Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi (murid Imam Syafii) berkata: “Suatu hari
aku bermimpi melihat Nabi Adam meninggal dunia. Lalu aku menanyakan
takwil dari mimpi tersebut. Seseorang berkata: “Itu tanda kematian
seorang yang paling pandai di dunia, karena Allah mengajarkan semua hal
kepada Nabi Adam.” Tidak lama setelah itu, Imam Syafii pun wafat.”
Pada malam wafatnya Imam Syafii tersebut, ada juga seseorang yang
bermimpi melihat Nabi SAW wafat. (Kedua kisah ini disebutkan Nawawi
dalam Mukadimah al-Majmu’).
Dalam kitab Nasyrul Mahasin karya Imam al-Yafi’i, disebutkan bahwa
Rabi’ bin Sulaiman berkata: “Setelah wafatnya Imam Syafii, aku bermimpi
bertemu beliau. Aku bertanya kepadanya: “Wahai Abu Abdillah, apa yang
Allah berikan padamu?” Syafii menjawab: “Allah mendudukanku di sebuah
kursi dari emas dan menaburkan mutiara-mutiara basah kepadaku.”
Syaikh Abu Ishak asy-Syairazi (salah seorang ulama besar mazhab
Syafii) radhiyallahu ‘anhu bermimpi bertemu Syafii sedang memakai
pakaian berwarna putih dan mahkota di kepalanya. Lalu ada yang bertanya
padanya: “Apa maksud baju putih ini?” Syafii menjawab: “Kemuliaan karena
taat.” Beliau ditanya lagi: “Lalu mahkota ini?” Beliau menjawab:
“Ketinggian karena ilmu.”
(SUMBER: KITAB AL-MANHAJ AS-SAWIY karangan AL-HABIB ZEN BIN IBRAHIM BIN SMITH –hafizhahullah wa ra’aah).
CATATAN: Para ulama sepakat bahwa mimpi tidak dapat
dijadikan dasar hukum syariat untuk masalah-masalah di dunia. Tetapi
bisa dijadikan dalil isti’nas (dalil tambahan/penguat) dalam melakukan
sesuatu bagi pribadi seseorang yang bermimpi atau orang lain yang
meyakini kebenaran mimpi itu.
Sumber : http://ahmadghozali.com
abdkadiralhamid@2016
0 Response to "KEMULIAAN DAN KEAGUNGAN IMAM SYAFII"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip