Menilai Diri Sendiri Yang Paling Buruk
Syeikh Abdul Qodir Al Jaelany berkata “Apabila engkau bertemu 
dengan seseorang, hendaklah engkau memandangnya lebih utama dari kamu, 
dan engkau mengatakan ‘Mungkin ida lebih baik di sisi Allah daripada 
diriku, dan lebih tinggi derajatnya’. Apabila dia lebih kecil, hendaklah
 engkau mengatakan, ‘Orang ini tidak berbuat dosa kepada Allah sedangkan
 aku telah berbuat dosa, maka tidak ragu lagi bahwa dia lebih baik 
daripada diriku’.
Dan Apabila keadaan orang yang engkau lihat itu lebih tua, hendaklah 
engkau mengatakan, ‘Orang ini telah banyak beribadah kepada Allah 
sebelum aku’. Apabila keadaan orang yang engkau pandang adalah seorang 
alim (kiai), hendaklah engkau mengatakan, ‘Orang ini telah diberi 
sesuatu (anugrah) yang belum aku dapatkan dan ia telah mengetahui apa 
yang belum kuketahui serta telah mengamalkan ilmunya’.
Dan Apabila orang yang engkau jumpai itu orang bodoh, hendaklah 
engkau mengatakan, ‘Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya, 
sementara aku berbuat dosa padahal aku berilmu. Aku tidak tahu dengan 
apa aku diakhiri atau dengan apa dia diakhiri kehidupannya (Husnul 
Khotimah atau Su’ul Khotimah)’.
Dan Apabila keadaan orang yang engkau jumpai adalah orang kafir, 
hendaklah engkau mengatakan, ‘Aku tidak tahu, mungkin aku menjadi kafir 
sehingga aku berakhir dengan amal yang jelek’.
Diambil dari Kitab Nashaihul Ibad
abdkadiralhamid@2014

0 Response to "Kitab Nashailul Ibad, Menilai Diri Sendiri Yang Paling Buruk"
Posting Komentar
Silahkan komentar yg positip