UMAT MODERAT DARI SEKIAN BANYAK UMAT
Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz
SAUDARA-SAUDARA sekalian, dengan
demikian marilah kita bersiap-siap untuk menggapai segala macam
kebahagiaan, hingga mencapai puncaknya yang paling tinggi.Hingga, kita
bisa menjadi saksi atas umat-umat lain yang tidak berupaya mencapainya.
وكذ لك جعلنكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس
Artinya: Dan demikian (pula) Aku
telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil (berada di tengah)
agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia... (QS al-Baqarah [2]: 132)
Kalian memiliki derajat sebagai pengawas
umat-umat lain di masa lampau sebelum kalian.Kalian menjadi saksi bahwa
para nabi mereka telah menyampaikan ajaran Allah. Ada Hadits Rasulullah
Muhammad صلىالله عليه وسلم di dalam Shahih al-Bukhari bahwa beliau
bersabda, “Allah سنحانه وتعالى bertanya kepada kaum Nuh pada hari
kiamat: Apakah Nuh telah menyampaikan (ajaran-Ku) kepada kalian?”.Maka,
umat Nuh menjawab, “Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada
kami.”
Padahal Nabi Nuh berada di tengah-tengah
mereka selama 950 tahun! Tapi, inilah tabiat manusia bila ia tidak
dibersihkan, tidak mengetahui keadilan (kemoderatan), dan tidak bersih
dari berbagai kotoran nafsu: syahwat, emosi, dan cengkeraman
kepentingan-kepentingan sementara yang memperbudaknya. Maka, bisa saja
ia mengingkari adanya matahari di siang bolong.
Nabi Nuh menyampaikan ajaran selama 950
tahun, tapi umatnya menyatakan, “Tidak ada pemberi peringatan yang
datang kepada kami.” Sementara, sikap Nabi Nuh di tengah-tengah mereka
adalah (seperti diceritakan al-Qur’an):
وإنى كلما دعوتهم لتغفر لهم جعلوا أصبعهم فى ءاذانهم واستغشوا ثيابهم وأصروا واستكبارا {7} ثم إنى دعوتهم جهارا {8} ثم إنى أعلنت لهم وأسررت لهم إسرارا {9} فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا {10
Artinya: Dan sesungguhnya setiap
kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka,
mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan
bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan
diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka
(kepada iman) dengan cara terang-terangan. Kemudian sesungguhnya aku
(menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam.
Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhan kalian,
sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (QS Nuh [71]: 7-10).
Dan, seterus-nya…
Meski sudah demikian, mereka menyatakan,
“Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami.” Betapa
bahayanya keadaan manusia jika jiwanya tidak bersih, tidak diterangi
oleh nur akhlak ilahi dan pendidikan rabbani, serta tidak terlepas dari
kungkungan nafsu untuk bisa menuju tingginya keridaan Allah Dalam
kondisi ini, manusia berada dalam kerendahan yang luar biasa.
Rasulullah melanjutkan sabdanya:
Lalu Allah bertanya, “Hai Nuh, apakah engkau tidak menyampaikan (ajaran-Ku) kepada mereka?”
Nuh menjawab, “Tuhan, aku telah menyampaikan kepada mereka tapi mereka tidak mempercayaiku.”
Allah bertanya, “Siapa yang menjadi saksi (atas pengakuanmu ini)?
Nuh menjawab, “UmatMuhammad.”
Maka, didatangkan orang-orang terbaik
dari kalangan kita umat Muhammad.”Apakah kalian bersaksi bahwa Nuh ini
telah menyampaikan (ajaran-Ku) kepada kaum-nya?”
Mereka menjawab, “Iya, Tuhan kami.Kami
bersaksi bahwa Nuh telah menyampaikan kepada mereka, memperingati
mereka, berjuang pada waktu malam dan siang, secara sembunyi dan
terang-terangan, tapi mereka semakin lari menjauh.”
Maka, kaum Nuh angkat bicara, “Tuhan, mereka hidup setelah kami, bagaimana mungkin mereka mengetahui hal itu?”
Maka Allah bertanya, “Bagaimana bisa kalian mengetahui hal itu wahai umat Muhammad?”
Mereka menjawab, “Engkau telah mengutus
seorang Rasul kepada kami, dia adalah hamba-Mu Muhammad, dengan membawa
sebuah Kitab. Dalam Kitab itu Engkau menceritakan kepada kami bahwa
Nuh telah menyampaikan (ajaran-Mu) kepada mereka seperti ini. Kami
menjadi saksi atas dasar firman-Mu.”
Maka, Allah bertanya, “Siapa yang menjadi saksi bagi kalian?”
Mereka menjawab, “Nabi kami, Muhammad.”(HR al-Bukhari dalam Kitdbut-Tafsir).
Lalu, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
didatangkan.Beliau menjadi saksi tertinggi atas seluruh makhluk di
alam dunia ini.Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan
keselamatan kepada beliau serta keluarga dan Sahabat beliau.
لتكونوا شهداء الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا
Artinya: …agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian… (QS al-Baqarah [2]: 132).
فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيدا{41
Artinya: Maka bagaimanakah (halnya
orang kafir nanti), apabila Aku mendatangkan seseorang saksi (rasul)
dari tiap-tiap umat dan Aku mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai
saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (QS al-Nisa [4]: 41)
Sampai di ayat ini ketika Ibnu Mas’ud membacakan al-Qur’an kepada Nabi kalian.Maka, Nabi memberi isyarat, “Cukup!”
Ibnu Mas’ud bercerita: Lalu, aku buka
mataku, ternyata aku lihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم menangis, kedua
mata beliau bercucuran air mata. Beliau membayangkan posisi ini, untuk
memuliakan orang yang berhak menerima kemuliaan di hari kiamat, yaitu
kemuliaan untuk menjadi saksi atas umat manusia.
Berarti, dengan kemoderatan kita ini,
kita bisa mencapai kemuliaan yang agung, sehingga kita bisa menjadi
saksi atas segenap umat manusia. Maka, apakah hal itu hanya pemahaman
sepotong yang begitu terbatas: kita hanya membangun hubungan dengan
golongan-golongan tertentu dari umat manusia ini!? Tidak, tapi jauh
lebih besar dari itu sebagaimana kalian telah mendengar keagungan
syariat yang datang dari Tuhan Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu,
juga bagaimana hal-hal yang menimpa manusia pada saat mereka tidak
mengetahui hakikat dari syariat tersebut.
abdkadiralhamid@2014
0 Response to "UMAT MODERAT DARI SEKIAN BANYAK UMAT"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip