Tulisan agak panjang tapi perlu untuk
menambah pengetahuan agar tidak gagal faham
Sesuai info dr ahli2 nasab yg pernah menelusuri nasab marga
adzmatkhan...... dgn harapan agar Nasab Keluarga Nabi yg suci ini tdk
ternodai....
Tdk satupun yg menolak jasa2 wali songo dlm penyebaran islam
di Indonesia, dan itu tdk ada kaitan sama sekali antara nasab dan silsilahnya
dgn jasa2 mereka, itu penilaian yg keliru...hal ini sdh beberapa kali ana
jelaskan sebelumnya...dan kita tetap menjaga hubungan yg baik dan saling
menghargai dgn keluarga adzmatkhan yg notabene memiliki hubungan kekerabatan
meskipun secara hubungan nasab terputus.
Walau bagaimanapun hubungan ini tetap hrs disyukuri bukan
malah merusak hub ini dgn "menambah2, merekayasa, atau bahkan tdk mengakui
& tdk menerima kenyataan yg ada" sehingga bukan lagi hikmah yg
diperoleh tapi mungkin ancaman2 terhadap pemalsu2 nasab....
Kasus2 ini juga terjadi pd Komunitas2 arab di beberapa
daerah, sebagaimana di sulsel, ada komunitas cikoang (assegaf&aidid
cikoang).....Telah dijelaskan, bukan mencari perdebatan, konflik atau
perpecahan, tapi hanya ingin meng-clear-kan agar hal ini tdk menjadi salah
faham yg berkepanjangan dan terus "membutakan hati" utk tdk menerima
kenyataan dari hasil Ahli Nasab (Objektif) dan bukan dari hasil Ahli Sejarah
(Subjektif).
Nasab keluarga Adzmatkhan tidak ada dengan "tepat"
dalam daftar lalu tidak diakui Naqobatul Asyraaf Jakarta menyebabkan mereka
bertindak menerbitkan Rabithah sendiri.
Oleh karena para Wali Songo
dikatakan keturunan Sayyid Hussein Jamaluddin Kubro yang berasal dari keturunan
Adzmatkhan, maka status anak cucu Wali Songo sebagai Ahlul Bait juga agak
'tergantung' lalu pengakuan cuma bisa dibuat dalam Rabithah Azamat Khan, bukan
dalam Naqobatul Asyraaf.
Pihak Naqobatul Asyraaf tidak menerima dan mengakui nasab
yang dinisbahkan kepada teori-teori sejarah, karena hal nasab adalah
bersangkutan dengan hukum. Naqobatul Asyraaf cuma menerima nasab-nasab yang
shohih yang di catat oleh munsib-munsib yang muktabar.
Hal ini juga seperti kita
menerima hadist-hadits juga.
Dalam mengklaim nasab adzmatkhan,
nasab mereka juga disahkan dalam kasyaf
Naqobatul Asyraaf menolak langsung kenyataan ini bagi
pembuktian nasab, karena ini adalah melanggar adab dan tertib dalam ilmu nasab.
Apakah ada jaminan nasab tersebut tidak bercampur budaya
tempatan? Karena bisa saja ada yang menisbahkan nasab nya ke pihak ibu dengan
adanya fakta2, adanya pengakuan nasab dari "jalur ibu" sehingga
menambah kekacauan catatan nasab mereka.
Semoga kita tdk digolongkan
seperti hadist Rasulullah SAW :
Orang yang mengaku-ngaku dengan sesuatu yang tidak dia
miliki maka dia seperti pemakai dua pakaian kebohongan (HR. Muslim dalam
Shahihnya, no. 2129 dari Hadits Aisyah radliyallahu’anha)
Menurut dari Sumber Sejarah,
nasab keluarga Adzmatkhan dinisbahkan dari Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammil
Faqih) bin Muhammd Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alawi bin Muhammad
bin Alawi (Asal usul marga Ba'alawi atau Al-Alawi) bin Abdullah / Ubaidillah
bin Ahmad Al-Muhajir
Beliau hijrah dari Hadhramaut (Qosam) ke India untuk
berda'wah dan memiliki anak laki-laki bernama Abdullah, dan diteruskan anak
lelaki bernama Amir Al-Mu’azhzham Syah Maulana Ahmad. Ia mempunyai banyak anak
lelaki. Sebagian dari mereka pergi meninggalkan India, berangkat mengembara.
Ada yang ke negeri Cina, Kamboja, Siam (Tailand) dan ada pula yang pergi ke
negeri Anam dari Mongolia Dalam (Negeri Mongolia yang termasuk di dalam wilayah
kekuasaan Cina). Mereka pergi meninggalkan India untuk menghindari
kesewenang-wenangan dan kezhaliman Maharaja India pada waktu terjadi fitnah
pada akhir abad ke-7 Hijriah.
Diantara mereka itu yang pertama
tiba di Kamboja ialah Sayyid Jamaluddin Al-Husain Amir Syahansyah bin Sayyid
Ahmad. Ia pergi meninggalkan India tiga tahun setelah ayahnya wafat.
Kepergiannya disertai oleh tiga orang saudaranya, yaitu yang pertama Syarif
Qamaruddin. Konon, dialah yang bergelar ‘Tajul-muluk’ Yang kedua ialah Sayyid
Majiduddin dan yang ketiga ialah Sayyid Tsana’uddin.
Sayyid Jamaluddin Al-Husain atau Sayyid Husain memiliki
tujuh orang putra, dari sinilah menurunkan nasab para Wali Sembilan (WAli
Songo) dst……
"Ilmu Nasab, ilmu yang tidak semua orang bisa
memahaminya, bahkan beberapa ulama ahli nasab, menyarankan agar jika ingin
bicara nasab jangan di forum terbuka atau didepan masyarakat umum, Sebab, Ilmu
nasab adalah ilmu yang sulit dicerna, jangankan orang awam, para
akademisipun akan sulit menghadapi."
Dalam Kaidah Ilmu Nasab, tidak ada perbedaan dari segi sanad
keilmuannya karena pada dasarnya sumbernya sama kecuali jika tdk mengikuti
kaidah2 pada umumnya....
Persoalan azmat khan adalah persoalan klasik dan hampir sama
dengan marga2 lain yg nasibnya "tergantung" krn tdk
diiktiraf....
Menurut dari ahli nasab, catatan
mereka tidak rapi dan tdk melaporkan (mengupdate data) yang telah terjadi
hampir 500 tahun hingga ada sekitar 17 -18 generasi yg lenyap hingga sulit
utk ditelusuri ....
Pada Dasarnya Lembaga nasab hanya kepengen Nasab2 yg ada itu
DIJAMIN KEABSAHANNYA dari segi Ilmu Nasab...itulah kenapa Lembaga Nasab tidak
akan menerima nasab yg samar2 apalagi jika di kuatkan dengan teori-teori yang
samar-samar pula....
Dalam Persoalan Kaidah Ilmu
Nasab, banyak faktor-faktor pendukung dan Prosedur Wajib dalam meneliti dan
mengabsahkan suatu Marga atau Nasab. Bukan berarti dengan hanya berdasarkan
rujukan sumber-sumber sejarah atau manuskrip - manuskrip kuno yg bersifat
SUBJEKTIF, kita bisa langsung menerima begitu saja.
Manuskrip2 kuno bukan alat bukti
yg paten krn pertimbangan sejarah punya banyak versi (sepihak) sedangkan
lembaga nasab dan ahli nasab memerlukan bukti2 lain yg lebih otentik dan teruji
kebenarannya, mereka memiliki database yg lengkap semua marga dzurriah dan
generasinya yg tersebar diseluruh pelosok dunia krn hal nasab sgt penting
dijaga kesuciannya, dlm menjaga kesinambungan dzuriah2 (kafaah syarifah).....
Karena banyak pertimbangan yang
perlu dikaji dengan ilmu lebih dalam, apalagi jika dari sumber yg tidak jelas,
karena yang Lembaga Nasab perjuangkan adalah Kemurnian Nasab Silsilah Keturunan
Manusia Termulia Rasulullah SAW yang tidak boleh salah dan memiliki Tanggung
Jawab Besar di Akherat kelak, sebagaimana Dari Imam Ali, bahawasanya Rasulullah
SAW bersabda:
"Barangsiapa mengaku nasab selain ayahnya dan
membanggakan dirinya kepada selain walinya (garis keturunannya) maka baginya
laknat dari Allah, Malaikat dan sekalian manusia, Allah SWT tidak akan
menerima adanya penggantian atau pertukaran nasab secara sembarang dan
serampangan darinya". (Muttafaqun Alaih).
Karena itulah Pihak Lembaga Nasab lebih ingin “bermain di
wilayah aman” dengan tidak menerima dan mengakui nasab yang dinisbahkan kepada
teori-teori sejarah (subjektif) , karena hal nasab adalah bersangkutan dengan
hukum. Lembaga Nasab cuma menerima nasab-nasab yang shohih yang di catat oleh
munsib-munsib yang muktabar. Hal ini juga seperti cara kita menerima
hadist-hadits juga dengan menfilter yang “Shohih”. Lembaga Nasab tidak akan
menerima nasab samar-samar, apalagi jika hanya di kuatkan dengan teori-teori
yang samar-samar. Begitupun Pengklaiman nasab lewat dan disahkan dalam
“kasyaf”, Lembaga Nasab menolak langsung kenyataan ini bagi pembuktian nasab
karena ini adalah melanggar adab dan tertib dalam ilmu nasab ..
Sering kita dengar ulama ahli nasab yang sangat faham
tentang ilmu ini menjadi sasaran pelecehan bagi mereka yang tidak faham tentang
ilmu nasab, baik melalui situs maupun dalam kehidupan langsung. Disini kita
ingin meluruskan sebagaimana banyak tuduhan-tuduhan yang tidak bertanggung
jawab, yang diarahkan pada Lembaga nasab (Maktab Daimi Rabitah Alawiyyah &
Naqobatul Asyraf) yang di fitnah mendustakan nasab mereka, padahal semata-mata
hanya berusaha merangkum Nasab-Nasab yang Jelas saja dan dapat
dipertanggungjawabkan. Ini dilakukan karena didasari rasa Sadar & Takut
akan Azab dari Allah, sebagaimana banyak dalil2 yang disebutkan oleh Rasulullah
SAW akan bahayanya mengakui Nasab yang tidak jelas.
Semestinya persoalan ini tidak perlu diperdebatkan, apalagi
sesama muslim yang dapat mengakibatkan perpecahan umat, apalagi banyaknya
oknum-oknum yang berusaha mengambil kesempatan dalam memanaskan situasi ini,
khususnya dari kalangan Pembenci keturunan nabi yang senantiasa menghembuskan
fitnah-fitnah yang tidak menginginkan persatuan umat.
Tuduhan2 yg dilemparkan orang-orang yg berusaha
ingin menenggelamkan kemuliaan nasab keturunan nabi dgn tameng membangga2 nasab
sbg klise mereka, sdh ada sejak zaman nabi....tuduhan itu bersifat subjektive,
melihat jk ada dzurriah yg lupa jalan datuknya tdk brarti semua dzurriah spt
itu....tuduhan2 ini fitnah buat kami dan apakah Ketakwaan dpt diraih tanpa
RahmatNya dan syafaat kekasihnya ... Tuduhan ini biasanya dilancarkan oleh para
pembenci keturunan nabi....
Kutipan Seorang Ahli Nasab :
Nasab wali songo saja masih di perdebatkan...Kalau wali 9 saja masih di masalahkan, maka yg mengaku keturunannya pun lebih lemah lagi...!!!
Jadi kalau nasab wali 9 saja tdk di istbath secara pasti
oleh para ahli nasab, lalu bagaimana org2 yg ngaku keturunan nya???????
Mrk hanya buat2 sendiri saja tanpa pengakuan dan pengesahan
ahli nasab ataupun lembaga nasab...
semua org yg ada di seluruh dunia dpt dg mudah mengaku
keturunan wali 9....
Ali badri ini awalnya seorang kyai saja, namun lama-lama
mengaku keturunan wali 9 lalu mengajak para kyai utk secara beramai ramai
mengaku keturunan wali 9...
Padahal selama lebih 500 tahun tak ada yg mengaku keturunan
wali 9 adalah keturunan nabi. Baru tahun 2003 ke atas mereka mengaku.... Mrk
ini mencari jln pintas mau jadi habib..
Sebagian mereka ini tadinya banyak yg ngaku marga
"basyaiban", Setelah ketahuan maka ramai2 berpindah jadi keturunan
wali 9
Tak ada pola peng istbatan nasab
melalui "kasyaf"
Ini hanya buat2an mereka saja....
Para anak2 wanita kyai
(keturunana Wali 9) boleh nikah sama siapa saja kok....
Kenapa hrs di ributkan ????
Dan tak ada kewajiban mrk menjaga
kafaah
Lah wong selama beratus tahun tak
ada kaffaah di gol kyai ....kenapa skrg tiba2 mau jaga kaffaah???
Kan terdengar aneh dan ganjil ???
Tahu kah kalian jika menggunakan
NASAB yg bukan HAKNYA, NERAKA lah tempatnya.....
Tahu kan Kalian jika brani mengaku2, padahal blom jelas
KEABSAHANNYA, tdk akan mendapat SYAFAATnya ???
Semoga tulisan ini membawa harapan baru kedepan dalam
menjaga kemurnian nasab Keturunan Keluarga Rasulullah SAW sebagai pemersatu
umat. Dan menjadikan Lembaga Nasab sebagai barometer keshahihan nasab seorang.
Buat para orang tua dari kalangan
dzurriah dan para syarifah agar tidak mudah mempercayai nasab seseorang,
meskipun dia mengaku dari keturunan nabi sebelum diktiraf oleh lembaga nasab.
Betapa banyak para syarifah diperdayai dan ditipu, setelah menikah baru
ketahuan kepalsuannya. Dan inilah trik atau cara-cara (Modus) dari oknum yang
tercela agar ingin diakui menjadi keturunan nabi. Apalah susahnya mencari tahu
kebenaran nasab di lembaga Nasab, apalagi dizaman yg serba modern dan serba mudah
dan cepat.
0 Response to "MENGENAI NASAB ADZMATKHAN"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip