Dihyah al Kalbi RA,
Sahabat yg Menyerupai Malaikat Jibril
Dihyah al Kalbi RA adalah seorang sahabat yang mempunyai wajah, janggut (jenggot), perawakan dan usia yang menyerupai Malaikat Jibril AS saat berwujud sebagai manusia. Usai perang Khandaq, dimana Nabi SAW dan para sahabat beristirahat, datanglah Malaikat Jibril AS dalam ujud manusia menemui Nabi SAW, dan berkata, "Apakah engkau telah meletakkan senjata?Jangan demikian! Para malaikat sama sekali belum meletakkan senjata! Keluarlah engkau menuju Bani Quraizhah, dan perangilah mereka!"
Dihyah bin Khalifah al-Kalbi radhiyallahu anhu adalah salah satu
di antara para sahabat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang telah
lama masuk Islam. Beliau masuk Islam sebelum perang Badar. Akan tetapi,
dalam peperangan itu, beliau belum sempat mengikutinya. Baru, setelah
peperangan itu, beliau tidak pernah absen dalam jihad di medan
peperangan.
Dia juga salah seorang sahabat Rasulullah yang masyhur. Dia dikaruniai Allah berupa keutamaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya. Di antara keutamaan yang beliau miliki, yaitu Malaikat Jibril ’alaihis salam seringkali datang menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dalam wujud menyerupai dirinya. Imam an-Nasa’i meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Yahya bin Ya’mur rahimahullah dari Ibnu ’Umar,
Dia juga salah seorang sahabat Rasulullah yang masyhur. Dia dikaruniai Allah berupa keutamaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya. Di antara keutamaan yang beliau miliki, yaitu Malaikat Jibril ’alaihis salam seringkali datang menemui Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dalam wujud menyerupai dirinya. Imam an-Nasa’i meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Yahya bin Ya’mur rahimahullah dari Ibnu ’Umar,
Malaikat Jibril ’alaihis salam mendatangi Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dalam rupa Dihyah Al-Kalbi.Dalam hadits lain disebutkan, dari Jaabir radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
Telah diperlihatkan kepadaku para nabi, maka aku melihat Musa ’alaihis salam adalah seorang laki-laki yang kuat, seakan-akan dia adalah lelaki dari kaum Syanuu’ah. Dan aku melihat Isa bin Maryam ’alaihis salam, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat, adalah Urwah bin Mas’ud. Dan aku melihat Ibrahim ’alaihis salam, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat ialah sahabat kalian –yaitu diri beliau sendiri– Dan aku pun melihat Jibril ’alaihis salam, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah aku lihat adalah Dihyah. (HR. Muslim).Dari Abu ’Utsman, ia berkata,
“Telah diberitakan kepadaku bahwa Malaikat Jibril ’alaihis salam datang kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, dan Ummu Salamah sedang bersama beliau. Maka, dia pun berbicara lantas berdiri, sehingga Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam pun berkata kepada Ummu Salamah, ’Siapakah ini?’ – atau (kurang lebih) seperti (itu) ucapan beliau– Lantas Ummu Salamah pun berkata, ’Ini adalah Dihyah’. Ummu Salamah berkata,
’Demi Allah, sungguh aku mengira, ia adalah Dihyah, sampai aku mendengar khutbah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang mengabarkan bahwa dia adalah Malaikat Jibril ’alaihissalam’3
Ketika Nabi SAW
melewati Bani Ghanm, penduduk sekitar masjid yang dilewati kalau menuju rumah
beliau, beliau bertanya tentang siapa yang baru saja lewat, merekapun berkata, "Telah
melewati kami, Dihyah bin Kalbi!"
Dalam riwayat
lain disebutkan, saat itu Nabi SAW sedang bersama istri beliau, Ummu Salamah
RA, Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW dalam wujud manusia. Setelah Malaikat
Jibril berlalu, Nabi SAW bertanya kepada istrinya itu tentang siapa tamu yang
baru datang, Ummu Salamah menjawab, "Dia adalah komandan tentara,
Dihyah…"
Nabi SAW
tersenyum dan menjelaskan bahwa tamu tersebut adalah Malaikat Jibril AS.
Inilah kesaksian
tentang kesamaan Dihyah al Kalbi dengan penjelmaan Malaikat Jibril sebagai
manusia.
Dihyah al Kalbi
RA diutus Nabi SAW untuk menemui Kaisar Romawi, Hiraqla (secara umum dikenal
dengan nama Hiraklius) dengan membawa surat
Nabi SAW tentang ajakan untuk masuk Islam. Surat yang dibacakan di dalam majelis Kaisar
Hiraqla, juga dihadiri Abu Sufyan dan teman-temannya yang sedang berdagang di
Syam, tidak memperoleh tanggapan positif dari pembesar-pembesar Romawi yang
hadir. Sedangkan Hiraqla sendiri melihat adanya kebenaran atas apa yang
diserukan Rasulullah SAW, apalagi setelah tanya jawabnya yang panjang lebar
dengan Abu Sufyan tentang pribadi dan latar belakang kehidupan Nabi SAW.
Hiraqla
memanggil Uskup kota
Iliya di Syam, Ibnu Nathur, yang biasanya menjadi rujukan dalam soal keagamaan,
dan juga mendatangkan Dihyah al Kalbi dalam pertemuan tersebut. Ibnu Nathur ini
di samping sebagai uskup, juga sahabat Hiraqla. Setelah mendengar penjelasan
Hiraqla dan juga Dihyah, Ibnu Nathur membacakan beberapa ayat-ayat injil, dan
akhirnya membenarkan kenabian Nabi Muhammad SAW dan seketika memeluk Islam.
Tetapi Hiraqla sendiri tidak mau mengikuti sikap uskup ini walau sebenarnya
kebenaran itu makin menguat di hatinya. Tidak ada lain yang menghalanginya
memeluk Islam kecuali takut kehilangan kekuasaannya. Bahkan beberapa panglima
perangnya sudah mengancam tidak akan mengakui kedudukannya jika ia memenuhi
seruan Nabi SAW.
Dihyah al Kalbi sering
menemui sang uskup untuk lebih mengenalkan dan mengajarkan Islam. Pada hari
ahadnya, sang uskup tidak hadir untuk memberikan ceramah dan nasihat seperti
biasanya, padahal orang-orang Romawi yang menjadi jamaahnya telah berkumpul.
Begitupun berulang pada beberapa hari ahad berikutnya, sehingga akhirnya orang-orang
Romawi mengancam untuk membunuhnya jika tidak keluar.
Sang uskup, Ibnu
Nathur menitipkan surat
pada Dihyah untuk Nabi SAW tentang keislamannya, dan menyampaikan pada Nabi apa
yang dilihatnya. Setelah itu Ibnu Nathur keluar menemui orang-orang Romawi,
tidak dengan pakaian gereja kebesaran seperti biasanya, tetapi memakai pakaian
putih. Ia mengucapkan syahadat di hadapan mereka sehingga mereka begitu murka
dan akhirnya membunuh sang Uskup yang selama ini dipatuhi dan mereka dengar dan
patuhi nasehat-nasehatnya.
Dihyah al Kalbi
yang menjadi saksi langsung peristiwa mengenaskan tersebut, menceritakan
peristiwa itu kepada Nabi SAW sekaligus menyerahkan surat
sang Uskup, Ibnu Nathur untuk beliau. Surat tersebut dibacakan untuk
Nabi SAW, dan mendoakan kebaikan dan keberkahan untuk Ibnu Nathur
Demikian, seklias kisah Dihyah bin Khaliifah. Pada masa hidupnya,
beliau tinggal di daerah Mizzah di Damaskus, dan beliau hidup hingga
masa kekhalifahan Mu’awiyyah bin Abi Sufyan radhiyallahu anhuma.
Semoga keridhaan Allah Taala senantiasa tercurahkan pada sahabat yang
mulia ini.
Catatan Kaki:
2014@Abdkadiralhamid
Catatan Kaki:
- Al-Ishaabah, Ibnu Hajar, hal. 371. no. 2474
- Thabaqaat, Ibni Sa’ad, 4/249.
- Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Manaqib, bab: ‘Alaamaatin Nubuwwah fil Islaam.
- Shahih Bukhari, kitab al-Jihad was Siyar, Bab: Du’aa-in Nabiyyi an-Naasa ilal Islaam.
- Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, 6/242.
2014@Abdkadiralhamid
0 Response to "Dihyah al Kalbi RA, Sahabat yg Menyerupai Malaikat Jibril"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip