3. Yang
harus ditekankan dan diberi pengertian, kedua hal tersebut sama sekali
tidak berkaitan sedikitpun dengan "Kesombongan Nasab" yg biasa
dihembuskan oleh orang yg memiliki rasa iri dan dengki dengan berdalih
agar dapat menyembunyikan keutamaan kedua hal tersebut, adapun jika ada
yang suka membanggakan nasab, itu hanya oknum. Begitupun tdk terkait
dengan "bentuk pelecehan/diskriminasi" thd golongan tertentu. Bukankah
hal ini merupakan tuntunan syariat yang memiliki banyak nash atau dalil
yg mendukungnya, bukankan keturunan Nabi ini telah dibanggakan oleh
Allah & Rasulnya yang memang layak untuk dihormati, mana bentuk
pelecehannya ??? Mestinya orang-orang yang merasa dilecehkan itu, lebih
banyak berfikir : "Siapa yang sebenarnya dilecehkan jika terjadi
pernikahan syarifah dengan bukan sayyid (tdk sekufu), yang jelas-jelas
telah memutuskan nasab Rasulullah..." yang semestinya kecintaan terhadap
Rasulullah tidak diwujudkan dengan menikahi keturunannya.
4. Banyaknya orang tua dan para dzurriah biasanya yg jauh dari komunitas habaib, yang belum mengerti tentang hal ini sehingga menganggap hal ini tidak begitu penting dan kena imbas fitnah-fitnah yang berusaha mengaburkan keutamaan hal tersebut, sehingga tanpa merasa bersalah menikahkan anak perempuannya dengan lelaki yang tidak sekufu (bukan sayyid) dan lebih lagi krn ketidaktahuaannya ikut mendukung menyembunyikan keutamaan hal tersebut.
5. Lebih fatal lagi, maraknya "habib dan Syarifah Gadungan" bukankan ini pelecehan terhadap Rasulullah dan keturunannya. Ini biasa terjadi akibat dari pernikahan tidak sekufu, syarifah dengan bukan sayyid, dimana banyak kasus anak keturunannya yang bernasab kepada ayahnya (bukan sayyid), tetapi masih mengaku "sayyid" , bukankah nasabnya sudah terputus, dan akibat yg ditimbulkan "sangat fatal" dan meluas karena keturunannya bisa mengelabui para syarifah yang lain dan merusak kemurnian silsilah keturunan nabi (Nasab) dan mungkin masih banyak dampak yang ditimbulkan jika hal ini terus dianggap "tabu" untuk dibicarakan.....
Jika semua hal ini terjadi, Siapa yang bertanggung jawab ???
Tidakkah lebih baik kita merenungi diri masing-masing seraya bertanya kepada jiwa fitrah dimanakah sesungguhnya kita berada. Apakah setiap perbuatan kita itu termasuk perbuatan orang yang baik lagi mulia, ataukah orang yang zalim lagi bodoh dan hina. Bukankah Allah-pun telah berfirman : “Sesusungguhnya manusia itu aniaya (zalim) lagi jahil (bodoh tidak berilmu)”
Rasulullah telah bersabda;
‘Tidaklah seseorang yang membenci atau merasa iri kepada kami, melainkan orang itu akan diusir dari Al-Haudh (telaga Nabi Saw) pada Hari Kiamat dengan cambuk dari api”. (Diriwayatkan oleh Al-Thabarani dalam Al-Ausath-nya).
4. Banyaknya orang tua dan para dzurriah biasanya yg jauh dari komunitas habaib, yang belum mengerti tentang hal ini sehingga menganggap hal ini tidak begitu penting dan kena imbas fitnah-fitnah yang berusaha mengaburkan keutamaan hal tersebut, sehingga tanpa merasa bersalah menikahkan anak perempuannya dengan lelaki yang tidak sekufu (bukan sayyid) dan lebih lagi krn ketidaktahuaannya ikut mendukung menyembunyikan keutamaan hal tersebut.
5. Lebih fatal lagi, maraknya "habib dan Syarifah Gadungan" bukankan ini pelecehan terhadap Rasulullah dan keturunannya. Ini biasa terjadi akibat dari pernikahan tidak sekufu, syarifah dengan bukan sayyid, dimana banyak kasus anak keturunannya yang bernasab kepada ayahnya (bukan sayyid), tetapi masih mengaku "sayyid" , bukankah nasabnya sudah terputus, dan akibat yg ditimbulkan "sangat fatal" dan meluas karena keturunannya bisa mengelabui para syarifah yang lain dan merusak kemurnian silsilah keturunan nabi (Nasab) dan mungkin masih banyak dampak yang ditimbulkan jika hal ini terus dianggap "tabu" untuk dibicarakan.....
Jika semua hal ini terjadi, Siapa yang bertanggung jawab ???
Tidakkah lebih baik kita merenungi diri masing-masing seraya bertanya kepada jiwa fitrah dimanakah sesungguhnya kita berada. Apakah setiap perbuatan kita itu termasuk perbuatan orang yang baik lagi mulia, ataukah orang yang zalim lagi bodoh dan hina. Bukankah Allah-pun telah berfirman : “Sesusungguhnya manusia itu aniaya (zalim) lagi jahil (bodoh tidak berilmu)”
Rasulullah telah bersabda;
‘Tidaklah seseorang yang membenci atau merasa iri kepada kami, melainkan orang itu akan diusir dari Al-Haudh (telaga Nabi Saw) pada Hari Kiamat dengan cambuk dari api”. (Diriwayatkan oleh Al-Thabarani dalam Al-Ausath-nya).
jadi kalau sayid kawin dengan non syarifah terus melecehkannya dia gak dosa...??? hahaha ada ada aja
BalasHapuskita sebagai muslim sejati harus menghormati orang lain siapapun dia bahkan terhadap orang kafir DAN juga sebaliknya..
10 Kasus wanita Ahlulbayt menikah dengan non ahlulbayt
1. Ruqayyah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Utsman bin Affan.
2. Ummu Kultsum binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Utsman bin Affan.
3. Zainab binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Abul ‘Ash.
4. Ummu Kultsum bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Umar bin La-Khatthab.
5. Sukainah binti Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Zaid bin Umar bin Utsman bin Affan.
6. Fathimah binti Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Abdullah bin Amr bin Utsman bin Affan.
7. Fathimah binti Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Al-Mundzir bin Zubair bin Al-Awam.
8. Idah binti Ali Zainal Abidin bin Husain bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Nuh bin Ibrahim bin Muhammad bin Thalhah.
9. Fathimah binti Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Ayyub bin Maslamah Al-Makhzumi.
10. Ummul Qasim binti Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Fathimah binti Muhammad Rasulillah, menikah dengan Marwan bin Aban bin Utsman bin Affan.