Akhlak Al Habib Abdul Qadir Assegaf

Habib Ali Al Jufri bercerita tentang guru mulianya Al habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf..
" Ketika aku berusia empat belas atau enam belas tahun kala itu,aku ikut serta bersama Guruku, Al Habib Abdul Qadir Assegaf, salah seorang guru besarku di antara Guru_Guruku yang aku mengambil ilmu dari mereka.

Setelah usai mengikuti salah satu majelis shalawat , kamipun keluar dari majelis dan kembali ke mobil.
Setelah menutup pintu depan mobil , akupun masuk ke dalam mobil dan duduk dibelakang Guruku , Habib Abdul Qadir.

Belum lagi berangkat, seorang muhibbin datang tergopoh_gopoh , membuka pintu mobil dan meminta doa kepada Beliau.
Setelah didoakan , muhibbin itu pun mencium tangan guru dan menutup kembali pintu mobil.
Baru pergi beberapa langkah..muhibbin itu kembali lagi dan mengetuk kaca mobil..sopir pun menurunkan kaca mobil.
Muhibbin itu kembali berbicara sesuatu kepada Guruku dan Guruku menanggapinya dengan sebaik_baiknya.

Setelah pembicaraan usai,muhibbin itupun mohon diri dan melangkah pergi serta tak lagi terlihat.

Maka sopir sudah kembali merapatkan kaca mobil,tapi tiba_tiba Guruku berkata :
" Ali . . . ! "

aku menjawab :
" Labbaik ."

" Sepertinya orang tadi menutup pintu mengenai jemariku sebelum sopir menurunkan jendela mobil.." Kata Guruku .

Aku pun segera turun dan keluar dari mobil dan membuka pintu mobil , ternyata darah bercucuran dari jari jemari guruku.

Aku pun berkata kepada beliau :
“ Guru , mengapa engkau tidak memberitahukan kepada orang tadi ketika baru menutup pintu , melainkan engkau membiarkannya (bahkan) hingga orang tadi kembali datang dan usai panjang lebar berbicara denganmu? ”

Guruku menjawab :
“ Bila aku memberitahukannya , pasti hal itu akan terasa sangat berat baginya ketika tahu bahwa ia menutup pintu mengenai jari jemariku. ”

SUBHANALLOH . . .

Semoga ada manfaatnya
2014@abdkadiralhamid