//

KISAH YAHUDI MERINDUKAN RASULULLAH


KISAH YAHUDI MERINDUKAN RASULULLAH


Suatu hari pada hari Sabat, seorang Yahudi di Syam sedang mempelajari Kitab Taurat. Tanpa sengaja ia menemukan ayat-ayat yang mengabarkan akan datangnya Nabi akhir zaman, sifat-sifatnya dan keadaannya sebanyak empat halaman. 

Maka ia  segera memotong dan membakarnya, karena para pemuka dan pendeta Yahudi telah mengindoktrinasi para jamaahnya bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pendusta dan ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat tambahan dalam Al Kitab yang tidak benar. 

Pada hari Sabat selanjutnya, ia masih melakukan kajian terhadap Taurat. Dan kali ini ia menemukan delapan halaman yang menyebutkan keadaan dan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Seperti kejadian sebelumnya, ia memotong dan membakarnya. 

Pada hari Sabat selanjutnya, ia masih melakukan kajian terhadap Taurat dan menemukan hal yang sama bahkan ditambah dengan cerita tentang para sahabat disekitar beliau sebanyak 12 halaman. 

Ketika ia hendak memotongnya ia berfikir:
"Jika aku selalu memotong bagian seperti ini, bisa jadi Taurat akan lebih banyak menyebutkan tentang sifat-sifat dan keadaan Muhammad....!!

Tetapi tiga kali pengalaman kajiannya tersebut telah memunculkan rasa penasaran dan keingin- tahuan yang semakin membesar. Ia datang kepada kawan-kawan Yahudinya dan berkata:

"Siapakah Muhammad?"

"Ia seorang pembohong besar yang tinggal di kota Madinah. Lebih baik engkau tidak melihatnya, dan ia tidak perlu melihat engkau!" jawab mereka. 

Tetapi entah bagaimana rasa penasaran yang semakin menggumpal telah berubah menjadi kerinduan yang membara didadanya. Dan dengan tekad yang kuat disiapkannya kendaraan dan perbekalaan lalu dipacunya mengarungi padang pasir. Setelah berhari-hari berjalan siang dan malam akhirnya sampailah ia di Madinah. 

Orang pertama yang bertemu dengannya adalah Sahabat Salman Al Farisi. Karena Salman berwajah tampan dan mirip dengan gambaran yang ada dalam Taurat, ia berkata:

"Apakah engkau Muhammad?"

Salman menunduk dan menangis mendapat pertanyaan tersebut sehingga membuat lelaki Yahudi itu terheran-heran. Salman berkata:

"Saya adalah pesuruhnya."

Memang hari itu adalah tiga hari wafatnya Nabi dan baru kemarin malam jenazah Rasulullah dimakam-kan sehingga mengingatkan Salman akan beliau dan membuatnya menangis dan sedih. 

"Dimanakah Muhammad?"

Salman yang tidak ingin mengecewakannya berkata: 

"Mari kuantar engkau kepada sahabat sahabat beliau!"

Salman membawa lelaki Yahudi itu ke Masjid dimana para sahabat tengah berkumpul dalam keadaan sedih. Setelah sampai di pintu masjid, lelaki Yahudi itu pun berseru dengan keras:

"Assalamu 'alaika Ya Muhammad...!"

Ia mengira Nabi SAW ada diantara kumpulan para sahabat tersebut, tetapi sekali lagi ia melihat reaksi yang mengherankan. Beberapa orang pecah tangisnya, beberapa lainnya makin sesenggukan dalam kesedihan. Salah seorang sahabat berkata:

"Wahai orang asing, siapakah engkau ini? Sungguh ucapanmu telah memperbarui kesedihan kami. Apakah engkau belum tahu bahwa beliau telah wafat tiga hari yang lalu?"

Seketika lelaki Yahudi itu berteriak penuh kesedihan:
"Betapa sedih hatiku, betapa sia-sia perjalananku...! Aduhai anda saja ibuku tidak pernah melahirkanku, andai saja aku tidak pernah membaca Taurat dan mengkajinya, tentu aku tidak pernah menemukan ayat-ayat yang menyebutkan sifat-sifat dan keadaannya. Andai saja aku bisa bertemu dengannya setelah aku menemukan ayat ayat Taurat tersebut...... "

Lelaki Yahudi itu  menangis tersedu, tenggelam dalam kesedihannya sendiri. Tetapi seakan teringat akan sesuatu, tiba-tiba ia berkata:

"Apakah Ali berada disini sehingga ia bisa menyebutkan sifat-sifatnya kepadaku?"

"Ada," kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat. 

"Aku menemukan namamu dalam Taurat bersama Muhammad, tolong engkau ceritakan kepadaku,  ciri-ciri beliau!"

Ali bin Abi Thalib berkata:

"Rasulullah SAW itu tidak tinggi, tidak pendek, kepalanya bulat, dahinya lebar, kedua matanya tajam, kedua alisnya tebal. Bila beliau tertawa, keluar cahaya dari sela-sela giginya, dadanya berbulu, telapak tangannya kuat berisi, telapak kakinya cekung dan langkahnya lebar, diantara punggungnya ada tanda khatamun nubuwwah!!"

"Engkau benar wahai Ali!" kata lelaki Yahudi itu. 
"Seperti itulah ciri-ciri Muhammad yang ada dalam Taurat. Apakah masih ada sisa baju beliau, sehingga aku bisa menciumnya?"

"Masih," kata Ali kemudian neminta tolong kepada Salman untuk mengambil jubah Rasulullah SAW yang disimpan oleh Fatimah Az -Zahra, istrinya  dan putri kesayangan Rasulullah SAW. 

Salman bangkit dan pergi menuju kediaman Fatimah yang terdengar dari luar tangisan cucu Rasulullah SAW, Hasan dan Husain. Sambil mengetuk pintu Salman berkata:

"Wahai kebanggaan para Nabi & hiasan para wali!"

"Siapa yang mengetuk pintu orang yatim?" 
jawab Fatimah dari dalam. 

"Saya Salman." kemudian ia menyebutkan maksud kedatangannya sesuai yang dipesankan Ali. 

"Siapakah yang akan memakai jubah ayahku?" tanya Fatimah sambil menangis. 

Salman pun menceritakan peristiwa yang sedang terjadi dan Fatimah akhirnya mengeluarkan jubah Rasulullah SAW yang terdapat tujuh tambalan dengan tali serat kurma dan menyerahkannya kepada Salman yang langsung membawanya ke Masjid. 

Setelah menerima jubah tersebut dari Salman, Ali menciumnya diiringi rasa haru dan tangis hingga sembab matanya. Jubah Rasulullah SAW tersebut beredar dari satu sahabat ke sahabat lainnya yang hadir. Mereka menciumnya dan banyak yang menangis dan haru karena rindu kepada Nabi SAW. Dan terakhir jatuh ketangan lelaki Yahudi tersebut. 

Lelaki Yahudi itu mencium dan mendekap erat jubah Nabi SAW dan berkata:

"Betapa harumnya jubah ini....!!"

Dan dengan tetap mendekap, jubah tersebut, lelaki Yahudi itu mendekat ke makam Rasulullah SAW, kemudian menengadahkan kepalanya ke langit  dan berkata:

"Wahai Tuhanku, aku bersaksi bahwa Engkau adalah Zat Yang Esa, Tunggal dan Tempat bergantung segala sesuatu, dan aku bersaksi bahwa orang yang berada di kubur ini adalah rasul-Mu dan kekasih-Mu. Aku membenarkan segala apa yang ia ajarkan! Wahai Tuhanku, jika Engkau menerima keislamanku maka cabutlah nyawaku sekarang juga!!"

Tak lama kemudian lelaki Yahudi itu terkulai jatuh dan meninggal dunia. Ali dan para sahabat lainnya terharu melihat lelaki Yahudi tersebut. Lelaki itu memang bukan shahabat Nabi, bahkan dalam keislamannya belum pernah melakukan shalat dan kewajiban dalam Islam, tetapi kecintaan dan kerinduannya kepada Nabi membuatnya pantas untuk dimakamkan bersama para sahabat Nabi di pemakaman Baqi'.


abdkadiralhamid@2018

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KISAH YAHUDI MERINDUKAN RASULULLAH"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip