Antara Syarief (Keturunan Nabi) dan
Orang Berilmu
Masing Masing Punya Keutamaan...
Apakah makna yang terdapat dari sebuah hadist shahih bahwasanya Rasulullah Saw Bersabda :
" Hai Fathimah Binti Muhammad,Hai Shafiyyah Binti Abdul Muththalib,Aku tidak berwenang bagi kalian dari Allah sedikit pun."
Hadist Riwayat Muslim ( 205 ) dan lainnya dari hadist Sayyidah Aisyah Rha,dan hadist hadist lain semacam ini ?
Ulama,semoga Allah Melimpahkan Manfaat kpd kita Lantaran
mereka.mengatakan, tidak ada kontradiksi antara hadist tsb dan hadist
hadist yang mengungkap ihwal keutamaan keluarga beliau SAW. Karena, makna
hadist tsb adalah Bahwa Nabi SAW tidak memiliki kewenangan dari Allah apa
pun bagi seseorang , baik itu bahaya maupun manfaat. Akan tetapi , Allah
membuat beliau memiliki kewenangan itu, bahkan seluruh umat beliau
mendapatkan syafa'at umum dan khusus.
Dengan demikian,beliau tdk
memiliki kewenangan kecuali yang di tetapkan Allah SWT untuk menjadi
kewenangan beliau.demikian pula sabda beliau SAW dlm sebuah riwayat , "
Aku sama sekali tdk menjamin kalian di hadapan Allah . "
Hadist riwayat Muslim ( 205 ) dan lainnya dari hadist Abu Hurairah
RA.maksud nya : ( aku tak menjamin apa pun ) hanya dengan diriku tanpa
syafa'at atau ampunan ,dan semacam nya ,yang di anugerahkan Allah
kepadaku.
Rasulullah SAW memperingatkan hal ini dlm sabda beliau di
akhir redaksi hadist tsb, " Hanya saja kalian memiliki keluarga Yang
akan terjalin hubungan nya ."
Maksud nya : Aku akan menyambung
hubungan kekeluargaan dgn jalinannya.ini menggambarkan posisi yang
mengkhawatirkan bagi mrk ( kerabat Nabi ) lantaran beliau menyatakan tdk
dpt menjamin mereka,namun di sertai peringatan adanya hak keluarga
beliau .
Dalam hadist yang shohih di nyatakan ,penisbahan
keluarga beliau kepada beliau SAW berguna bagi mereka di dunia dan di
akherat .diantara nya sabda Beliau SAW ,"Fathimah adlh bagian dariku
,aku marah terhadap apa yang membuat nya Marah ,dan aku Senang terhadap
apa yang membuatnya senang,dan sesungguh nya nasab nasab terputus pada
hari kiamat selain nasabku ,sebabku,dan hubungan kekeluargaan ku."
Hadist diriwayatkan oleh Ahmad ( 4: 323 ).Al hakim ( 3: 172 ),dan Al
Baihaqi dalam As Sunan Al kubra ( 7 : 64 ) dgn redaksi, " Aku geram
terhadap yang membuatnya geram ."
Dalam kumpulan fatwa Imam
Al Allamah khatimatul Muhaqqiqin Ahmad ibnu hajar RA di sebutkan ,Ia di
tanya. " Mana Yang lebih utama antara seseorang. Syarif (
keturunan Nabi Saw ) yang bodoh dan orang berilmu yang aktif ?? Mana
dari keduanya yang lbh layak utk di hormati jika terhimpun ?? Atau bila
hendak di sajikan suguhan kpd keduanya ,mana yang lbh layak utk di beri
terlbh dahulu ?? Atau jika seseorang hendak mencium ,mana dari keduanya
yang layak di cium lbh dulu ?? "
Ibnu hajar Ra menjawab ," Pada masing masing dari kedua nya terdapat keutamaan yang besar. "
( Kemulian ) seseorang syarif ,yaitu lantaran pd dirinya terdapat
bagian yang mulia yang tidak ada sesuatu apa pun yang menyetarainya.oleh
karena itu,di antara ulama ada yang mengatakan ,"Aku tidak Menyetarakan
seorang pun dengan keluarga Rasulullah SAW."
Sedangkan
orang berilmu yang aktif,kemuliannya lantara pd dirinya terdapat manfaat
bagi kaum muslimin dan petunjuk bagi orang orang yang tersesat .maka
mereka adlh penerus para Rasul dan pewaris Ilmu dan pengetahuan mereka .
Dengan demikian ,yang dapat di sepakati dgn pasti adalah harus di pandang
Bahwa :
"Masing masing dari kalangan syarif (keturunan Nabi) dan Ulama memiliki Hak tersendiri yang layak untuk di hormati dan di muliakan . Adapun yang di dahulukan jika keduanya berkumpul adalah kalangan Syarif . Ini berdasarkan sabda Nabi SAW , " Dahulukan Quraisy ." Dan lantaran pada dirinya terdapat bagian yang Mulia .yang di maksud dgn Syarif adalah Orang yang Nasabnya di nisbahkan Kepada SAYIDINA HASAN RA DAN SAYIDINA HUSAIN RA.
Dalam biografi junjungan kami pemimpin orang-orang Kasyaf (tersingkap hijab di hati mereka) Abdullah bin Husein as-Saqqaf ra., junjungan kami Wajihuddin Abdurrahman bin Musthafa al-'Aidarus, semoga Allah menyucikan ruhnya, menyebutkan,
"Beberapa orang yg dapat dipercaya telah memberitahukan kepadaku bahwa al-'Allamah, pemimpin para syaikh, Abu al-Hasan as-Sindiy al-Madany ra (ahli hadits, wafat di Madina 1257 H) yang telah memberi catatan kaki pada enam kitab hadits dan lain-lainnya disaat mengajar, "Siapakah yg lebih utama, seorang syarif atau seorang berilmu?" Ketika itu beliau mengalami kondisi spiritual lalu menundukkan kepalanya sampai ke tanah, kemudian mengangkat kepalanya dan menjawab, "Seorang syarif yg bodoh -atau dia menjawab, satu orang syarif- lebih utama daripada 70 ulama."
(dikutip dari Kitab Thariqah Alawiyah, karya Al-'Alamah Al-Muhaqqiq Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, jilid I hal.426)
Allahuma shalli wasallim wa barik 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alih..
0 Response to "Antara Syarief (Keturunan Nabi) dan Orang Berilmu"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip