Oleh: Habib Novel bin Muhammad Alaydrus
Pengasuh Majelis AR-RAUDHAH, SOLO
Pengasuh Majelis AR-RAUDHAH, SOLO
Akhir zaman ini kita sering membaca atau mendengar seseorang yang
melarang Muslim lain untuk mengamalkan sebuah amal tertentu dengan
alasan Haditsnya Dhoif (dhaif). Bagaimanakah sebenarnya hukum
mengamalkan Hadits Dhoif? Benarkah umat Islam dilarang untuk
mengamalkan Hadits Dhoif?
Secara garis besar, Hadits dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu Hadits Shahih, Hasan dan Dhoif.
Berdasarkan pengelompokan ini, maka semua ulama telah bersepakat bahwa
Hadits Dhoif adalah Hadits, artinya ia juga ucapan, perbuatan atau
pernyataan Nabi Muhammad saw.
Dengan kata lain, Hadits Dhoif
adalah Hadits - bukan ucapan yang dibuat-buat - serta dinisbatkan kepada
Nabi, BUKAN HADITS PALSU. Adapun Hadits PALSU di dalam ilmu Hadits
disebut dengan nama Hadits MAUDHU’, BUKAN DHOIF.
Singkat kata,
Hadits Dhoif adalah ucapan Nabi Muhammad saw yang diwaspadai tingkat
kebenarannya dikarenakan perawi atau yang meriwayatkannya memiliki
beberapa kekurangan menurut ulama Hadits. Namun di sisi lain, para
ulama juga tidak menyangkal bahwa bisa jadi perawi yang diragukan
tersebut memang benar-benar menyampaikan HADITS NABI apa adanya. Karena
itu para ulama tidak mendustakan Hadits Dhoif dan tidak pula
serta-merta membenarkan Hadits Dhoif. Mereka memilih sikap
berhati-hati.
Satu hal yang harus dimengerti adalah tidak ada
satupun ulama Hadits yang berani menafikan keseluruhan Hadits Dhoif,
sebab menuduh seluruh Hadist Dhoif sebagai Hadits yang palsu berarti
seseorang telah mendustakan ucapan Rasulullah saw dan menyebabkan
seseorang tersebut menjadi kufur.
Lalu bagaimanakah sikap para
ulama terhadap Hadits Dhoif, apakah mereka membuang dan memberangusnya,
ataukah mereka memakainya dan mengamalkannya?
Dalam hal ini
secara garis besar para ulama terbagi ke dalam 3 (tiga) kelompok :
Pertama adalah kelompok yang menerima Hadits Dhoif secara mutlak bahkan
untuk menentukan hukum Islam.
Kedua, kelompok yang menganjurkan untuk
mengamalkan Hadits Dhoif, selama Hadits tersebut berisi nasehat dan
ajakan-ajakan kebaikan (Fadhilah Amal), bukan Hadits tentang suatu hukum
(red: misal untuk menentukan hukum halal-haram; sah-tidak
sah;wajib/haram;dalil aqidah tentang Ketuhanan).
Ketiga, kelompok yang
menolak pengamalan Hadits Dhoif secara mutlak.
Mayoritas Ulama
Islam memilih untuk berada dalam kelompok tengah-tengah atau kelompok
kedua, yaitu mereka yang menganjurkan untuk mengamalkan Hadits Dhoif
selama Hadits tersebut berisi nasehat dan ajakan-ajakan kebaikan
(Fadhilah Amal). Di antara tokoh yang terkenal tegas menyatakan hal ini
adalah IMAM NAWAWI, seorang ulama madzhab SYAFI’I. Karya Imam Nawawi
menjadi rujukan seluruh umat Islam hingga kini, di antara karya beliau
yang sangat populer di dunia Islam khususnya di tanah air kita adalah
RIYADHUS SHOLIHIN, ARBA’IN AN-NAWAWIYAH dan AL-ADZKAR.
Imam
BUKHARI, pengarang Sahih AL-BUKHARI, bahkan tak segan-segan mencantumkan
lebih dari 200 Hadits Dhoif di dalam bukunya yang berjudul Adabul
Mufrad, buku yang berisikan adab keseharian seorang Muslim dalam
mengarungi kehidupan dunia. Ini menunjukkan bahwa Imam Bukhari yang
sangat mengerti mana Shahih dan mana Dhoif, beliau justru tidak alergi
kepada Hadits Dhoif.
Ibnu Katsir, seorang pakar Hadits dan
sekaligus ahli tafsir, dalam tafsirnya yang sangat terkenal, bahkan juga
mencantumkan begitu banyak Hadits Dhoif untuk memperkuat argumennya
dalam menafsirkan sebuah ayat.
Imam Ahmad bin Hambal, pemuka
madzhab Hambali yang menghapal satu juta Hadits bahkan menyatakan,
“Hadits dhaif itu lebih baik daripada qiyas.” Beliau bahkan menjadikan
Hadits Dhoif sebagai landasan untuk menentukan sebuah ketentuan hukum
saat tidak ditemukan Hadits Shahih yang menjelaskannya.
Kesimpulannya, Hadits Dhoif adalah ucapan Nabi, bukan Hadits Palsu, dan
sehubungan dengan anjuran kebajikan dan arahan untuk beramal saleh,
MAYORITAS ULAMA SEPAKAT AGAR UMAT ISLAM MENGAMALKAN HADITS DHOIF.
abdkadiralhamid@2016
0 Response to "BOLEHKAH MENGAMALKAN HADITS DHOIF, Habib Novel bin Muhammad Alaydrus"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip