Sayyid Ali Bin Ja'far Asseggaf : Annasabah Alawiyyah
Tulisan
ini alfaqir persembahkan untuk mengenang dan menghargai AN NASSABAH Al Wali Al
Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Asseggaff
akan jasa-jasa beliau dalam mensensus alawiyyin di Nusantara. Hal ini dikarenakan
akan kesedihan hati alfaqir bahwa ternyata banyak alawiyyin generasi sekarang
yang tidak mengenal beliau padahal beliau lah yang pertama kali mengadakan
sensus terhadap alawiyyin nusantara.
Saat
akan hamba mulai menulis tentang dirimu duhai yang dicintai oleh Ar Rasul dan
Hababati Fathimah Az Zahra ada rasa malu yang teramat. Namun jiwa ini tak dapat
menahan keinginan yang teramat kuat yang membuat hamba yang faqier ini
menuliskan sekilas riwayat hidupmu. Tulisan ini hanyalah ungkapan rasa terima
kasih dari hamba yang berusaha menunjukkan ungkapan kepada mu. Walau ini jauh
dari kesempurnaan namun hannya ini yang hamba mampu lakukan.
Beliau
adalah seorang yang menjauhkan diri dari ketenaran(khumul) yakni mengikut
kebiasaan para datuk-datuknya terdahulu.beliau adalah An Nassabah Al Wali Al
Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Al Alwi
Abdurrahman Asseggaff.
Al
Habib Ali bin Ja’far bin Syech Asseggaff lahir di Palembang Sumatera Selatan 22
Rabi’ul Awwal 1307 H/16 November 1889 M, beliau adalah generasi pertama yang
lahir di Nusantara. Kakek/datuk dari Habib Ali adalah Al Habib Syech bin Sagaf
bin Ahmad Aseggaff dikenal seorang yang ‘alim di masanya, beliau lahir pada
tahun 1258 H/1842 M dan wafat 1322 H/1905 M di Sewon Hadramaut Yaman Selatan.
Silsilah dari garis ayah :
Ali
bin Ja’far bin Syech bin Sagaf bin Ahmad bin Abdullah bin Alwi bin Abdullah bin
Ahmad bin Abdurahman bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi bin Ahmad Maula
Maryamah bin Alwi bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Asseggaff bn Muhammad
Mauladawilah bn Ali bn Alwi Al Qhoyyur bin Muhammad Faqih Muqaddam bn Ali bn
Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi' Qasam............ Rasulullah MUHAMMAD
SAW.
Silsilah dari garis ibu :
Syarifah
Futum binti Alwi b Ahmad b Alwi bin Ahmad bin Al Qutb Ali bin Abdullah bin
Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Abdullah bin Abubakar bin Alwi bin Ahmad bin
Al Imam Al Qutb Abubakar As Sakran bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Asseggaff bn
Muhammad Mauladawilah bn Ali bn Alwi Al Qhoyyur bin Muhammad Faqih Muqaddam bn
Ali bn Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi' Qasam............
RasulullahMUHAMMAD SAW.
Ayah
dari Habib Ali adalah Al Habib Ja’far bin Syech bin Saqaf Asseggaff lahir di
Sewon,beliau adalah seorang penyiar agama Islam yang berhijrah dari Sewon
Hadramaut ke Palembang, kehidupan beliau sangat sederhana. Di Palembang Al
Habib Ja’far bin Syech bin Sagaf ini menikah dengan As Syarifah Futum binti Alwi
bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad bin Al Qutb Ali bin Abdullah Asseggaff. Dari
pernikahan ini lahirlah Al Habib Abdullah dan Al Habib Ali(An Nasabah/shohibul
Manaqib). Kemudian Al Habib Ja’far bin Syech Asseggaff berhijrah ke Jakarta dan
menikah dengan Syarifah Rugayyah binti Abdullah bin Husin bin Abdurrahman bin
Sahl Jamalullail. Dari pernikahan ini lahirlah Habib Umar dan Khadijah. Al
habib Ja’far bin Syech terus melanjutkan dakwanya di Wilayah Jawa barat hingga
beliau wafat di wilayah Cijeruk Sukabumi.
Kisah
Dalam Menuntut Ilmu
Al
Habib Ali bin Ja’far
menghabiskan masa kecilnya di Palembang,menjelang remaja beliau di kirim ke
Sewon tempat kelahiran ayahnya. Pada masa itu di Sewon dipenuhi bintang
gemintang ulama yang memiliki keunggulan dalam bidangnya masing masing.
Diantaranya adalah Al ‘Allamah Al Wali An Nassabah Mufti Hadramaut Shohibut
Fatwa Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyur Syahabuddin.
