//

Hadir Di Majelisnya Para Ulama’ Dapat Menghapus Dosa Sebesar Gunung Tihamah


Saudara-saudariku yang kukasihi, kita hidup disuatu masa dimana para ulama’ dijauhi, majelisnya diasingkan, betapa ramai ummat manusia menganggap tidak penting majelis ilmu dan ulama’, menganggap tidak penting mempelajari ilmu agama, lebih mementingkan diri untuk menyibukkan urusan dunia dan memayahkan diri untuknya. Ideologi hidupnya asal perut kenyang maka hidup bahagia. Akibat dari menjauhi ulama dan majelis ilmu akan melahirkan generasi yang tak bermoral, tak beretika, jauh dari ketaqwaan apalagi keimanan, padahal betapa penting majelis ilmu itu dalam membangun kualitas bangsa.

Berikut ini nasehat ulama’ Madinah, Al-faqih Al ‘Allamah Al ‘Arif Billah Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith Hafidzahullah ta’ala yang kami kutip dari kitab karangannya, “Manhajussawi Syarah Ushul Thariqah Assadah Aali Ba’alawi” , menuturkan perihal anjuran dan pentingnya majelis ilmu dan ulama bagi kehidupan ummat manusia. Ketahuilah, tanpa adanya peran ulama yang merupakan pemegang tongkat estafet pewaris para Nabi, maka kehidupan ummat manusia tak ubahnya dengan kehidupan binatang.

Inilah keutamaan majelis ilmu dan Ulama’ sesuai dengan hadist Nabi serta kalam para ulama salaf :

Ada riwayat dari Yahya bin Abi Katsir rahimahullah untuk kemudian beliau memberikan penafsiran atas firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru kepada Tuhan-Nya di pagi hari dengan mengharap keridlaan-Nya” [QS. Al-Kahfi : 28]

Beliau berkata yang dimaksud ayat tersebut adalah bersama-sama majelis ilmu agama.

Ada juga hadist menjelaskan keutamaan majelis ilmu sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma.

ان رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل المسجد فرأى مجلسين أحد المجلسين يدعون الله ويرغبون إليه و والاخر يتعلمون الفقه ويعلمون , فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم كلا المجلسين على خير, أحدهما أفضل من الآخر , وأما هؤلاء فيدعون الله ويرغبون إليه إن شاء أعطاهم الله وإن شاء منعهم . وأماهؤلاء فيتعلمون ويعلمون الجاهل , وإنما بعثت معلما وهؤلاء أفضل و فأتاهم حتى جلس معهم

Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memasuki masjid dan beliau melihat dua majelis. Salah satunya sedang Berdoa kepada Allah, dan lainnya sedang belajar dan mengajar. Kemudian beliau bersabda kepada mereka, “Keduanya sama-sama dalam kebaikan, namun salah satunya lebih utama daripada yang lain nya. mereka yang berdoa kepada Allah, jika Allah mengehendaki maka akan mengabulkannya dan jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan mengabulkannya. Dan mereka yang sedang belajar dan mengajar orang-orang yang jahil, sesungguhnya aku diutus sebagai pendidik, dan mereka inilah yang lebih utama”. Kemudian baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendatagi mereka dan ikut duduk bersama mereka.

Sebuah hadist yang telah diriwayatkan oleh Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, berliau bersabda ,

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

“Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?”, beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah/majelis dzikir.”

Dan diriwayatkan lagi dari Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu, sebuah hadist marfu’,

قَالَ إِنَّ ِللهِ سَيَّارَةً مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ وَحَفُّوْا بِهِمْ

“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling mencari kelompok-kelompok dzikir. Jika mereka telah mendatanginya maka mereka mengelilinginya.”

Dari Imam Atha’ Rahimahullah ta’ala , katanya, “kelompok-kelompok dzikir itu adalah majelis untuk mengetahui hukum halal dan haram, untuk mengetahui bagaimana cara membeli, untuk mengetahui bagaimana cara menjual, bagaimana cara melaksanakan shalat, bagaimana cara berpuasa, bagaimana cara melaksanakan haji, bagaimana cara menikah dan cara menjatuhkan talak, dan lain sebagainya.”

Dalam sebuah hadist lagi di sebutkan

عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم بَيْنَمَا هُوَ جَالِسُ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرِ , فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُوْلِ الله صلّى الله عليه وسلّم وَذَهَبَ وَاحِدٌ , قَالَ : فَوَقَفَا عَلَى رَسُوْلِ الله صلّى الله عليه وسلّم فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيْهَا , وَأَمَّا الآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ , وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهَبَا . فَلَمَّا فَرَغَ رَسُوْلُ الله صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : ” أَلاَ أَخْبِرُكُمْ عَنِ الْنَّفَرِ الثَّلاَثَةِ ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللهِ فَآوَاهُ الله , وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَسْتَحْيَا اللهُ مِنْهُ , وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللهُ عَنْهُ ”

Dari Abu Waqid Al Laitsi bahwa ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sedang duduk dalam majelis di Masjid, beliau dikelilingi oleh para sahabat, tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang mendatangi Rasulullah dan yang satunya lagi pergi. Kedua orang itu berdiri di hadapan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Salah seorang dari mereka melihat celah di sela majelis lalu dia duduk disitu. Dan satu lagi duduk di bagian belakang majelis. Sementara yang ketiga pergi meninggalkan majelis. Sesudah menyampaikan nasehat (ceramah) beliau bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan tentang tiga orang tadi? Adapun orang yang pertama, ia mendekati Allah, maka Allah pun mendekatinya. Orang yang kedua, ia malu – malu, maka Allah pun malu terhadapnya. Adapun orang yang ketiga, ia berpaling, maka Allah pun berpaling darinya.

Dari Umamah radhiyallahu anhu katanya, telah bersabda Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

إن لقمان الحكيم عليه السلام قال لابنه
يَا بُنَيَّ عَلَيْكَ بِمَجَالِسِ العُلَمَاءِ، وَاسْتَمِعْ كَلاَمَ الحُكَمَاءِ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحْيِ القَلْبَ المَيِّتَ بِنُوْرِ الحِكْمَةِ كَماَ يُحْيِ الأَرْضَ المَيِّتَةَ بِوَابِلِ القَطْرِ

“Sesungguhnya Luqman al Hakim berkata kepada anaknya, “Duhai anakku, hendaknya engkau (menghadiri) majlis-majlis para ulama dan dengarkan baik-baik ucapan para ahli hikmah. Sebab Allah akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan tanah yang mati dengan tetesan air hujan.

Berkata Sahl bin Abdillah At Tustari rahimahullah, ” Barangsiapa ingin melihat majelisnya para Nabi, hendaklah ia melihat majelisnya para ulama’, sebab ulama’ adalah pengganti para Rasul terhadap ummatnya, dan juga pewaris ilmunya. Maka bermajelis dengan para ulama’ adalah berarti bermajelis dengan pengganti para Nabi.

Dari ibnu mas’ud radhiyallahu anhu beliau berkata

المتقون سادة, والفقهاء قادة ,ومجالستهم زيادة

“Orang-orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang mulia, dan para fuqahaa (ahli fiqh) para pembimbing umat. Adapun duduk bermajelis dengan mereka semua adalah keutamaan.”

Dari Sayyidina Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma, katanya,

مجلس فقه خير من عبادة ستين سنة

“Duduk bermejelis bersama orang ahli fiqh (ahli ilmu agama) adalah lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun.”

Diriwayatkan dari Sayyidina Umar ibnu Khattab radhiyallah anhu, beliau berkata:

إن الرجل ليخرج من منزله وعليه من الذنوب مثل جبال تهامة, فإذا سمع العالم خاف واسترجع عن ذنوبه وانصرف إلى منزله وما عليه ذنوب, فلا تفارقوا مجالس العلماء فإن الله عز وجل لم يخلق على وجه الأرض رتبة أعز عليه من مجالس الذكر

“Sesungguhnya seorang laki-laki yang keluar dari rumahnya dengan setumpuk dosa seberat gunung Tihamah, kemudian dia mendengarkan nasehat orang alim sehingga timbul rasa takut [dalam dirinya] dan timbul upaya untuk keluar dari dosa-dosa [yang disandang]nya sampai kemudian dia pulang, maka baginya tidak ada lagi dosa. Oleh karena itu, janganlah kalian menjauhi majelis ulama’, karena Allah Subhanahu wa ta’ala tidak menciptakan lagi di permukaan bumi ini derajat lain yang lebih mulia dibandingkan dengan derajat majelis dzikir. (keterangan ini disebutkan di dalam kitab ihya’).”

Berkata Ka’ab Al Ahbar rahimahullah ta’ala .

وَقَالَ كَعَبْ اْلاَحبَارْ رَضِيَ الله ُ عَنْهُ لَوْاَنَّ ثَوَابَ مَجْلِسِ الْعُلَمَاءِ بَدَا لِلنَّاسِ لاَقْتَتَلُوْا عَلَيْهِ حَتَّى يَتْرُكَ كُلُّ ذِىْ اِمَارَة امَرَته وكُلُّ ذِىْ سُوْق سُوْقَه

“Andaikata pahalanya seseorang yang berada di majelis ulama’ diketahui oleh manusia, niscaya manusia itu akan berebut sehingga meninggalkan pekerjaannya (bagi yang pekerja) dan pedagang akan meninggalkan dagangannya.”

Berkata Imam ‘Atha’ Rahimahullah.

مجلس علم يكفر سبعين مجلسا من مجالس اللهو

Majelis ilmu itu dapat melebur kesalahan dari 70 majelis permainan yang tidak berfaedah.

Berkata Tuanku Al Imam Ahmad bin Hasan Al ‘Attas radhiyallahu anhu , 

“Majelis dakwah kepada Allah dan majelis dzikir orang-orang sholih adalah merupakan sabun pencuci bagi hati dan siraman air bagi hati. Adapun hati yang sudah berkarat maka dibutuhkan sabun pencuci, sedangkan hati yang masih hidup maka cukup disiram dengan air niscaya semakin bertambah hidup.”

Selanjutnya beliau radhiyallahu anhu berkata :

ما يعقد مجلس علم أو ذكر الله إلا وأنشأ الله من ذلك المجلس سحابة بيضاء فيسوقها الى قوم لم يعملوا خيرا قط , ويمطرها عليهم , فيصيروا كلهم من السعداء

“Tidaklah diadakan sebuah majelis ilmu atau majelis dzikir kepada Allah, melainkan Allah munculkan awan putih menaungi kaum yang tak pernah melakukan amal kebaikan sama sekali kemudian Allah turunkan hujan keatas mereka sehingga mereka menjadi orang-orang yang beruntung.”

Berkata Tuanku Al Imam Abdullah bin Alawi Al Haddad radhiyallahu anhu, “Terkadang ada sebagian orang-orang jahil menjauhi para ulama’ dan menjauhi majelisnya para ulama’, hal itu dilakukan dikarenakan takut akan mengetahui suatu ilmu yang akan mewajibkan mereka untuk mengamalkannya, mereka kira itu sebuah keudzuran, jauh, sungguh jauh sekali, bahkan hal yang demikian akan menambah penekanan dan menambah penuntutan untuk lebih mendekati majelis ilmu dan ulama’. Sebab mereka telah berpaling dari hukum-hukum Allah secara disengaja maka oleh karena itu lebih dituntut dan lebih ditekankan lagi. Padahal yang dimaksud keudzuran itu adalah setidaknya dia dirawat di pelosok-pelosok dan jauh dari penduduk Islam. Adapun jika dia seorang muslim dan pendahulunya juga orang muslim maka tak ada alasan udzur baginya”.(Tatsbitul Fu’aad).

Berkata Abu Laits, ” Barangsiapa duduk di sisi orang alim dan tidak mampu menghafal sesuatu dari ilmu, maka dia memperoleh tujuh karomah, yaitu memperoleh keutamaan orang-orang yang belajar, tercegah dari melakukan perbuatan dosa, turunnya rahmat kepadanya saat ia keluar dari rumahnya, dan manakala rahmat turun keatas orang-orang yang hadir dalam halaqah ilmu diapun juga mendapat bagian dari rahmat tersebut, ditulis baginya keta’atan selagi ia menyimak ilmu, dan jika hatinya gelisah/sumpek disebabkan tidak bisa memahami ilmu maka kegelisahan nya itu menjadi sebuah wasilah kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana firman Allah :

أنا عند المنكسرة قلوبهم من أجلي

“Aku (Allah) bersama orang-orang yang pecah hatinya (sumpek) demi aku”

Artinya, Allah yang menghibur mereka dan yang menolong mereka.

Sumber : Kitab Manhajus Sawiy Syarah Ushul Thariqah Assadah Aali Ba’alawi, dalam bab anjuran menghadiri majelis ulama’.

Oleh : KH. Abbas R Mawardi

“Wahai para ulama’ yang fanatik terhadap madzhab-madzhab atau terhadap suatu pendapat, tinggalkanlah kefanatikanmu terhadap perkara-perkara furu’, dimana para ulama telah memiliki dua pendapat yaitu; setiap mujtahid itu benar dan pendapat satunya mengatakan mujtahid yang benar itu satu akan tetapi pendapat yang salah itu tetap diberi pahala. Tinggalkanlah fanatisme dan hindarilah jurang yang merusakkan ini (fanatisme). Belalah agama Islam, berusahalah memerangi orang yang menghinal al-Qur’an, menghina sifat Allah dan perangi orang yang mengaku-ngaku ikut ilmu batil dan akidah yang rusak.Jihad dalam usaha memerangi (pemikiran-pemikiran) tersebut adalah wajib”

(KH. Hasyim Asy'ari, al-Tibyan fi al-Nahyi ‘an Muqatha’ati al-Arham wa al-‘Aqarib wa al-Ikhwan, 33)


Sumber : Suara-NU.com

abdkadiralhamid@2015

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hadir Di Majelisnya Para Ulama’ Dapat Menghapus Dosa Sebesar Gunung Tihamah"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip