//

Imam Az-Zabidi, Mujaddid Abad 12

Imam Az-Zabidi, Mujaddid Abad 12

 

Bagi umat Islam, Shahih Bukhari merupakan kitab rujukan utama untuk memperdalam Sunnah Rasulullah sebagai sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an. Karenanya, tak heran jika banyak orang yang ingin mengkaji kitab tersebut. Sayangnya, ternyata banyak yang menemui kesulitan ketika mengkaji karya Imam Bukhari ini. Maklum, dalam kitab itu masih terdapat beberapa Hadits yang berulang-ulang dan temanya belum jelas.

Namun kesulitan itu akhirnya dapat dijawab oleh Imam Az-Zabidi dalam karyanya (Mukhtasar al-Zabidi).
Dalam kitab ini Az-Zabidi mengumpulkan Hadits-hadits yang kelihatan bertaburan di berbagai bab,  kemudian meletakkannya di tempat yang sesuai sehingga tidak ada pengulangan.
Demikian pula ia hanya mengambil Hadits yang mempunyai sanad muttasil (rantai periwayatan yang bersambung dan tidak terputus). Sebaliknya, jika Haditsnya terputus (maqtu’ atau muallaq)  ia tidak mencantumkannya.

Bagi Az-Zabidi jika ada Haditst yang disebut secara ringkas di tempat yang pertama, dan di dalam riwayat yang lain Hadits tersebut disebut secara lebih lengkap dan memiliki tambahan makna, dia akan memilih yang kedua dan meninggalkan yang pertama. Hal ini karena yang kedua ia nilai memiliki faedah yang lain.
Begitu juga jika Hadits itu datang dari sahabat dan ulama setelah mereka,  tidak akan ia cantumkan. Ia hanya mencantumkan nama sahabat yang meriwayatkan Hadits dari Nabi Muhammad agar diketahui siapa yang meriwayatkannya.

Metodologi yang digunakan Az-Zabidi di dalam kitabnya ini telah memberi nilai tambah bagi khasanah keilmuan Islam. Karenanya, dalam sejarah disebutkan bahwa kitab Az-Zabidi ini termasuk kitab terpenting tatkala membicarakan kitab Sahih al-Bukhari. Ia diakui sebagai karya paling lengkap isinya dan sederhana penyajiannya.
Karenanya tidak salah jika berbagai universitas di seluruh dunia merekomendasikan kitab ini sebagai salah satu referensi terpenting. Bahkan kitab ini sengaja diterjemahkan ke berbagai bahasa untuk memudahkan mempelajarinya.

Karya al-Zabidi lain yang cukup dikenal yaitu Ithaf As Sadah Al Muttaqin, yaitu sarah  kitab Ihya` Ulumuddin karya Imam al-Ghazali. Dalam kitab tersebut, Az-Zabidi menjelaskan lafad atau makna yang banyak disalahpahami dalam kitab tersebut. Ia juga menjelaskan mengenai status Hadits. Menurutnya, meski kitab ihya banyak memuat Hadits dhaif,  namun memiliki jalur  yang banyak sehingga derajatnya naik menjadi hasan lighoirihi. Sedang Hadits maudhu’ dalam kitab tersebut, menurut hasil penelitiannya sangatlah kecil. Kitab Ithaf As Sadah ini terdiri dari sepuluh jilid.

Selain itu ia juga mengarang sebuah kamus berjudul Tajul ‘Arus syarah Al Qomus berjumlah 10 jilid. Ketika menyelesaikan kitab ini, ia Az-Zabidi membuat sebuah walimah yang mewah dan megah dengan mengundang para pelajar serta ulama masa itu dan menyodorkan kitab karangannya tersebut untuk diperiksa. Semua hadirin mengakui keutamaan Az-Zabidi dalam menguasai ilmu bahasa dan merekapun menulis kata sambutan baik dalam bentuk gubahan syair atau lainnya, ulama terakhir yang menulis sambutan untuknya adalah Asy Syeikh Muhammad Said Al Bagdadi yang dikenal dengan As Suweidi, beliau mengucapkannya secara spontan pada pertengahan Jumadi Tsani tahun 1194 H.

Tatkala Muhammad Bek Abu Dzahab mendirikan Masjid Jami miliknya dan membuat perpustakaan, orang sekitarnya memberitahunya bahwa apabila dia meletakan di dalamnya kitab Tajul ‘Arus maka lengkaplah perpustakannya dan tidak ada yang menandinginya. Maka ia pun mencari dan ia berani membayarnya dengan seratus ribu dirham untuk mendapatkannya, hingga akhirnya dia pun mendapatkan dan menaruhnya di dalam perpustakaan tersebut.

Kitab ini diakui sebagai kamus yang cukup lengkap. Syaikh Abu Fatah Abu Ghudah, seorang ulama dari Mesir,  sampai tidak habis pikir bagaimana Az-Zabidi mampu menyusun kitab sebesar ini.   Selain karya di atas, masih banyak lagi karya lainnya.


Menguasai Banyak Bahasa

Nama lengkap Imam Az-Zabidi yaitu As-Sayyid Al-Imam Al-Mujaddid Al-Mutafaqqih Abul Faidh Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Abdur Razzaq yang dikenal dengan panggilan Murtadho Al-Husaini Az-Zabidi Al-Hanafi. Nasabnya  sampai kepada As Sayyid Al Imam Ahmad bin Isa bin Al Imam Zeid bin ‘Ali bin Al Hasan bin ‘Ali bin Abi Tholib. Beliau berasal dari kota “Wasith” sebuah kota di Bagdad, Irak.

Imam Az-Zabidi adalah seorang ulama yang bermadzhab Hanafi. Ia  dikenal sebagai seorang ahli Hadits (muhaddits) pada zamannya. Sejarawan terkemuka asal Yaman, Muhammad ibn Zabaroh Al-Hasani berkata dalam “Nasyr al-‘Arf li Nubala’ al-Yaman ba’da al-Alf” bahwa Az-Zabidi mempelajari ilmu Hadits dari Muhammad Fakhir bin Yahya Al Lahabadi dan Syah Waliyullah Ad-Dahlawi dan meminta ijazah padanya.
Selain ilmu tersebut ia juga diakui sebagai seorang yang faqih, sastrawan dan penyair. Ilmu tersebut dipelajarinya dari kota Zabid, Yaman dari seorang guru bernama ‘Abdul Kholiq bin Abu Bakar Al Mizjaji. Kepadanya Az-Zabidi juga membaca Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim beserta Sunan An Nasa’i dari awal hingga akhir. Disamping itu  ia juga membaca kitab Al-Kanz serta Al-Manar sebuah karya Imam An-Nasafi Al-Hanafi dan Musalsalat Ibn ‘Uqailah yang berjumlah empat puluh lima musalsal, begitu juga al-Musalsal bi Yaum al-‘Id.

Abdurrahman Al-Jabroti Al-Mishri salah satu muridnya menyebutkan biografinya dalam kitab tarikhnya: “Guru kami adalah panji semua panji…,Beliau pergi merantau menimba ilmu dan beberapa kali menunaikan ibadah haji. Ia berjumpa As-Sayyid Abdurrahman Al ‘Idrus di Makkah pada tahun 1163 H, kemudian bermukim di Thoif sepeninggal Sayyid Abdurrahman yang pulang kembali ke Yaman pada tahun 1166 H.
Az-Zabidi selalu bersama gurunya dan mengikuti semua pengajiannya, baik umum atau khusus. Gurunya mencapai tiga ratus orang.

Selain bahasa Arab, Imam Az-Zabidi juga menguasai bahasa Turki, Persia, Karaj.
Imam Az-Zabidi senantiasa mengabdikan hidupnya dalam ilmu dan memilki himmah yang besar dalam memahami permasalahan yang para ulama lalai akannya seperti ilmu nasab, ilmu sanad, takhrij hadits.
KH. Maimun Zubair, Rembang, Jawa Tengah yang memiliki sanad sampai kepadanya menyebut Al-Zabidi sebagai seorang Mujaddid. Orang pertama dari Jawa yang langsung mulazama kepadanya yaitu KH. Abdul Manan, kakek KH. Mahfud Tremas, Pacitan, Jawa Timur.

Asal nama Az-Zabidi

"az-Zabidi" adalah nisbat untuk setiap orang yang berasal dari sebuah kota Islami bersejarah yaitu "Zabid", kota ini adalah bagian dari negara Yaman, kata "Zabid" berasal dari nama sebuah lembah yang diambil dari nama sebuah kabilah (zabid). Dahulu kala kota ini bernama Negeri Hushaib (Ardh al-Hushaib) nisbat kepada Al Hushaib bin 'Abd Syams. diriwayatkan  dalam "sunan al-baihaqi" Rasulullah  bersabda: kepada sahabat Mu'adz bin Jabal : "Apabila Kamu sampai (masuk) ke negeri Hushaib maka percepatlah langkah kakimu", demikian itu supaya beliau tidak terpesona dengan  perempuan kota ini yang cantik-cantik, begitulah para pensyarah  hadits menjadikan alasan perintah dalam teks hadits tersebut.
Penduduk kota ini mulai memeluk Islam sejak akhir tahun tujuh (awal tahun delapan hijriah) di bawah pimpinan Abu Musa Al Asy'ari dan dua saudaranya Abu Rohm dan Abu Burdah beserta tiga puluh enam orang kabilah "Al-Asy'ari" lainnya. Rasulullah bersabda kepada mereka: "Semoga Allah  memberkahi Zabid (beliau mengulanginya tiga kali).

Berkat do'a Nabi Muhammad inilah kota ini menjadi kota yang penuh berkah dengan lahirnya para ulama, aulia, sholihin, hingga sekarang. Diantara ulamanya –baik dari peribumi ataupun pendatang- adalah Al Hafidz Abdurrahman ad-Daiba'i pengarang kitab "Taisir al-wusul" mukhtasor kitab "Jami' al-Usul", juga Muhammad bin Bahraq Al Hadromi, Hamzah bin Abdullah An Nasyiri Asy Syafi'i,  Ahmad bin 'Umar Al-Muzajjad Al-Muradi pengarang kitab "Al-'Ubab" dan banyak lagi, begitu juga Majduddin Al-Fairuzabadi pengarang "al-Qomus al-Muhith" dan Sayyid Murtadho Az-Zabidi pengarang "Taj al- 'Arus" syarah  "Al-Qomus".



Siapa Sayyid Murtado

Beliau adalah As-Sayyid Al-Imam Al-Mujaddid Al-Mutafaqqih Abul Faidh Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Abdur Razzaq yang dikenal dengan panggilan Murtadho Al-Husaini Az-Zabidi Al-Hanafi. Nasab beliau sampai kepada As Sayyid Al Imam Ahmad bin Isa bin Al Imam Zeid bin 'Ali bin Al Hasan bin 'Ali bin Abi Tholib. Beliau berasal dari kota "Wasith" sebuah kota di Bagdad (Irak)


Sejarawan terkemuka asal Yaman, Muhammad ibn Zabaroh Al-Hasani berkata dalam "Nasyr al-'Arf li Nubala' al-Yaman ba'da al-Alf" menyebutkan: Sayyid Murtadho Az-Zabidi mempelajari ilmu hadits dari Muhammad Fakhir bin Yahya Al Lahabadi dan Syah Waliyullah Ad-Dahlawi dan meminta ijazah padanya. kemudian beliau pergi merantau ke kota Zabid dan tinggal  disana dalam waktu yang cukup lama sehingga diberi nisbat "Az-Zabidi". Beliau menimba ilmu sastra dan adab dari kota itu dari seorang guru bernama 'Abdul Kholiq bin Abu Bakar Al Mizjaji. Atasnya pula beliau membaca "Shohih al-Bukhori" dan "Shohih Muslim" beserta "Sunan An Nasa'i" dari awal hingga akhir beliau juga membaca kitab "Al-Kanz" serta "Al-Manar" sebuah karya Imam An-Nasafi Al-Hanafi dan "Musalsalat Ibn 'Uqailah" yang berjumlah empat puluh lima musalsal, begitu juga "al-Musalsal bi Yaum al-'Id". Beliau selalu bersama gurunya dan mengikuti semua pengajiannya, baik pengajian umum atau pengajian khusus.


Dalam kitab Mu'jam, karya yang berisi kumpulan masyayikhnya beliau meyebutkan guru-gurunya yang berasal dari Yaman diantaranya: Ibrahim bin Kholil Asy-Syafi'i Az-Zabidi, Abu bakar Yahya Az-Zabidi Al-Madani, Ismail Muhammad Al-Muqri Al-Hanafi, Imam Masjid Jami Al-Asy'ari di Zabid, As-Sayyid Sulaiman bin Yahya 'Umar Al-Ahdal Az-Zabidi, Sulaiman bin Abu Bakar Al-Hajjam Al-Husaini, Sulaiman bin Mustafa Al-Manshuri Al-Hanafi, Sa'id bin Muhammad Al-Kabudi Az-Zabidi, Abdullah bin Suleiman Al-Jauhari Az-Zabidi, 'Usman bin 'Ali, 'Abdullah bin Kholil dan Abdullah bin Hasan Asy-Syarif serta Abdullah bin Ahmad bin Wa'il Al-Hasani Adh-Dhorir, Abdurrahman bin Mustafa Al-'Aidrus, Ali bin Zen Al-Mizjaji, Muhammad bin Hasan Al-Mauqiri, Muhammad bin 'Alauddin Al-Mizjaji dan masih banyak lagi yang belum disebutkan karena jumlah guru beliau mencapai lebih tiga ratus orang.
Dalam nazhom "Alfiyyah Sanadnya" beliau berkata:


وَقَلَّ أَنْ تَرَى كِتَابًا يُعْتَمَدْ * إِلَّا وَ لِي فِيهِ اتِّصَالٌ بِالسَّنَدْ
أَوْ عَالِـمًـا إِلَّا وَ لِي إِلَـيْـهِ * وَسَائِطٌ تُوقِـفُـنِـي عَلَـيْـهِ
 

Muridnya yang bernama Abdurrahman Al-Jabroti Al-Mishri menyebutkan biografi beliau dalam kitab tarikhnya: "Guru kami adalah panji semua panj...,Beliau pergi merantau menimba ilmu dan beberapa kali menunaikan ibadah haji. Beliau berjumpa As Sayyid Abdurrhaman Al 'Idrus di Makkah pada tahun 1163 H, kemudian Beliau bermukim di Thoif sepeninggal Sayyid Abdurrahman yang pulang kembali ke Yaman pada tahun 1166 H. Pada tanggal 9 Shofar tahun 1167 H. Beliau pergi ke Mesir dan tinggal di Khon Shoghoh. Disana beliau menghadiri majlis-majlis ulama zaman itu hingga merekapun memberinya ijazah. Beliau banyak mengarang dan mensyarahi kitab, seperti 'Al Qomus' dan dapat menyelesaikannya dalam beberapa tahun serta menamakannya Tajul 'Arus. Ketika menyelesaikannya –pada tahun 1181 H- beliau membuat sebuah walimah yang mewah dan megah dengan mengundang para pelajar serta Ulama masa itu dan menyodorkan kitab karangannya tersebut untuk di periksa. Semua hadirin mengakui keutamaan Beliau dalam menguasai ilmu bahasa dan merekapun menulis kata sambutan baik dalam bentuk gubahan syair atau lainnya, ulama terakhir yang menulis sambutan untuknya adalah Asy Syeikh Muhammad Said Al Bagdadi yang dikenal dengan As Suweidi, beliau mengucapkannya secara spontan pada pertengahan Jumadi Tsani tahun 1194 H.
Tatkala Muhammad Bek Abu Dzahab mendirikan Masjid Jami miliknya dan membuat perpustakaan, orang sekitarnya memberitahunya bahwa apabila dia meletakan di dalamnya Kitab Tajul 'Arus maka lengkaplah perpustakannya dan tidak ada yang menandinginya. Maka ia pun mencari dan ia berani membayarnya dengan seratus ribu dirham untuk mendapatkannya, hingga akhirnya dia pun mendapatkan dan menaruhnya didalam perpustakaan tersebut.
Sayyid Murtadho senantiasa mengabdikan hidupnya dalam ilmu dan memilki himmah yang besar dalam memahami permasalahan yang para ulama lalai akannya seperti ilmu nasab, ilmu sanad, takhrij hadits.
  

Nama Lengkap Kelahiran

Nama beliau adalah : Muhammad Murtadha bin Muhammad bin Muhammad bin Abdur Razzaq Al-Huseini Al-Alawy Az-Zabidi. di beri kuniyah dengan Abu Al-Fayidh. Di lahirkan di Balgram India pada tahun 1145 H. Dari kecilnya telah memiliki kecendrungan untuk mempelajari ilmu agama,kecerdikan dan ketekunan beliau menghantarkanya ke pintu keberhasilan, seorang anak yang tumbuh membesar memiliki keinginan besar untuk menjadi seorang ulama.


Pendidikanya

Murtadha Zabidi memulai pendidikannya di Balgram India, beliau memulai dengan dasar-dasar ilmu agama, dari mulai Nahu,Sorof, Balaghah, Fiqih, Tauhid, dan lainnya, kemudian beliau memulai mempelajari Ilmu Hadis kepada Muhaddis Syeikh Muhammad Fakhir bin Yahya Al-Ilhabadi, dan Muhaddis Syah Waliyullah Ad-Dihlawi, dan beliau berhasil mendapatkan ijazah dari keduanya.

Tidak merasa cukup dengan ilmu yang telah ada di dada, maka beliau memulai pengembaraan ke Zabid Yaman, lama beliau menetap di kota ini sehingga di nisbahkan dengan Az-Zabidi, dari Zabid beliau sering berulang kali naik haji ke Makkah, didalam perjalanan beliau menuntut ilmu beliau telah berhasil mengambil ilmu dari lebih tiga ratus orang ulama besar.


Guru-guru Murtadha Zabidi

1 - Ahmad Bin Abdul Fatah Al-Malawi Asy-Syafi`i.
2 - Ahmad Bin Al-HAsan Bin Abdul Karim Al-Khalidi Asy-Syafi`i.
3 - Ibrahim Bin Khalil Asy-Syafi`i Az-Zabidi.
4 - Ahmad bin Muhammad Al-Mu`aqqat Al-Khalili.
5 - Ahmad Bin Muhammad Bi Ahmad Al-`Ajami Asy-Syafi`i.
6 - Ahmad bin Abdul Mun`im Ad-Damanhuri.
7 - Ahmad Bin Muhammad As-Sujaimi Al-Maliki.
8 - Ahmad Bin Muhammad Abi Haamid Al-Adawi.
9 - Ibrahim Bin Atho`illah Al- AbuShiri.
10 - Ibrahim Bin Abdullah Ad-Dimyati.
11 - Ismail Bin Abdullah Al-Hanafi Al-Madani.
12 - Abu Bakar Bin Khalid Al-Ja`fari Al-Madani.
13 - Ismail Bin Muhammad Al-Muqri Al-Hanafi.
14 - Ismail Bin Ahmad Ar-Rifa`i.
15 - Idris Bin Muhammad Iraqi.
16 - Umar Bin Ahmad Bin `Aqil Al-Hasani.
17 - Abdullah bin Muhammad Asy-Syubrawi (Syeikul Azhar ).
18 - Ali bin Ibrahim Al-Attor.
19 - Abdur Rahman Bin Musthafa Al-`Aidrus.
20 - Abdullah Bin Ibrahim Al-Marghani Al-Hasani.
Dan Lain-lain.


Hasil karya Zabidi

1 - Mu`jam Al-Kabir.
2 - Mu`jam As-Shogir.
3 - Al-Fiyatu As- Sanad.
4 - ~aqdul Al-Mukallal Ats-Tsamin Fi Al-Hadis Musalsal Bil Muhammadiyyin.
5 - Ithaful Al-Ashfiya` Bi Salasil Al-Auliya`.
6 - At-Ta`liqatu Al-Jalilah Bi Ta`liqi Musalsalati Ibni `Aqilah.
7 - `Iqdul Juman Fi Ahadisi Al-Jaan.
8 - Manaqib Ashabil Hadis.
9 - Arba`una Hadisan Fi Rahmah.
10 - Ithaf Sadatu Al-Muttaqin Bi Syarhi Ihya` Ulumiddin.
11 - Takhrij AhadisMatan Al-Arba`ina An-Nawawiyah. 


Mazhab Aqidah dan Tarikatnyanya

Beliau bermazhabkan Hanafi, sementara didalam aqidah beliau meruakan Ahlussunnah wal jama`ah dengan minhaj Asy-Sya`irah hal ini jelas sebagaimana yang beliau terangkan didalam kitabnya Ithaf Sadatul Muttaqin, sementara tarikat beliau didalam ilmu Tasawuf adalah Tarikat Syadzuliyyah, dan beliau pernah jua mengambil tarekat Naqsyabandiyyah.


Ta`un dan kewafatan beliau

Pada tahun 1205 hijriyah telah terjadi Ta`un yang sangat mengerikan di Mesir, penyakit ini merebak dan mematikan ribuan orang, diantara orang yang meninggal dunia ketika itu adalah Al-Hafizh Muhammad Murtadha Az-Zabidi, tidak ada satu orang pun yang tahu tentang kewafatan beliau, padahal beliau merupakan ulama besar yang sangan di hormati dan disayangi, karena orang-orang semua sibuk dengan penyakit berjangkit yang mematikan, setelah bebrapa hari barulah di ketahui bahwa Al-Hafizh ummah telah menghadap kepada Allah, beliau di kuburkan di lokasi Masjid Sayyidah Ruqayyah di Jalam Al-Asyrof, kewafatan beliau meninggalkan keasan duka yang cukup mendalam.


Rujukan :

1 - Al-fiyatu As-Sanad
2 - Fahrisu Faharis
3 - Nafsul Yamani



abdkadiralhamid@2015

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Imam Az-Zabidi, Mujaddid Abad 12"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip