//

PERBUATAN SUNAH SEBELUM SHALAT, KAJIAN FIKIH MAZHAB SYAFII

KAJIAN FIKIH MAZHAB SYAFII — FIKIH SHALAT

shaf


BAB V
SUNAH SHALAT

Sunah shalat adalah perbuatan-perbuatan yang dianjurkan dilaksanakan dalam shalat. Jika perbuatan ini dilakukan maka pelakunya akan mendapatkan pahala dan shalatnya akan semakin sempurna, tapi jika tidak dilakukan maka shalatnya tidak apa-apa.

Sunah shalat berjumlah sangat banyak. Sebagian ulama ada yang menyebutkan 500, 800 sunah, bahkan 1000 sunah. Perbuatan yang disunahkan dalam shalat dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu:

1. Perbuatan sunah sebelum shalat, seperti azan, shalat sunah qabliyah dan bersiwak.

2. Perbuatan sunah ketika shalat. Sunah ini dibagi menjadi dua:

a) Sunah ab’adh.
Yaitu perbuatan sunah yang menyerupai wajib sehingga dituntut melakukan sujud sahwi jika meninggalkannya, seperti tasyahud awal, dan membaca qunut shubuh.

b) Sunah haiah.
Yaitu sunah biasa yang tidak membutuhkan sujud sahwi jika ditinggalkan.

3. Perbuatan sunah setelah shalat, seperti berzikir, berdoa dan duduk di tempat shalatnya.



A. PERBUATAN SUNAH SEBELUM SHALAT

1. Azan.

2. Iqamat. Kedua sunah ini akan dijelaskan dalam bab tersendiri.

3. Berjalan ke tempat shalat dengan tenang dan tidak terburu-buru. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ اْلإِقَامَةَ، فَامْشُوْا إِلَى الصَّلاَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ، وَلاَ تُسْرِعُوْا، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوْا، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوْا

“Jika kalian mendengar iqamat maka berjalanlah menuju shalat. Hendaklah kalian bersikap tenang dan wibawa. Janganlah cepat-cepat. Apa yang kalian temukan maka shalatlah dan apa yang terlewati maka sempurnakanlah.” (HR. Bukhari).

4. Berdoa diantara azan dan iqamat. Rasulullah SAW bersabda:

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

“Tidak ditolak doa antara azan dan iqamat.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa`i).

5. Bersegera melakukan perbuatan-perbuatan pengantar shalat pada awal waktu. Allah SWT berfirman:

وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Aali ‘Imraan: 133).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah pekerjaan yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab:

الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا

“Shalat di awal waktunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Melakukan shalat sunah qabliyah, baik yang muakkadah maupun ghairu muakkadah. Rawatib muakkadah yaitu dua rakaat sebelum Shubuh, Zhuhur dan Jumat. Dan rawatib ghairu muakkadah yaitu dua rakaat sebelum Ashar, Magrib dan Isya. Rasulullah SAW bersabda:

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ، قَالَهَا ثَلاَثاً، وَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ: لِمَنْ شَاءَ

“Diantara dua azan (azan dan iqamat) terdapat shalat.” Beliau mengucapkannya tiga kali. Dan berkata pada kali yang ketiga: “Bagi yang menginginkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

7. Berdoa dengan doa yang diriwayatkan dari Nabi SAW sebelum shalat. Seperti doa sebelum shalat Shubuh yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan lainnya:

اَللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِيْ بِهَا قَلْبِيْ … إلخ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu rahmat dari sisi-Mu yang menerangi hatiku…. (dan seterusnya)”.

8. Membaca doa keluar menuju tempat shalat, diantaranya yaitu:

 اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِيْنَ عَلَيْكَ، وَبِحَقِّ الرَّاغِبِيْنَ إِلَيْكَ، وَبِحَقِّ مَمْشَايَ هَذَا إِلَيْكَ، فَإِنِّيْ لَمْ أَخْرُجْ أَشَراً وَلاَ بَطَراً، وَلاَ رِيَاءً وَلاَ سُمْعَةً، بَلْ خَرَجْتُ اتِّقَاءَ سَخَطِكَ، وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ، فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُعِيْذَنِيْ مِنَ النَّارِ وَتُدْخِلَنِيْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

“Ya Allah aku memohon dengan hak orang-orang yang berdoa kepada-Mu, hak orang-orang yang berharap pada-Mu, dan hak langkah-langkahku ini kepada-Mu. Sesungguhnya aku tidak keluar karena kecongkakan dan kesombongan, bukan pula karena mendapat perhatian dan pujian dari manusia. Akan tetapi aku keluar karena takut murka-Mu dan mengharap ridha-Mu. Maka aku memohon pada-Mu agar melindungiku dari api neraka dan memasukkan diriku ke surga, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Thabrani).

9. Berdiri setelah iqamat selesai dikumandangkan. Sebagian ulama berpendapat waktu bangkit adalah ketika dibacakan kalimat: “Qad qâmatish shalâh”.

10. Meluruskan shaf. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ، فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوْفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ

“Luruskan shaf kalian, karena sesungguhnya lurusnya shaf adalah bagian dari mendirikan shalat.” (Muttafaq alaih).

11. Mengisi kekosongan shaf dan tidak membuat shaf baru hingga shaf yang didepannya telah penuh. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

وَمَا مِنْ خُطْوَةٍ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَى فُرْجَةٍ فِي الصَّفِّ فَسَدَّهَا

“Tidak ada sebuah langkah yang paling besar pahalanya dari sebuah langkah yang dilangkahkan seorang menuju tempat kosong di shaf lalu ia menutupnya.” (HR. Thabrani).

12. Berusaha mendapatkan shaf pertama. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ اْلأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوْا إِلا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا

“Seandainya orang-orang mengetahui apa yang akan ia dapatkan pada panggilan shalat dan shaf pertama, lalu mereka tidak mendapatinya kecuali dengan cara diundi maka pastilah mereka akan ikut mengundi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

13. Menundukkan kepala dan melihat ke tempat sujud. Diriwayatkan dari Ibnu Sirin bahwa ketika shalat Rasulullah SAW melihat ke arah langit hingga turun ayat:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (Al-Mu`minûn: 1-2). Maka beliau pun memandang ke tempat sujudnya dan menundukkan kepalanya.” (HR. Hakim).

14. Menghadirkan hati dengan membayangkan kepada siapa ia akan menghadap.

15. Membaca doa:

اَللّهُمَّ آتِنِيْ أَفْضَلَ مَا تُؤْتِيْ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

“Ya Allah berilah aku sebaik-baik apa yang Engkau berikan kepada para hamba-Mu yang saleh.” (HR. Ibnus Sunni dan Nasa`i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah).

16. Membaca surah an-Naas.

17. Membaca doa memohon perlindungan dari setan.

18. Merenggangkan kedua kaki sebatas satu jengkal bagi laki-laki dan merapatkan keduanya bagi perempuan.

19. Bersiwak. Rasulullah SAW bersabda:

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Seandainya tidak memberatkan umatku –atau: manusia—maka sungguh aku perintahkan mereka untuk bersiwak bersama setiap shalat.” (HR. Muslim).

20. Melaksanakan shalat dengan giat dan semangat. Karena malas dalam shalat adalah ciri orang-orang munafik. Allah SWT berfirman:

وَإِذَا قَامُوْا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوْا كُسَالَى

“Dan apabila mereka (orang-orang munafik) berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.” (An-Nisâ`: 142).

21. Melafalkan niat sebelum bertakbir. Untuk menghilangkan waswas dan memadukan lisan dengan hati.

Wallahu a’lam


Sumber : ahmadghozali.com

abdkadiralhamid@2016

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERBUATAN SUNAH SEBELUM SHALAT, KAJIAN FIKIH MAZHAB SYAFII"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip