Oleh : Sayyid Idrus bin Ali Al Habsyi S. Fil,i
Sikap Habib Ustman dalam menghadapi kolonial Belanda adalah sebagai Mudarah ( sikap ramah yg tujuan nya utk menjaga agama) bukan menunjukan sikap mudaharah ( sikap ramah yg tujuannya utk mengkerdilkan agama). Sebagaimana para ulama kita ketika di zaman kolonial Jepang mereka bekerja sama dgn jepang, tapi dengan tujuan untuk memperkuat kedudukan umat Islam.
Bagaimana jepang ketika itu membuat kantor urusan agama ( Shumubu) yang tidak terlepas utk kepentingan jepang agar bisa mengontrol gerakan gerakan ummat Islam untuk dikumpulkan dalam satu wadah yang kita kenal dengan Shumubu, yang diketuai oleh KH. Hasyim Asy'ari dan diserahkan kepada anak nya KH. Wahid Hasyim.
Ketika itu banyak orang yang protes kenapa para kiyai kita mau duduk di Shumubu, padahal Shumubu itu buatan jepang? Ini di jawab dengan luar biasa oleh para kiyai kita, seolah olah jepang lagi memanfaatkan para ulama kita, tetapi sebenarnya ulama kita lah yang sedang memanfaatkan jepang.
Shumubu akhirnya di jadikan oleh ulama kita sebagai ajang konsilidasi ummat Islam untuk menggalang persatuan dan kekuatan. Begutu juga kita liat bagaimana lahir nya Masyumi ( majelis syuro muslimin Indonesia). Pada tahun 1942 jepang membubarkan MIAI ( majelis Islam ala Indonesia) karena dianggap gerakannya bisa membahayakan jepang, tapi pada bulan Oktober 1943 jepang membuat wadah yang bernama Masyumi, jadi berdirinya Masyumi tidak terlepas dari peranan dan izin dari kolonial jepang. Lalu apakah kita mengatakan Masyumi itu sebagai antek jepang???
Begitu juga kita liat berdirinya PETA ( Pembela Tanah Air) sebagai wadah pelatihan militer buatan jepang, yang dimana tidak terlepas dari kepentingan jepang untuk bisa membantu jepang dalam menghadapi perang Asia pasifik menghadapi sekutu. Dari PETA inilah lahir para pejuang pejuang Indonesia yang telah duduk secara militer oleh jepang. Lalu apakah kita anggap PETA sebagai antek jepang karena di didirikan oleh jepang???
Tentu tidak, bahkan PETA menjadi kekuatan bangsa indonesia dalam mempertahankan kedaulatan indonesia. Begitu juga kalau kita lihat sejarah lahirnya Laskar Hizbullah, tidak terlepas atas restu jepang. Laskar Hisbulloh ini dibentuk sebagai wadah militer nya Masyumi. Laskar Hisbulloh terbentuk pada tahun 1944, dan pada Januari 1945 Laskar Hisbulloh mengadakan latihan militer di Cibarusah Jawa Barat yang dilatih oleh Kapten Yanagawa, tercatat tidak kurang jumlah orang yang menjadi laskar Hisbulloh berjumlah 50.000 orang dgn KH. Zainal Arifin sebagai ketua dan Mr Muhammad Roem sebagai wakil ketua.
Lalu apakah kita bilang Laskar Hisbulloh ini sebagai antek jepang karena didirikan atas restu jepang????. Tentu tidak.
Maka dari itu KH Wahid Hasyim pernah mengatakan kepada KH Saifudin Zuhri bahwa perang itu tipu muslihat, siapa pun yang menghalangi jepang akan disapu dgn tangan besi nya. Ummat Islam lebih baik berpura pura bekerja sama dengan jepang , dari luar seolah olah untuk kepentingan Nippon Jepang dan ke dalam untuk kepentingan nasional dan memperkuat kedudukan Ummat Islam.
Dan ini bisa kita liat juga dalam kiprah beliau Hb Ustman bin Yahya utk supaya da'wah Islam terus berjalan di zaman kolonial yang penuh dengan tekanan. Kita bisa liat diantaranya :
1. Habib Ustman bin Yahya memberikan pengajaran kepada ummat Islam pada zaman itu, untuk mengenal hukum hukum Islam, dan membentengi Aqidah ummat dari praktek praktek penyimpangan yang banyak terjadi pada saat itu
2. Habib Ustman menjaga pengadilan agama untuk urusan ummat Islam agar tidak sembarangan mengangkat qodhi, tujuannya supaya sejalan dengan aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah dan berpegang pada fiqih Syafi'i. Maka dari itu beliau menulis kitab tentang hukum hukum Islam yg bernama Al Qowanien Al Syar'iyyah Li ahl majalis Hukmiyyah wa Al iftaiyah
3. Habib Ustman dengan ketokohannya mendukung gerakan Syarikat Islam yg dipelopori oleh HOS Tjokroaminoto. Melalui karyanya "Sinar Isterlam dalam menyatakan kebenaran sarekat Islam" dan satu karya lagi dgn judul "Selampai terselam pada menyatakan kebajikan sarekat Islam". Karya Habib Ustman ini ditulis sebagai jawaban atas tuduhan dari kelompok yg menyerang Sarekat Islam.
- Habib Ustman sebagai tokoh yang mengembangkan pendidikan Islam sehingga sebagai cikal bakal berdirinya lembaga lembaga pendidikan Islam, yang dimana ketika itu utk mengadakan majelis ilmu tidak mudah dan selalu di awasi oleh Belanda. Tetapi Habib Ustman dengan ketokohannya terus membekali ummat dengan ilmu ilmu syariat. Bahkan Habib Ustman mengajar dari tingkat orang orang awam sampai ke tingkat para ulama.
Maka dari itu kita lihat karya Habib Ustman banyak dlm bahasa Arab Melayu, dengan tujuan agar bisa dibaca oleh orang orang awam.
- Habib Ustman bin Yahya memberikan dukungannya untuk Jamiat Kheir organisasi pendidikan pertama yang berdiri di Indonesia pada tahun 1901, yang didirikan oleh para tokoh habaeb dan di dalamnya banyak tokoh tokoh nasional yg bergabung di Jamiat Kheir diantaranya KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. HOS Tjokroaminoto dll. Yg dimana tujuannya didirikan Jamiat Kheir untuk membendung kristenisasi pada zaman kolonial Belanda, dan sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan tokoh nasional.
-Habib Ustman menulis kitab utk menyambut berdirinya Jamiat Kheir dalam karyanya Jam'ul Nafais Li Tahsin al madaris.
- Habib Ustman bin Yahya banyak melahirkan ulama ulama besar diantara murid murid beliau Hb Ali bin Abdurahman Al Habsyi Kwitang. KH. Marzuki kampung muara. KH. Mama Bakri Sempur Purwakarta dll.
0 Response to "Peran Habib Ustman bin Yahya dalam perjuangannya membentengi da'wah di zaman kolonial & Kecerdasan Fighu Siyasah Ulama pada zaman kolonial"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip