Alhabib
Muhammad Bin Hasan Al Attas seorang shaleh yang selama kurun waktu ± 20
tahun menjadi pengurus masjid Syaikh Abdulqadir Al Jailani yang
berlokasi di Hadramaut.
Dalam suatu riwayat dari beliau (Habib Umar Bin Hoed Alattas), pada waktu malam Jumat, ayah beliau pernah terbangun karena dikejutkan oleh riuh suara orang banyak, ketika ia melihat keluar rumahya ternyata suara tersebut berasal dari masjid Syaikh Abdul Qadir Al Jailani bersamaan dengan cahaya yang terang benderang, maka Alhabib Muhammad segera berwudhu serta bergegas pergi ke masjid untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid tersebut, karena mengira bahwa ia telah tertinggal shalat subuh secara berjamaah. Setelah sampai di masjid ia langsung ikut bergabung shalat (masbuq) di shaf paling belakang, karena masjid telah penuh. Namun setelah beliau selesai melakukan shalat dan mengucapkan salam serta membaca dzikir tauhid, ternyata ia hanya seorang diri di dalam masjid tersebut, tidak ada orang lain yang shalat. Suasana masjid menjadi seperti biasa, sepi, dengan cahaya lampu yang tidak terlalu terang. Ketika ia melihat jam, ternyata masih sepertiga malam yang akhir ( ± pukul 02.00).
Kemudian ia segera pergi dari masjid dan kembali ke rumahnya , dengan hati yang bertanya-tanya. Keesokan harinya beliau mengikuti ziarah ke makam Qubilanfas Al Habib Umar Bin Abdurrahman Al Attas sebagaimana lazimnya yang dilakukan setiap hari Jum'at, setelah shalat subuh berjamaah. Ziarah tersebut dipimpin oleh AlQutbh Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas. Setelah selesai ziarah, AlQutbh Al Habib Ahmad Bin Hasan Al Attas memegang tangan Al Habib Muhammad Bin Hasan Al Attas dengan bisyarah "Masya Allah, engkau telah diajak shalat berjamaah oleh para wali yang dipimpin oleh Al Imam AlQutbh Rabbani Syaikh Abdul Qadir semalam, sebagai hadiah karena engkau telah mengurusi masjidnya dengan baik". Demikian lah salah satu riwayat mengenai keutamaan ayah beliau.
Dalam suatu riwayat dari beliau (Habib Umar Bin Hoed Alattas), pada waktu malam Jumat, ayah beliau pernah terbangun karena dikejutkan oleh riuh suara orang banyak, ketika ia melihat keluar rumahya ternyata suara tersebut berasal dari masjid Syaikh Abdul Qadir Al Jailani bersamaan dengan cahaya yang terang benderang, maka Alhabib Muhammad segera berwudhu serta bergegas pergi ke masjid untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid tersebut, karena mengira bahwa ia telah tertinggal shalat subuh secara berjamaah. Setelah sampai di masjid ia langsung ikut bergabung shalat (masbuq) di shaf paling belakang, karena masjid telah penuh. Namun setelah beliau selesai melakukan shalat dan mengucapkan salam serta membaca dzikir tauhid, ternyata ia hanya seorang diri di dalam masjid tersebut, tidak ada orang lain yang shalat. Suasana masjid menjadi seperti biasa, sepi, dengan cahaya lampu yang tidak terlalu terang. Ketika ia melihat jam, ternyata masih sepertiga malam yang akhir ( ± pukul 02.00).
Kemudian ia segera pergi dari masjid dan kembali ke rumahnya , dengan hati yang bertanya-tanya. Keesokan harinya beliau mengikuti ziarah ke makam Qubilanfas Al Habib Umar Bin Abdurrahman Al Attas sebagaimana lazimnya yang dilakukan setiap hari Jum'at, setelah shalat subuh berjamaah. Ziarah tersebut dipimpin oleh AlQutbh Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas. Setelah selesai ziarah, AlQutbh Al Habib Ahmad Bin Hasan Al Attas memegang tangan Al Habib Muhammad Bin Hasan Al Attas dengan bisyarah "Masya Allah, engkau telah diajak shalat berjamaah oleh para wali yang dipimpin oleh Al Imam AlQutbh Rabbani Syaikh Abdul Qadir semalam, sebagai hadiah karena engkau telah mengurusi masjidnya dengan baik". Demikian lah salah satu riwayat mengenai keutamaan ayah beliau.
Sedangkan ibu beliau bernama Syarifah Nur binti
Hasan Al Attas seorang wanita sholehah, saudari kandung Alqutb Alhabib Ahmad
bin Hasan Al Attas. Beliau (Habib Umar) dilahirkan atas bisyarah Alqutb Alhabib
Ahmad bin Hasan Al Attas terhadap ibunya (Syarifah Nur binti Hasan Al Attas)
yang pada saat itu sedang hamil, bahwa “Engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki
yang panjang usianya, penuh dengan keberkahan sertaa akan banyak orang yang
datang untuk bertawwasul dan bertabarruk dengannya. Anak laki-laki tersebut hendaknya
diberi nama Umar”, (sebagai pengganti kakanya yang juga bernama Umar yang pada
saat itu meninggal dunia ketika sedang bersama ayahnya di Indonesia).
Ketika masih kecil, beliau diasuh oleh kakaknya yang bernama Alhabib Salim bin Muhammad Al Attas. Beliau membantu kakanya bekerja di kebun korma untuk meringankan bebean keluarganya. Meskipun usia beliau belum baligh, beliau dikenal memilik itulisan arab(khath) yang bagu.
Setelah ibunya wafat, beliau mendapat surat dari ayahnya untuk segera datang ke Indonesia. Surat tersebut beliau terima pada malam hari, maka pada keesokan harinya beliau segera berangkat ke Indonesia.Usia beliau pada waktu itu kurang lebih 15 tahun.
abdkadiralhamid@2016
0 Response to "Alhabib Muhammad Bin Hasan Al Attas, Ayah Alhabib Umar Bin Hoed-Cipayung"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip