Mohon Perhatiannya untuk dibaca...!!! Respon bagi pihak2 yg menganggap Nasab dzurriaturrasul dan kafaah syarifahnya adalah kebanggaan Nasab, dan melecehkan suatu golongan....

====================
Alhamdulillah, Allah dan Rasulnya memang menjaga Tariqah Alawiyah, tariqahnya para salaf ba alawi (keturunan Nabi) yg masih murni yg diajarkan turun temurun, dr kakek ke Ayah, hingga ke cucu-cucunya.....dan tidak pernah ada konflik kecuali yg melupakan/meninggalkan ajaran salafnya............Semoga menjadi Pengerat Ukhuwah Islamiyah dan memperkecil perbedaan diantara sesama muslim

Persoalan nasab & kafaah syarifah adalah 2 hal yg saling terkait dan sgt penting krn menyangkut eksistensi keturunan nabi sebagaimana sgt diperhatikan oleh para salaf baalawi....meskipun sgt rentang dgn "FITNAH" dr org2 yg dengki & iri dgn anugerah yg diberikan Allah pd keturunan nabi, kita tdk boleh seakan2 menyembunyikan 2 hal yg merupakan tuntunan syariat yg hrs diketahui oleh semua kalangan, inilah kesalahan kita selama ini yg menganggap 2 hal ini adalah hal yg "tabu" shg berdampak banyak kalangan tdk mengerti dan akhirnya menerobos serat2 syariat yg semestinya hrs ditegakkan, belum lagi ditambah dgn "hembusan fitnah dr org2 iri dan dengki yg sengaja mengaburkan dalil2" yg menjerumuskan utk jauh dr kecintaan thd Rasulullah, dan efek yg diakibatkan akan semakin besar dan melebar, antara lain :

1. Krn ketidaktahuan atau tdk mau tahu, banyak org yg berani dgn bangga menikahi syarifah, bahkan melecehkannya yg semestinya kehormatannya dijaga.

2. Krn ketidaktahuan, akhirnya banyak orang salah tafsir tentang maknah yg dikandung oleh Nasab Dzurriaturrasul dan Kafaah syarifah yg saling terkait dan sangat penting untuk dijaga dan tanggung jawab seluruh muslim krn menyangkut eksistensi keberlangsungan keturunan nabi kedepan.

3. Yang harus ditekankan dan diberi pengertian, kedua hal tersebut sama sekali tidak berkaitan sedikitpun dengan "Kesombongan Nasab" yg biasa dihembuskan oleh orang yg memiliki rasa iri dan dengki dengan berdalih agar dapat menyembunyikan keutamaan kedua hal tersebut, adapun jika ada yang suka membanggakan nasab, itu hanya oknum. Begitupun tdk terkait dengan "bentuk pelecehan/diskriminasi" thd golongan tertentu. Bukankah hal ini merupakan tuntunan syariat yang memiliki banyak nash atau dalil yg mendukungnya, bukankan keturunan Nabi ini telah dibanggakan oleh Allah & Rasulnya yang memang layak untuk dihormati, mana bentuk pelecehannya ??? Mestinya orang-orang yang merasa dilecehkan itu, lebih banyak berfikir : "Siapa yang sebenarnya dilecehkan jika terjadi pernikahan syarifah dengan bukan sayyid (tdk sekufu), yang jelas-jelas telah memutuskan nasab Rasulullah..." yang semestinya kecintaan terhadap Rasulullah tidak diwujudkan dengan menikahi keturunannya.

4. Banyaknya orang tua dan para dzurriah biasanya yg jauh dari komunitas habaib, yang belum mengerti tentang hal ini sehingga menganggap hal ini tidak begitu penting dan kena imbas fitnah-fitnah yang berusaha mengaburkan keutamaan hal tersebut, sehingga tanpa merasa bersalah menikahkan anak perempuannya dengan lelaki yang tidak sekufu (bukan sayyid) dan lebih lagi krn ketidaktahuaannya ikut mendukung menyembunyikan keutamaan hal tersebut.

5. Lebih fatal lagi, maraknya "habib dan Syarifah Gadungan" bukankan ini pelecehan terhadap Rasulullah dan keturunannya. Ini biasa terjadi akibat dari pernikahan tidak sekufu, syarifah dengan bukan sayyid, dimana banyak kasus anak keturunannya yang bernasab kepada ayahnya (bukan sayyid), tetapi masih mengaku "sayyid" , bukankah nasabnya sudah terputus, dan akibat yg ditimbulkan "sangat fatal" dan meluas karena keturunannya bisa mengelabui para syarifah yang lain dan merusak kemurnian silsilah keturunan nabi (Nasab) dan mungkin masih banyak dampak yang ditimbulkan jika hal ini terus dianggap "tabu" untuk dibicarakan.....

Jika semua hal ini terjadi, Siapa yang bertanggung jawab ???

Tidakkah lebih baik kita merenungi diri masing-masing seraya bertanya kepada jiwa fitrah dimanakah sesungguhnya kita berada. Apakah setiap perbuatan kita itu termasuk perbuatan orang yang baik lagi mulia, ataukah orang yang zalim lagi bodoh dan hina. Bukankah Allah-pun telah berfirman : “Sesusungguhnya manusia itu aniaya (zalim) lagi jahil (bodoh tidak berilmu)”

Rasulullah telah bersabda;

‘Tidaklah seseorang yang membenci atau merasa iri kepada kami, melainkan orang itu akan diusir dari Al-Haudh (telaga Nabi Saw) pada Hari Kiamat dengan cambuk dari api”. (Diriwayatkan oleh Al-Thabarani dalam Al-Ausath-nya).
 
Semoga bermanfaat bagi yang belum memahami....
2013@AbdkadirAlhamid