Al Habib Ali bin Ja’far saat itu belajar langsung dengan Al Habib Abdurrahman
bin Muhammad bin Husin Al Masyhur ini. Bagi Alawiyin yang mengerti dan belajar
nasab maka nama Al Habib Abdurrahman ini sangat dikenal dan menjadi satu dengan
ilmu nasab. Beliaulah pengarang kitab Nasab yang merupakan panduan utama buat
meneliti dan menentukan kebenaran nasab seseorang. Kitab tersebut adalah Syamsu Azh-Zhahirah,Al Habib Ali bin
Ja’far dalam beberapa tahun mengkaji dan mempelajari kitab nasab tersebut
secara teliti dan menyeluruh. Pada saat Al Habib Ali bin Ja’far ini pulang ke
Indonesia, beliau membawa 7 Jilid Kitab Nasab yang merupakan karya dari Al
Allamah An Nasabah Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur
Syahabuddin.
Sensus Alawiyyin
Nusantara
Dengan
berpijak kepada buku “Syamsu Azh-Zhahirah” ini maka An-Nasabah Al Wali Al Habib
Ali bin Ja’far bin Syech bin Sagaf Al Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Asseggaff
melanjutkan pencatatan nasab ini hingga pada generasi beliau dengan melengkapi
catatan tambahan. Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Assegaf atas bantuan dari
Al Habib Syech bin Ahmad bin Muhamad bin Umar bin Syahabuddin melaksanakan
sensus Alawiyin dan selesai pada tanggal 18 Dzulhijjah 1358 H / 28 Januari 1940
M. Jumlah yang tercatat saat itu adalah 17.764 orang. Sensus ini dilakukan
per-daerah yang memuat secara rinci data-data Alawiyin baik itu daerah, tempat
dan tanggal lahir, jenis kelamin, statusnya, Umurnya, kemampuan bahasa Arab,
Indonesia atau Belanda, dihimpun dalam satu buku yang menyajikan data tersebut
secara tertib dan terperinci. Buku ini cukup besar dan tebal karena menyebutkan
nama satu individu hingga beberapa generasi ke atas serta dengan keterangan
keterangan yang lengkap. Sebagai contoh sensus daerah
Betawi,Surabaya,Palembang,Pekalongan dan lain lain. Dari buku buku sensus
perdaerah ini selanjutnya di buat satu buku yang hanya memuat Nama
daerah,jumlah Alawiyin yang ada dan nama qabilah qabilah yang ada di daerah
tersebut. Buku ini tipis dengan ukuran kertas yang biasa atau dengan kata lain
buku ini merupakan Buku Rekap Sensus Alawiyin.
Dari
hasil sensus ini oleh An Nasabah Al Walid Al Habib Ali bin Ja’far bin Syech Al
Fargas Al Ahmad Maula Maryamah Asseggaff dihimpun dalam buku nasab sebanyak 7
Juz / jilid. Buku ini memuat dengan rinci semua alawiyin diberbagai Negara
yakni Indonesia, Semenanjung Melayu, Singapora, Yaman Selatan dan Utara,
Afrika,India,Oman dan lain lain. Buku Al Habib Ali bin Ja’far ini sempat
ditulis ulang di Singapora, sama persis dengan yang asli hanya saja berbeda
style tulisannya. Buku 7 Juz/jilid karya Habib Ali bin Ja’far ini adalah
kelanjutan dari buku 7 jilid karya dari Al Allamah Habib Abdurrahman bin
Muhammad bin Husin Al Masyhur Syahabuddin .Selanjutnya pada tahun 1954
didirikan Lembaga Pencatatan,Penelitian dan Pemeliharaan Nasab Alawiyin yang
dinamakan “Al Maktab Ad Daimi”, yang berpusat di Jakarta. Karena peranan
Al Habib Ali bin Ja’far yang sangat menguasai tentang nasab saat itu maka tidak
ada orang yang pantas menduduki jabatan ini kecuali beliau,beliaulah yang
diangkat sebagai Ketuanya dan wakilnya adalah Habib Hasyim bin Muhammad Al
Hadi bin Ahmad Al Habsyi,disamping itu juga ada 2 orang sebagai penasehat
lembaga ini yaitu Habib Alwi bin Thahir Al Haddad(Mufti Johor) dan Habib
Ahmad bin Abdullah As Shofie Asseggaff. Pada masa kepengurusan ini Al Habib
Ali bin Ja’far Asseggaff menyerahkan buku 7 jilid yang beliau bawa dari
Hadramaut karya Al Allamah Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur
Syahabuddin kepada pengurus Maktab Ad Daimi saat itu,sementara buku 7 jilid
karya Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff tetap ditangan beliau.Dari 7 jilid buku
nasab ini kemudian dikembangkan menjadi 16 Jilid / juz dan dibuat 4 rangkap
yakni satu rangkap buat di Jakarta, satu buat Pekalongan, satu buat Surabaya
dan satu buat Palembang. Buku ini dinamakan buku Induk Syajarah Nasab Alawiyin
yang saat ini dijadikan sebagai buku rujukan dalam pencatatan dan penelitian
untuk menentukan kebenaran nasab setiap individu Alawiyin.
Mundur Dari Maktab
Daimi
Pada
tanggal 30 November 1956,Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff mengundurkan diri sebagai
ketua di Maktab Ad Daimi. Namun demikian karena nasab ini sudah menyatu pada
jiwanya maka beliau tetap mengadakan perjalanan ke berbagai tempat untuk
mencatat dan meneliti nasab Alawiyin. Buku karya beliau ini selalu beliau bawa
dalam penelitian di berbagai tempat. Dalam buku ini beliau mencatat hampir
semua Alawiyin yang ada di seluruh Indonesia, Malaysia, Singapora, India,
Afrika, Hadramaut, Turki dan Jazirah Arab lainnya.Buku 7 jilid ini semuanya
berjumlah hampir 2000 halaman,selain buku ini beliau juga membuat catatan
catatan dalam lembaran yang jumlahnya tidak terhitung.
Sosok
kepribadian beliau sangat bersahaja,hampir sebagian besar kehidupan beliau
digunakan untuk meneliti dan mengabdi kepada penjagaan nasab. Beliau adalah
satu satunya Ahli Nasab terakhir yang tak dapat ditandingi oleh siapapun dengan
Maha Karyanya yang hingga sekarang di jadikan rujukan utama dalam meneliti dan
melacak kebenaran nasab seseorang khususnya buat keluarga para Habaib yang
berasal dari Hadramaut.
Beliau
memiliki berbagai sifat-sifat leluhurnya yang berbuat hanya mengharap ke
Ridhaan ALLAH semata,beliau seorang putra terbaik Alawiyin yang sangat Ikhlas
dalam berbuat.Salah satu sifatnya adalah Khumul(tak mau dikenal khalayak ramai)
sehingga sampai saat ini banyak sekali orang tidak mengetahui akan peranan
beliau yang sangat dominan dalam pemeliharaan kerapian dan kemurnian nasab ini.
Namanya beliau tenggelam tertelan oleh nama nama orang yang masyhur/terkenal
ataupun tertutupi nama organisasi yang di dalamnya beliau mengabdi. Sehingga
sangat wajar sekali sampai saat ini orang tidak tahu sama sekali akan semua
karyanya dan kita tak akan mendapatkan gambar gambar pribadinya di rumah rumah
keluarga Alawiyin sebagaimana lazimnya kita lihat gambar para habaib habaib yang
lainnya. Beliau adalah satu satunya Ahli Nasab,yang pertama dan terakhir yang
dimiliki oleh keluarga Alawiyin dengan karyanya yang luar biasa. Walaupun
setelah beliau ada yg melanjutkan mengurus nasab namun tak ada orang yang
setara dan sekelas beliau sampai kapanpun.
Al
Habib Ali bin Ja’far Asseggaff nikah dengan Syarifah Aisyah binti Abdullah bin
Abdul Ma’bud bin Khidir bin Jarjis bin Ahmad Al Kadzimie Al Musawi Al Bagdadi
di Jakarta,dari perkawinan ini lahirlah : 1.Syayyid Mustofa (wafat di Jakarta
1985) keturunan beliau saat ini semaunya ada di Jakarta 2.Syarifah Maryam
(masih ada sampai saat ini di Jakarta) 3.syarifah Wasilah (wafat umur 5
tahun).Beliau juga nikah dengan Syarifah Tejun bin Yahya dan memiliki anak
Syarifah Raguwan dan syarifah Salwa,saat ini Syarifah Tejun bin Yahya ada di
Tuban Jawa Timur.
Beliau
wafat di Jakarta pada tahun 1381 H / 1962 M dan dimakamkan di pekuburan karet
wakaf (sekarang jadi sekolahan Said Naum) di Tanah Abang Jakarta Pusat,kemudian
makam ini dibongkar dan dipindahkan oleh Gubernur DKI ke Pekuburan Umun Karet
Jakarta. Sampai saat ini makam beliau tak diketahui letak pastinya karena saat
pembongkaran kuburan keluarga beliau tak diajak beruding . Inilah suatu keadaan
yang sangat sedih dan memprihatinkan sekali dan yang lebih memprihatinkan lagi
banyaknya orang orang yang mengurus nasab namun tidak pernah mengenal akan
beliau”An Nasabah Al Wali Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff.”Tiadalah
orang dapat bersyukur kepada ALLAH sebelum dia dapat mengucapkan terima kasih
kepada Mahluknya “.Tiadalah orang dapat mengurus nasab sebelum mengenal siapa
dan apa saja hasil maha karya Al Habib Ali bin Ja’far Asseggaff.Alangkah
baiknya bila kita semua keluarga Alawiyin mengetahui akan manaqib beliau ini.
Demikianlah
Manaqib singkat ini dapat hamba yang faqier tulis dengan penuh sangat
keterbatasan yang ada.Semoga bermanfat bagi orang orang yang masih memiliki
perhatian terhadap kemurnian dan kerapian nasab Alawiyin.
Sumber Tulisan:
Manaqib
An Nassabah Al Wali Al Habib Ali bin Ja'far Asseggaff oleh Alidien Hasan Al Ali
bin Abdullah Asseggaff Jakarta, November 2008
Abdkadir
Alhamid
© 2013