Habaib Pemersatu Umat
Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz
Pemersatu Umat Datuknya
"...Kami sedikit pun tidak membenarkan Takfir (pengkafiran) yang merupakan budaya kaum khawarij yang telah mengkafirkan Sayyidina Ali dan para pengikutnya dan siapa saja yang bersamanya, meski demikian, Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka. Maka kami bersama mazhab Imam Ali tersebut.
Para sahabat bertanya, “Apakah mereka (kaum khawarij) adalah orang-orang kafir?”
Imam Ali menjawab, “Tidak , mereka lari dari kekufuran.”
“Apakah mereka orang munafik?” tanya mereka lagi. “Tidak, orang-orang munafik tidak berzikir menyebut nama Allah, sedangkan mereka banyak berzikir menyebut-Nya.”
“Lalu kami namakan apakah mereka?” tanya mereka. “Mereka adalah saudara-saudara kita yang telah memerangi kita.”
Dalam riwayat lain Sayidina Ali berkata, “Mereka telah ditimpa fitnah, maka mereka buta dan tuli…” Beliau tidak mau menyebut mereka kafir atau munafik. Maka manhaj Sayidina Ali inilah yang juga merupakan manhaj Al-Faqih Al-Muqaddam, Sayidina Assegaf, Sayidina Al-Muhdhar, dan juga berarti manhaj kita semua. Inilah yang kita anut dan pegang teguh. Padahal, orang-orang khawarij membawa pedang dan memerangi Imam Ali. Mereka telah memerangi manusia-manusia terbaik dari umat ini yang begitu jelas disaksikan keutamaan mereka oleh Alquran dengan sebutan as-sâbiqûn al-awwalûn; as-sâbiqûn al-awwalûn berada pada barisan pasukan Imam Ali. Kaum Khawarij memerangi mereka, mereka mengangkat senjata mereka memerangi manusia-manusia terbaik umat ini. Namun Imam Ali tak mau mengkafirkan mereka, karena sifat wara’ dan ketakwaannya, serta karena keluasan ilmunya, dan beliaulah pintu masuk kota ilmu. Maka manhaj inilah yang kita gunakan, dan inilah manhaj para salaf kita, semoga Allah Swt. meridhai mereka semua..."
(Fatwa Habib Umar bin Hafidz, seorang Ulama Besar Ahlussunnah wal Jama'ah abad ini dari Hadramaut, Yaman)
================================
BERSATULAH DAN JANGAN BERCERAI BERAI !
Sekilas Ceramah Habib Umar bin Hafied
Ulama besar dari Republik Yaman
Habib Umar bin Hafidz menyatakan Islam tidak mengenal terorisme, karena
agama dibawa Nabi Muhammad SAW itu penuh dengan perdamaian dan saling
menghargai.
“Islam itu bukan teroris, Islam adalah
rahmat bagi sekalian alam. Teroris adalah istilah baru yang diciptakan
orang-orang yang menginginkan kehancuran,” katanya di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan Habib Umar saat
memberi ceramah dihadapan ribuan warga usai memimpin zikir Akbar akhir
tahun di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Menurutnya teroris yang dilekatkan pada
dunia Islam selama ini hanya istilah dipopulerkan oleh media barat dan
umat Islam diimbau tidak terpengaruh dengan hal itu.
Habib Umar mengatakan Islam tidak identik
dengan pembunuhan, perusakan, mengumbar kebencian seperti dipahami oleh
segelintir dunia barat. “Itu hanya perilaku orang-orang kufur,”
katanya.
Pembunuhan terjadi setiap hari di seluruh
belahan dunia saat ini dinilai karena umat manusia di muka bumi sudah
mengabaikan nur (cahaya) Islam dan keimanannya kepada Allah SWT.
“Sesungguhnya itu terjadi karena jauhnya mereka dari nur Islam dan iman kepada Allah,” kata ulama Syafi`ah itu.
Menurut Habib, Islam melarang umatnya
saling membenci dan mencaci maki satu sama lain hanya karena perbedaan
ajaran atau keyakinan, termasuk tidak dibenarkan membeci serta menghina
agama lain.
Allah SWT melarang umat Islam saling
mencaci maki, bahkan mencaci maki Tuhan-Tuhan palsu kaum musyrikin
sekalipun, karena cacian itu akan dibalas dengan cacian juga, sehingga
menimbulkan kehancuran,” ujar Habib Umar.
Islam, kata beliau, juga melarang umatnya mengkafirkan orang lain meskipun dia sudah duluan disebut kafir oleh orang lain.
Umat Islam khususnya penganut Ahlusunnah
Waljamaah diimbau untuk tidak terlalu fanatik menganut suatu ajaran,
sehingga akan menjadi sulit menerima perbedaan pendapat yang
dikhawatirkan memicu perpecahan.
“Ahlussunah Waljamaah menjanjikan
kedamaian, tetapi Ahlussunah Waljamaah tidak mengajarkan penganutnya
fanatik. Karena itu kita tidak harus mengejek-ejek ajaran lain,”
katanya.
Habib Umar mengimbau umat Islam khususnya
penganut Ahlussunah Waljamaah untuk menjadi suri tauladan, sehingga
ajaran yang dianutnya menjadi panutan bagi umat lain. “Tidak harus
mencaci maki untuk mengakui ajaran kita,” ujar dia.
Habib Umar meminta umat Islam agar
menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya tentang Islam kepada ulama
yang berkompeten dan tidak langsung menyalahkan setiap ada perbedaan.
Ulama Yaman itu juga mengimbau kepada
umat Islam seluruh dunia agar menjadikan tsunami melanda Aceh 2004 yang
merengut sekitar 230 ribu jiwa, sebagai bahan renungan mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
“Tsunami itu hikmah dari Allah SWT untuk
memberi tanda bahwa Tuhan itu ada,” kata Habib Umar yang ikut berziarah
ke kuburan massal korban tsunami selama di Aceh. 2013@AbdkadirAlhamid
0 Response to "Habaib Pemersatu Umat"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip