Sebuah manuskrip India kuno yang tersimpan di Museum Britania London, menceritakan bahwa salah seorang raja Malabar di sebelah barat daya India bernama Raja Chakrawati Farmas yang tinggal jauh dan hidup sezaman dengan Rasulullah saw, menyatakan keislamannya setelah menyaksikan langsung Mukjizat Nabi ....
Mu'jizat Rasulullah, Bulan Terbelah, Terbukti Secara Ilmiah
Al-Qur’an surat Al-Qamar ayat 1-5
1. (“Telah dekat datangnya saat itu) Hari Kiamat (dan telah terbelah Bulan”). 2. (“Dan jika mereka) orang-orang musyrikin (melihat suatu tanda) mukjizat, (mereka berpaling dan berkata Ini adalah (“sihir yang kuat"). 3. (“Dan mereka mendustakan) Nabi Muhammad saw (dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan) atau perkara yang baik maupun yang buruk (telah ada ketetapannya”). 4. (“Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah) berita-berita tentang dibinasakannya umat-umat yang telah mendustakan rasul-rasul mereka oleh Allah (yang di dalamnya terdapat cegahan”) bagi mereka untuk tidak melakukan hal serupa yaitu mendustakan rasul mereka. 5. (“Itulah suatu hikmah yang sempurna, tetapi tiada berguna peringatan-peringatan itu”) bagi kaum musyrik.
Asy-Syaikhain dan Imam Hakim telah mengetengahkan hadits yang bersumber dari Ibnu Mas’ud ra, Ibnu Mas’ud ra bercerita : “Aku melihat Bulan terbelah menjadi 2 bagian di Mekkah, yaitu sebelum Nabi saw keluar meninggalkannya (hijrah ke Madinah). Lalu orang-orang kafir Mekkah mengatakan : “Dia (Nabi Muhammad saw) telah menyihir Bulan”. Maka turunlah surat Al-Qamar ayat 1, orang-orang kafir Quraisy mendustakan kerasulan Nabi saw dan mereka menantang beliau saw untuk menunjukkan bukti tentang kerasulannya, lalu mereka meminta tanda bukti kenabian kepada Nabi saw. Lantas Nabi saw memohon kepada Allah swt, maka terbelahlah Bulan menjadi 2 bagian, 1 bagian Bulan di atas Gunung Abu Qubais dan 1 bagian lagi di bawahnya.
Kejadian tersebut disaksikan oleh orang banyak, baik orang yang berada dekat dengan lokasi kejadian tersebut, maupun yang berada jauh darinya. Kejadian itu berlangsung hingga Matahari terbenam, dan peristiwa itu bertepatan dengan bulan purnama. Dengan kejadian itu, Allah telah menambah kadar iman orang-orang mukmin. Sedangkan bagi orang-orang kafir yang telah dikunci mati hatinya oleh Allah, mereka semakin mendustakan Nabi Muhammad saw. Peristiwa terbelahnya Bulan tersebut terjadi pada tahun ke-9 dari kenabian Rasulullah, yaitu tahun 619 Masehi. Diriwayatkan bahwa terbelahnya Bulan ini merupakan mukjizat Nabi Muhammad saw yang kadarnya mendekati mukjizat Al-Qur’an.
Beberapa tahun yang lalu Prof.Dr.Zaghlul Raghib al-Najjar dalam sebuah perkuliahan di Fakultas Kedokteran di Universitas Cardiff, Inggris menyampaikan penjelasan ketika seorang muslim mengajukan pertanyaan tentang ayat-ayat yang ada di awal surat Al-Qamar, apakah ayat-ayat itu bisa dikategorikan sebagai mukjizat ilmiah Al-Qur;an? Profesor Zaghlul menjawab bahwa peristiwa itu merupakan salah satu mukjizat indrawi yang diberikan kepada Rasulullah saw untuk menegaskan kerasulannya di hadapan kaum kafir dan musyrik Quraisy. Mukjizat bukanlah peristiwa alamiah sehingga proses terjadinya tidak selalu bisa dijelaskan oleh teori pengetahuan. Seandainya mukjizat itu tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan riwayat atau sirah Nabi Muhammad saw, tentu kita yaitu kaum muslim hari ini tidak akan mempercanyainya. Namun, kita menyakininya sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi karena disebutkan dalam Al-Qur’an.
Setelah menyampaikan jawaban tersebut, seorang warga Inggris muslim meminta izin kepada Profesor Zaghlul untuk memberikan sedikit penjelasan tambahan atas jawaban beliau. Warga Inggris itu bernama David M Pidcock, seorang muslim yang menjabat sebagai ketua partai muslim Inggris menceritakan bahwa ia memiliki kenangan tersendiri dengan ayat-ayat di awal surah Al-Qamar ini. Kisah itu terjadi pada tahun 1978, ketika ia melakukan riset perbandingan agama dan membaca Al-Qur’an Al-Karim. Ketika membaca ayat-ayat pertama surah Al-Qomar, ia tidak percaya bahwa Bulan pernah terbelah lalu menyatu kembali. Namun dengan kuasa Allah, ia ditakdirkan menonton siaran BBC di televisi yang menayangkan misi penjelajahan Luar Angkasa. Acara itu dipandu oleh pembawa acara kenamaan Inggris yang bernama James Burke.
Tamu yang diundang pada acara itu adalah 3 orang ilmuwan Amerika. Di tengah-tengah perbincangan, James Burke mengkritik biaya penelitian Luar Angkasa yang menghabiskan puluhan bahkan ratusan miliar dolar. “Padahal,” lanjut Burke, “di permukaan Bumi ini ada jutaan manusia yang kelaparan, sakit, bodoh, dan terbelakang”. Para ilmuwan itu menjawab bahwa penelitian Luar Angkasa dimaksudkan untuk mengembangkan tehnik-tehnik di bidang kedokteran, industri dan pertanian. “Dan itu telah tercapai”. Jawab para ilmuwan.
Namun James Burke masih terus mengkritik pemborosan uang ini, terutama misi pengiriman astronot ke Bulan yang memakan biaya sampai ratusan juta dolar. Para ilmuwan itu terus berusaha menyakinkan James Burke bahwa misi mereka itu berhasil menemukan fakta-fakta ilmiah baru. Kata para ilmuwan: “Seandainya biaya misi itu digunakan untuk meyakinkan orang tentang fakta tersebut, kami yakin tidak ada seorang pun yang akan percaya”.
James Burke sang pembawa acara pun bertanya, “Fakta apa?” Para ilmuwan menjawab : “Sebenarnya, Bulan pernah terbelah menjadi 2, kemudian menyatu kembali. Rekahan-rekahan yang menegaskan peristiwa itu dapat ditemukan di permukaan Bulan dan menghujam jauh ke dalam”.
Tuan Pidcock meneruskan ceritanya, “Ketika melihat tayangan itu, aku terlonjak dari tempat dudukku dan berteriak setengah tidak percaya : “Itu adalah mukjizat Muhammad yang diceritakan dalam Al-Qur’an! Allah memperlihatkan kebenaran mukjizat itu bagi kaum muslim di era hi-tech ini melalui perantara ilmuwan Amerika yang telah menghabiskan biaya tidak sedikit. Tidak salah lagi, Islam pasti agama yang benar. Aku langsung mengambil kembali terjemahan Al-Qur’an dan membacanya dengan gemetar. Ayat-ayat di awal surah Al-Qamar itulah yang membuatku masuk Islam”.
Dengan naik pesawat ruang Angkasa yang bernama Orbiter 3 dari ketinggian sekitar 60 km di atas permukaan Bulan, para peneliti ruang Angkasa membuktikan bahwa ada rekahan-rekahan yang panjang dan menghujam jauh ke perut Bulan. Dalamnya rekahan-rekahan ini berkisar antara setengah hingga ribuan meter, sementara lebarnya berkisar antara setengah hingga 5 kilometer. Rekahan-rekahan yang dikenal dengan nama Rima or Lunar Rilles itu membentuk jalur yang membelah Bulan dan dihubungkan beberapa lubang dengan kedalaman lebih dari 9 kilometer dan luas lebih dari 1000 kilometer. Salah satu rekahan yang terkenal adalah kawah Hyginus Rille yang terletak di bagian tengah Bulan, panjang kawah ini diperkirakan lebih dari 150 km, setara dengan 5 km panjang di Bumi dan kedalaman kawah ini kurang lebih 80 km, dan salah satu lubang yang terkenal adalah Mare Orientalis. Fakta ini terungkap tepat di saat sebagian muslim meragukan peristiwa terbelahnya Bulan dan bahwa peristiwa itu merupakan salah satu tanda datangnya Hari Kiamat sebagaimana disebutkan di awal surah Al-Qamar ayat 1: (“Telah dekat datangnya saat itu”) Hari Kiamat.
Mereka lupa sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahal ibnu Sa’d, bahwa Rasulullah menunjuk Bulan seraya bersabda : “Aku dibangkitkan (diangkat menjadi nabi) ketika aku dan Hari Kiamat seperti ini”, seraya menunjukkan 2 jari tangannya yang berdekatan, menunjukkan dekatnya masa Rasulullah saw dengan datangnya Hari Kiamat. Orang yang mengingkari peristiwa terbelahnya Bulan berdasarkan firman Allah Al-Qur’an surat Al-Israa ayat 59
59. (“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan) kepadamu (tanda-tanda) kekuasan Kami (melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. dan telah Kami berikan kepada) Kaum (Tsamud unta betina itu) sebagai mukjizat Nabi Shaleh as (yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu) dengan membunuhnya. (Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti”) supaya mereka mau beriman.
Jika kita telaah kitab-kitab hadits dan sirah atau sejarah Nabi Muhammad saw, kita akan menemukan beberapa riwayat yang bercerita tentang terbelahnya Bulan. Tidak sedikit sahabat yang bercerita tentang terbelahnya Bulan, termasuk diantaranya Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas. Bahkan catatan sejarah dari India dan Cina kuno pun mengabadikan peristiwa itu. Dalam buku “Muhammad Rasulullah”, karya Prof.Muhammad Hamidullah menjelaskan bahwa sebuah manuskrip India kuno yang tersimpan di Museum Britania London, menceritakan bahwa salah seorang raja Malabar di sebelah barat daya India bernama Raja Chakrawati Farmas, pernah menyaksikan peristiwa terbelahnya Bulan di masa Rasulullah saw, lalu sang raja bercerita kepada orang-orang. Suatu ketika serombongn pedagang muslim yang hendak berlayar ke Cina singgah di Malabar.
Ketika mendengar cerita pengalaman Raja Chakrawati itu, mereka berusaha menyakinkan sang raja bahwa peristiwa itu merupakan mukjizat Rasulullah saw. Akhirnya raja itu mengunjungi Rasulullah saw dan menyatakan ke-Islamannya, Namun ajal menjemputnya sebelum ia tiba di tanah airnya, jenazahnya dikuburkan di daerah Thafar. Ketika kabar tentang Raja Chakrawati ini sampai di Negeri Malabar, rakyatnya menyatakan masuk Islam, sehingga mereka menjadi penduduk India yang pertama masuk Islam. Banyak riwayat yang bercerita tentang mukjizat yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw semasa hidupnya. Dari Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa penduduk Mekkah pernah meminta Rasulullah saw untuk menunjukkan salah satu tanda kerasulannya. Lalu Rasulullah saw memperlihatkan kepada mereka Bulan yang terbelah, mereka pun melihat terbelahnya Bulan menjadi 2 bagian, tetapi setelah itu mereka mendustakannya.
Sumber:
Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadist Nabi Karya Prof. Dr. Zaghlul Raghib Al- Najjar
abdkadiralhamid@2015
0 Response to "Raja Malabar-India, Bukti Kesaksian Mukjizat Rasulullah saw"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip