalimi maqam dan martabat mereka dan pemahamam para pemuda zaman sekarang dapat dibenarkan dengan teknik yang tengah-tengah dengan tanpa mengingkari seratus persen, juga tidak menerima apa adanya cerita-cerita tersebut, juga dengan cara pentahqiqan akan kebenaran riwayat dan para periwayatnya.

Tugas ini tidaklan mudah namun kita berharap Allah akan mempermudah bagi orang dikehendaki-Nya.


Kepergian Syekh Umar Al Muhdhar

Penulis Al Gharar mengatakan,


فذاك الذي قد سما في العلا        إلى ذروة الفجر حتى فخر
هو الليث حقا ترى للعدا         لديه ارتعاد إذا ما زأر
له صارم المجد صمصامه        إذا هزه طار منه الشرر
بتول إذا ما سطا سطوة        على الوتر ألقاه شفعا و مر
و من ذروة العز خصت له        و من نال ما عنه كل حسر


Sang imam selalu rutin dalam menyebarkan ilmu dan mengamalkannya, mengunjungi para janda dan anak-anak yatim, melakukan dak’wah ilaa Allah, juga mengemban amanat thariqah yang dimandatkan secara turun menurun dari para pendahulunya, sampai pada suatu hari ketika muadzin mengumandangkan azan dzuhur sedang beliau saat itu sedang duduk lalu beliau menjawab selamat datang bagi penyeru dan shalat, lalu beliau menghadap kiblat dan memulai shalat, berdiri, bertakbiratul ihram, melakukan ritual shalat dan bersujud, sisaat inilah ruh beliau berpindah sedangkan beliau dalam keadaan sujud, tidak bergeming dari posisinya sampai para jamaah merasa ada keganjalan, lalu diangkat dan mereka mendapati beliau  telah meninggal dunia, pada hari senin 2 dzul qa’dah tahun 833M.


Goncanglah Tarim ketika mendengar kabar ini bagai tersambar petir, ratusan orang berjubel untuk mengantar jenazah beliau yang berjalan diantara bahu para keluarga, pecinta dan pengikut beliau hingga sampailah di tempa peristirahatan akhir disamping para pendahulunya.


Penulis Al Jauhar mengatakan,


سقى الله قبرا سما و افتخر        بجثمان شمس المعالي عمر
لقد ضم إمام الهدى            أبا حفص الليث ذا المشتهر
صباح الظلام و غوث الأنام        رفيع المقام مزيح الضرر
كريم تسلسل من سادة         كرام صفوا عن مشوب الكدر
حووا سر أسرار خير الورى        و فيهم سرى سره و انحدر
إلى أن تلقاه شيخ الورى        و صار له المعدن المستقر
تشعشع من بعدهم نجمه        و نار فلما تعالى زهر
فآه على القوم قد أوحشوا        و آه على فقد تلك الغرر
و آه على السيد المرتضى        و ما ينفع الآه بعد القدر
سلام سلام على روحه        من الواحد الفرد منشي الصور
فذاك الذي قد سما في العلا         إلى ذروة الفجر حتى فخر


Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang telah tercurahkan kepada para abrar (baca : orang-orang baik), dan memberikan kita imbas manfaat beliau dan ilmu beliau di dunia dan akhirat amin.

Robbi fanfa’na bibarkathim wahdinal husna bihurmatihim wa amitna fi thoriqotihim..
Wallahu a’lam


2013@abdkadiralhamid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al-Imam Al-Habib Umar Al Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf, Tarim"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip