Zakat Fitrah, Uang atau Beras ?
Oleh :Habib Ahmad bin Naufal bin Salim bn Ahmad bn Jindan
السلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
بسم الله الر حمن الر حيم
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الفاتح لما اغلق الخاتم لما سبق النا صر الحق بالحق والهادى الى صراطك المستقيم وعلى اله وصحبه حق قدره ومقداره العظيم
Berikut ini adalah rangkuman yang singkat tentang perihal
zakat fitrah, yang telah dirangkum oleh sayyidinal habib ahmad bn naufal bin salim bn ahmad bn jindan bin syeikh abu bakar bn salim dalam kitabnya "MUTIARA YANG INDAH DALAM FIQIH ZAKAT FITRAH". Hal ini karena kebutuhan umat yang amat mendesak, khususnya di negeri kita tercinta Indonesia. Rangkuman ini al habib ahmad rangkum dari berbagai sumber yang mu’tamad di dalam mazhab al imam muhammad bin idris asy syafi’i Ra. Seperti kitab al minhaj karya al imam an nawawi, mughnil muhtaj karya al imam ibnu hajar, nihayatul muhtaj karya asy syaeikh ar ramli, fathul mu’in, haisyiyah al baijury, fathul ‘allam, bulughul maram, ibanatul ahkam, bughyatul mustarsyidin dan lainnya.
Dan rangkuman ini al habib ahmad jadikan sangat singkat dan sederhana agar mudah dipahami oleh masyarakat awam dan khususnya panitia2 zakat
.
DALIL WAJIB BERZAKAT
Sesungguhnya zakat merupakan salah satu pondasi dalam agama islam, Alla swt. Berfirman dalam surat Al baqoroh ayat 110:
وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُواْ لأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللّهِ إِنَّ اللّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya “ dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Rasulullah saw. Juga telah bersabda tentang perihal zakat didalam haditsnya:
بني الا سلا م على خمس : شها دة ان لا اله الا الله و ان محمدا رسول الله و اقام الصلاة واتاء الزكاة و حج البيت وصوم رمضا
“ islam didirikan di atas lima pondasi : bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah dan (nabi) muhammad utusan allah,mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji kebaitullah, puasa di bulan ramadhan.” Hr. Bukhari dan Muslim.
من كان يؤ من بالله واليوم الا خر فليؤد زكاة ماله
“ barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya menunaikan zakat hartanya”. HR. At tabrani.
Dan diantara kewajiban seorang muslim yang sangat penting adalah menunaikan zakat fitrahnya. Karena sesungguhnya puasa dibulan ramadhan tergantung di antara langit dan bumi dan sungguh tidak akan terangkat melainkan dengan zakat fitrah. Sebagaimana yang tersebut didalam hadits nabi muhammad saw:
زكاة الفطر طهرة لصا ئم من الرفث وطعمة للفقراء والمسا كين
“ zakat fitrah merupakan penyucian bagi orang yang berpuasa dari kekurangannya dan makanan bagi orang faqir dan miskin”. Hr. Ibnu majah dan abu daud
Sebagaimana seorang muslim diwajibkan oleh allah untuk menunaikan zakat fitrah, ia juga diwajibkan untuk mempelajari bagaimana cara menunaikan zakat fitrah yang benar, Rasulullah saw. Bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم
“ menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim”. HR. Ibnu majah, al baihaqi, dan at tabrani.
Karena didalam menunaikan zakat fitrah terdapat persyaratan, waktu yang tepat, tempat penyaluran, dan hukum2 lain yang sangat penting dan wajib untuk dipelajari agar kewajiban menunaikan ibadah zakat fitrah dapat berlangsung dengan benar dan sah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi muhammad saw.
SYARAT WAJIB BERZAKAT FITRAH
Syarat wajib berzakat fitrah ada 3: ( dalam kitab fathul qorib dan busyrol karim bab zakat fitrah).
1. Islam
2. menjumpai akhir bulan ramadhan dan awal bulan syawal. Dan titik temu saat2 tersebut adalah pada saat terbenam matahari hari terakhir bulan ramadhan. Sehingga apabila seseorang meninggal setelah terbenam matahari atau seorang bayi yang dilahirkan sebelum terbenam matahari maka telah wajib atas mereka zakat fitrah.
3. memiliki kelebihan kebutuhan pokok dari makanan, pakaian, tempat tinggal (walau dengan menyewa) dan pembantu (yang ia butuhkan untuk mengurus keperluan diri dan keluarga yang wajib ia nafkahi), untuk dirinya dan untuk orang2 yang wajib ia nafkahi pada hari raya dan malamnya.
Apabila seseorang telah memenuhi 3 syarat diatas maka ia diwajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Walaupan disisi lain ia seorang mustahik (orang yang berhak menerima zakat).
Dan sebagaimana ia wajib menunaikan zakat fitrah untuk dirinya, ia juga diwajibkan menunaikan zakat fitrah atas orang2 yang wajib ia nafkahi, yaitu (dalam kitab fathul qorib bab nafaqoh) :
1. orang tua kandung yang faqir
2. anak kandung yang belum baligh dan faqir. Atau sudah baligh tetapi faqir dan tidak mampu bekerja (tidak mampu bekerja karena sakit, gila, cacat mental, sibuk menuntut ilmu syariat dan harapan akan keberhasilannya besar sedang bekerja akan menggangu kesibukan belajarnya. Maka orang tua wajib menafkahinya dan anak tersebut tidak dituntut bekerja {lihat hasyiah al baijuri ‘ala abi syuja juz 2 hal 273 bab nafaqoh} ).
3. istri
PERINGATAN:
1. anak kandung yang sudah baligh yang tidak wajib dinafkahi oleh orang tuanya (yaitu anak kandung yang baligh dan kaya atau yang baligh lagi faqir tetapi mampu bekerja), maka wajib menunaikan zakat fitrah atas dirinya sendiri. Dan apabila orang tua atau orang lain ingin menunaikan zakat fitrah atas diri anak tersebut, maka harus ada tawkil atau izin dari anak tersebut (dalam kitab fathul ‘allam jilid 3 hal 441, taqriraus sadidah hal 420, i’anatuth tholibin jilid 2 hal 193) dalam menunaikan zakat dan dalam niatnya (dalam kitab fathul ‘allam jilid 3 hal 495, ihya ulumuddin jilid 1 hal 251)
Dan lafadz tawkil/ izin, yaitu:
وكلتك في اخراج زكاة الفطر ونيتها عن نفسي
“ aku wakilkan engkau untuk menunaikan zakat fitrah dan meniatkannya atas diriku”.
BENTUK YANG DIKELUARKAN DARI ZAKAT FITRAH
Apabila seseorang telah memenuhi 3 syarat zakat fitrah, maka yang wajib ia keluarkan adalah 3 ½ liter bahan makanan pokok masing2 daerah. Dan dalilnya sebagaimana sabda nabi muhammad saw.:
فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر من رمضان على الناس صاعا من تمر او صاعا من شعير على كل حر او عبد ذكر او انثى من المسلمين
“ rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitrah dibulan ramadhan kepada orang2, yaitu sha’ (± 3 ½ liter) kurma atau sha’ (± 3 ½ liter) gandum atas setiap orang yang merdeka atau hamba sahaya, laki2 atau perempuan dari kaum muslimin”. HR. Bukhari dan muslim dari ibnu umar.
Maka dari hadits shohih diatas tidak dibenarkan mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk uang sebagaimana yang terjadi dimasyarakat kita dewasa ini (fathul mu’in jilid 2 hal 197, i’anatuth tholibin jilid 2 hal 197 disebutkan sebagai berikut “ tidak sah berzakat dengan qimah (uang) sebagai ganti dari 3 ½ liter fitrah, sebagaimana yang disepakati seluruh ulama mazhab al imam asy syafi’i”. Dan dalam kitab fathul ‘allam jilid 3 hal 430.)
Adapun solusi dari pada masalah diatas yang telah mengakar dimasyarakat adalah sebagai berikut:
1. hendaknya panitia pengelola zakat fitrah memberikan pengarahan sejak jauh hari disaat masyarakat berkumpul, seperti saat shalat tarawih, jum’at dan sebagainya. Bahwa zakat fitrah dalam bentuk uang tidak dibenarkan. Dan panitia pengelola zakat tidak menerima zakat fitrah dengan bentuk uang. Lain halnya dengan infaq, shodaqoh dan zakat maal.
2. hendaknya panitia zakat menyiapkan bahan makanan pokok (yang dalam hal ini adalah beras) sehingga setiap orang yang akan berzakat dengan uang disarankan membeli beras yang telah disediakan dengan uang mereka bawa untuk berzakat, kemudian berniat.
WAKTU MENUNAIKAN ZAKAT FITRAH
Zakat fitrah wajib ditunaikan mulai dari terbenam matahari terakhir bulan ramadhan, walau demikian zakat fitrah boleh ditunaikan sejak masuknya bulan ramadhan. Dan saat yang paling tepat dan afdhol adalah antara terbit fajar hari raya sampai shalat idul fitri. Adapun menunaikannya setelah shalat idul fitri sampai terbenam matahari hari raya hukumnya makruh. Dan apabila mengundurkannya hingga setelah terbenam matahari hari raya idul fitri maka hukumnya haram, dan zakat fitrah tetap wajib ia tunaikan
( busyrol karim hal 454).
PENYALURAN ZAKAT
Ketahuilah bahwa zakat tidak boleh disalurkan melainkan kepada 8 golongan yang tersebut didalam alqur’an surat at taubah ayat 60:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَ فِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya” Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
1. faqir adalah orang yang tidak memiliki harta atau pekerjaan sama sekali atau memiliki harta atau pekerjaan yang tidak dapat menutupi setengah dari kebutuhannya (kitab al minhaj hal 201)
2. miskin adalah orang yang memiliki harta atau pekerjaan yang hanya dapat menutupi diatas setengah dari kebutuhannya (kitab alminhaj hal 201)
adapun yang dimaksud dengan kebutuhan yang tersebut diatas adlah kebutuhan primer yang sederhana (kitab fathul ‘allam jilid 3 hal 468). Sehingga apabila harta/ pekerjaannya tidak dapat menutupi setengah dari kebutuhan primernya yang sederhana maka ia tergolong faqir.dan apabila menutupi diatas setengah kebutuhan primernya yang sederhana maka ia tergolong miskin.
3. amil adalah orang yang dilantik secara resmi oleh pemerintah untuk mengelola zakat. (kitab fathul mu’in jilid 2 hal 215, syarh ibn qosim al ghozzi ‘ala abi syuja jilid 1 hal 421, busyrol karim hal 463, i’anath tholibin jilid 2 hal 215, kifayatul akhyar hal 194).
- dan amil hanya berhak menerima zakat apabila tidak mendapat gaji/ upah dari pemerintah (kitab fathul ‘allam jilid 3 hal hal 475, busyrol karim hal 463). Dan yang berhak mereka terima dari zakat hanyalah sekedar upah yang wajar (kitab busyrol karim hal 466, mughnil muhtaj jilid 3 hal 149). Adapun apabila mereka menerima gaji/ upah dari pemerintah maka mereka tidak berhak menerima zakat.
- adapun sebagian besar panitia zakat yang ada dimasjid/ musholah, sekolah, majlis ta’lim, dan sebagainya sebagaimana yang ada dimasyarakat, mereka bukanlah amil yang dimaksud oleh syari’ah, karena mereka tidak dilantik secara resmi oleh pemerintah. Akan tetapi status mereka hanyalah wakil atau perantara (sepatutnya bagi setiap wakil/ panitia pengelola zakat mengetahui akan seluk beluk hukum tentang pengelolaan zakat dan penyalurannya) dari orang yang berzakat (adapun panitia zakat dapat mengambil keuntungan dari hasil penjualan beras {yang telah dijelaskan} sebagai imbalan atas jerih payah mereka dalam melayani masyarakat).
4. muallaf adalah seseorang yang baru masuk islam yang imannya masih lemah, atau seorang tokoh masyarakat yang masuk islam yang imannya kuat yang dengan diberikan kepadanya zakat diharap keislaman orang2 yang setaraf dengannya (kitab al minhaj hal 201).
5. fir riqob adalah budak yang mempunyai akad dengan majikannya bahwa dirinya akan merdeka apabila ia mampu melunasi kepada majikannya jumlah yang disepakatinya (kitab al minhaj hal 201).
6. ghorim adalah seseorang yang berhutang bukan untuk maksiat (kitab al minhaj hal 201)
7. fi sabilillah adalah orang yang berperang dijalan allah melawan orang kafir tanpa digajih oleh pemerintah (kitab al minhaj hal 201, fathul mu’in jilid 2 hal 219, fathul ‘allam jilid 3 hal 480 dan busyrol karim hal 464).
- adapun kyai, ustadz, guru, masjid/ mushalah, pesantren, madrasah dan sebagainya, mereka bukanlah yang dimaksud dengan kata “fii sabilillah” didalam ayat. Sehingga mereka tidak diperbolehkan menerima zakat. Sebab tidak ada seorangpun dari ahli tafsir yang menafsirkan kata “fi sabilillah” dengan ulama, kyai, ustadz, masjid/ mushalah dan sebagainya. Akan tetapi sebaliknya mereka secara jelas menafsirkan “fi sabilillah” dengan orang yang berperang dijalan allah. Bahkan didalam hadits yang diriwayatkan al imam ahmad dan al hakim yang telah dishohihkan olhnya bahwa nabi muhammad saw secara jelas menyebutkan bahwa “fi sabilillah” adalah orang yang berperang dijalan Allah.
عن ابي سعيد الخدري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لا تحل الصدقة لغني الا لخمسة لعامل عليها او رجل اشتراها بماله او غامر او غاز في سبيل الله او مسكين تصدق عليه منها فاهدى منها لغني
“ orang kaya tidak dihalalkan menerima shadaqoh (zakat) kecuali 5 golongan: amil atau seorang yang membeli harta zakat dari si musytahiq atau ghorim atau orang yang berperang dijalan allah atau orang miskin yang memberikan bagian zakat yang ia terima kepada seorang kaya sebagai hadiah”. (kitab bulughul maram hal 115).
8. ibnu sabil adalah orang yang musafir atau orang yang memulai safar (perjalanan) yang tidak memiliki bekal untuk sampai ketujuan.( kitab al minhaj hal 201).
Diwajibkan bagi yang berzakat untuk berniat.
Adapun niat zakat untuk dirinya:
هذه زكاة الفطر المفروضة عن نفسي
“ini adalah zakat fitrah yang fardhu atas diriku”
Atau apabila atas dirinya ia niatkan sebagai berikut:
هذه زكاة الفطر المفروضة عن زوجتي
“ini adalah zakat fitrah yang fardhu atas istriku”
Atau apabila atas anaknya ia niatkan sebagai berikut:
هذه زكاة الفطر المفروضة عن ولدي
“ini adalah zakat fitrah yang wajib atas anakku (disebut namanya)”
Atau apabila atas orang yang ia wakili ia niatkan sebagai berikut:
هذه زكاة الفطر المفروضة عن فلان
“ini adalah zakat fitrah yang fardhu atas fulan (sebut namanya)”.
Demikianlah apa yang telah dirangkum oleh sayyidinal habib ahmad bn naufal bn salim bn ahmad bn jindan bn syeikh abu bakar bn salim secara singkat ini. Mudah2n bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman oleh kaum muslimn khususnya panitia2 zakat.
Wallahu a’alam.
Semoga bermanfaat
وصلى الله على سيد نا محمد النبي الامي وعلى اله وصحبه وسلم, والحمد لله رب العا لمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته
abdkadiralhamid@2014
0 Response to "Zakat Fitrah, Uang atau Beras ?"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip