Seperti firman Allah :
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(al imron 37)
Sementara menurut istilah ialah Seorang pelajar mengahadiri majlis pengajian seorang guru, mendengarkan atau membaca sebuah kitab kepadanya.
Tradisi tallaqi sebenarnya tidak asing lagi bagi para pelajar, terlebih-lebih di dunia pondok pesantren tradisional, tetapi hampir hilang di kalangan mahasiswa-mahasiwa yang menggunakan sistem modren.
Didalam dunia pondok pesantren sering sekali kita dapati seorang kiayi yang sedang duduk dikelilingi oleh para santri yang menyemak dan mendengarkan kupasan dan pengajian kitab kuning , dengan berbagai macam disiflin ilmu, dari mulai Tafsir, Hadis, Fiqih, Nahu, Tauhid dan yang lain-lainnya.
Tetapi jika kita telusuri di berbagai kampus-kampus islam, kita akan dapati sebahagian Mahasiswa beranggapan bahwa sistem tallaqi sudah dianggap tidak relevan lagi pada zaman ini, sistem-sistem baru di perkenalkan kepada mereka sehingga mereka menganggap majlis – majlis talaqqi merupakan satu kemunduran dan kekolotan bagi seorang mahasiswa, bagi mereka sistem yang perlu di kembangkan adalah memperbanyak diskusi bersama, membaca buku secara otodidak di perpustakaan yang lengkap, menela`ah diktat-diktat kuliyah, program bedah kitab, membaca artikel-artikel agama di dalam internet dan lain-lain,walaupun tanpa adanya bimbingan yaitu mereka hanya mengambil rujukan2 dari kitab2 lain tanpa adanya bimbingan dari seorg yang memahami isi kitab2 salafus soleh tersebut..
Kita tidak menapikan pentingnya memperbanyak membaca, diskusi bersama, tetapi sistem talaqqi tidak bisa di buang, sebab sistem talaqqi memiliki banyak keunggulan dan manfa`at di bandingkan sistem-sistem yang lainnya, dari generasi ke generasi telah memanfa`atkan sistem ini, sehingga mengeluarkan mahasiswa-mahasiswa yang handal dan hebat didalam segala bidang, dan tempat kita mengikuti kajian2 ilmu yang lebih benar dan mendalam tentang makna tersurat jg tersirat dari isi kitab2 salafus soleh tersebut..
Orang yang pertama sekali bertalaqqi adalah Nabi Adam a.s, beliau telah bertalaqqi kepada Allah s.w.t sebagaimana Allah berfirman :
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".(albaqoroh)
Di teruskan dengan Nabi Muhammad s.a.w yang bertalaqqi dengan Jibril a.s di gua Hira`, Malaikat Jibril menyuruh Nabi s.a.w untuk membaca, tetapi Nabi tidak pandai membaca sehingga Jibril membacakan kepada Nabi :
1. Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi,2. Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),3. Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
Hal serupa juga telah di lakukan oleh para sahabat, mereka bertalaqqi langsung dengan Nabi s.a.w, masjid Nabi merupakan markaz ilmu tempat mendidik para sahabat dengan secara talaqqi, dari mulai cara membaca al-Qur`an, hukum-hukum yang terdapat didalamnya, maupun hukum-hukm yang tidak terdapat didalamnya.
Ilmu para sahabat diwariskan kepada generasi para Tabi`in dengan cara tallaqi pula, dan sistem ini telah di wariskan kepada pembesar-pembesar ulama seperti Imam Abu Hanifah yang memiliki majlis talaqqi dihadiri oleh para mujtahid dan pelajar agama, majlis talaqqi Imam Malik bin Anas yang begitu masyhur sehingga para penuntut ilmu berbondong-bondong hadir dari berbagai penjuru dunia, Majlis talaqqi Imam Syafi`i di masjid Amr bin Ash, merupakan majlis talaqqi yang paling lengkap dan di minati oleh mahasiswa islam, sebab terdiri dari berbagai disiflin ilmu, baik hadis, fiqih, usul fiqih, lughah dan lain-lainnya, sementara majlis talaqqi Imam Ahmad bin Hanbal di Baghdad merupakan majlis talaqqi yang paling paling di minati oleh para muhaddis.
Sistem talaqqi terus di wariskan dari masa-kemasa , berabad-abad lamanya sampai kepada akhir abad ke empat belas sistem ini sudah mulai pudar dan sirna, di iringi dengan berubahnya sistem pengajian di al-Azhar, dari mulai cara para murid duduk bersila dihadapan guru di dalam ruwaq-ruwaq tertentu, menghabiskan seluruh isi kitab, sampai kepada sistem pendidikkan modren dengan bangku dan meja, sukatan-sukatan diktat yang telah di susun oleh Doktor.
Dalil-dalil al-Qur`an dan Hadis yang menunjukkan sistem talaqqi sangat di anjurkan
1 – al-Qur`an al-Karim
Artinya : Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".
Artinya : Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Artinya : Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?"
2 – Hadis Nabi s.a.w
إنما العلم بالتعلم
Artinya : Ilmu itu di raih hanya dengan cara belajar ( H.R Bukhari dari Mu`awiyah)
نضر الله امرءا سمع مقالاتي فأداها مثل ما سمع فربما مبلغ أوعى من سامع
Artinya : Allah memberikan sinar kepada wajah seseorang yang mendengarkan hadis-hadis, kemudian dia sampaikan akannya sebagaimana yang dia dengar, terkadang orang yang di sampaikan ( sesuatu kepadanya ) lebih faham dari orang yang mendengarkan. ( H.R Tirmizi )
Berkata Imam Muhammad bi Sirin :
إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
Artinya : Ilmu itu merupakan pegangan agama, hendaklah kamu lihat dari siapa kamu ambil agamamu. (Muqaddimah Muslim)
Manfaat dan faedah bertalaqqi
1 – Mengenal lebih jauh kehidupan para ulama.
2 – Menghidupkan ilmu riwayat dan ilmu sanad.
3 – Menjauhi kesalahan didalam pemahaman isi kandungan kitab.
4 – Menjauhi kesalahan didalam membaca kitab, nasab seseorang dan lain-lain
5 – Menghidupkan kitab-kitab tabaqat, mu`jam Syuyukh dan tsabat.
6 – Dapat mengetahui kesalahan tulisan dan cetakkan yang termuat didalam kitab.
7 – Dapat mengkhatamkan kitab dari awal sampai ke akhir.
8 – Menghidupkan sunnah Nabi dan para salafus solihin.
Sehingga apabila seseorang hanya memperoleh ilmu dari membaca atau mendengar atau copas dan membaca dari internet buku, dll..maka sama artinya mereka adalah orang yang tdk jelas bidang keilmuannya dan juga tdk dapat di pegang kata2nya, karena dia sendiri masih bingung tentang apa yang di baca bagaimana tidak akan membingungkan orang yang mendengarnya..
Di sinilah akhirnya banyak orang yang sedikit2 katakan bid'ah,haram,kafir,bahkan sampaikan cap seseorang musyrik,naudzubillah min dzalik.
Jadi mari kita hindari dengan hanya membaca atau mendengar saja,tapi mari kita hadiri majlis2 ilmu para ulama sehingga kita bisa mempertanyakan langsung kemuskilan dan masalah yang ada,karena sesungguhnya ilmu itu di dapatkan dalam barokah, dan barokah di dapatkan dari seorang guru (ulama)
alhabib muhammad alkaff (MDA)
0 Response to "PENTINGNYA TALLAQQI DALAM ILMU"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip