Pentingnya Belajar Ilmu Agama Secara Talaqqi
Bismillah Ar-rahmaan Ar-rahiim.
Talaqqi artinya belajar ilmu agama secara langsung kepada guru yang mempunyai kompetensi ilmu, tsiqah, dhabit dan mempunyai sanad keilmuan yang muttashil sampai ke Rasulullah Shallaahu ‘Alaihi Wa Sallam melalui para ‘Ulama ‘Aalimin ‘Aarifin.
1. Memiliki sanad keilmuan yang jelas
Kata Ibnul Mubarak:”Sanad merupakan
bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa
berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya.” Dikatakan juga: “permisalan
orang yang ingin mengetahui perkara agamanya tanpa sanad, seperti orang
yang menaiki suthuh (bagian atas) sebuah rumah tanpa tangga”
2. Mendapat ilmu dari lisan para ulama yang mumpuni di bidangnyaSyarat seseorang sukses dalam menuntut ilmu oleh para ulama disebutkan:
- Berbekal potensi akal untuk diisi dengan ilmu.
- Ada guru yang akan membantu membuka jalan dalam belajar.
- Didukung oleh kitab-kitab yang sahih.
- Memiliki kesungguhan dan kontinuitas dalam belajar.
Apabila ada komponen ini yang tidak
dipenuhi, maka akan ada ketimpangan dalam belajar dan dikhawatirkan
menuai kegagalan dalam belajar agama.
Sebuah pesan arab menyebutkan: ambillah
ilmu dari lisan para rijal, karena mereka menghafal hal-hal terbaik
yang mereka dengar. Lalu mereka sampaikan hal-hal terbaik dari apa yang
mereka hafal.
Dengan demikian seorang santri akan denagn mudah dan dalam waktu pendek mendapati kucni-kunci dan filosofi ilmu.
Di dalam nasehat lain disebutkan bahwa salah satu syarat untuk sukses dalam belajar adalah: irsyaadu ustaadzin atau suhbatu ustaadzin (ada arahan dan ayoman dari seorang guru).
3. Tidak salah dalam memahami ilmu
Di dalam sebuah syair dijelaskan: Orang-orang
yang mengambil ilmu dari gurunya secara lisan, akan terhindar dari
kesesatan dan penyelewengan. Dan orang-orang yang mengambil ilmu dari
lembaran-lembaran kertas, ilmunya di kalangan ahli ilmu dianggap tiada!
Di syair lain dijelaskan:
Apakah engkau mengaku sebagai seorang
berilmu, sementara engkau tidak membaca kitab dengan seorang syaikh
yang akan menghilangkan keresahanmu? Apakah engkau mengira, bahwa otakmu
akan menjelaskan hal-hal yang musykil? Tanpa ada guru yang
memberitahukannya? Demi Allah otak benar-benar telah membohongi! Dan
mencari ilmu tanpa guru, sama halnya dengan orang yang menghidupkan
lentera tanpa memiliki minyaknya.
Ilmu agama tidak bisa dipelajari secara
otodidak, karena banyak hal dalam agama yang tidak bisa dicapai oleh
logika manusia, butuh keimanan. Selain itu, banyak hal dalam agama yang
mesti dicontohkan pelaksanaannya, tidak bisa diandai-andaikan atau
dibuat-buat. Karena agama Islam bersumber dari wahyu langit, yang
diwariskan secara turun temurun dari Rasul Shollallaah ‘alaih wa sallam.
kepada sahabat, dari sahabat kepada tabi`in, dari tabi`in kepada tabi` tabi`in, dari tabi` tabi`in kepada ulama salaf, dari ulama salaf dilanjutkan kepada ulama khalaf,
yang seterusnya dilanjutkan kepada kita secara bersambungan. Ilmu agama
bukan dari logika manusia, kesepakatan manusia, sebuah penelitian atau
apapun bentuknya. Ijtihad yang dilakukan manusia pun butuh kepada dalil.
Dalil naqly juga butuh kepada kesahihan dalil, yang juga butuh kepada
sanad yang berkesinambungan (ittishal sanad)
4. Belajar adab
Di dalam majlis ilmu kita diajarkan dan dicontohkan oleh seorang `alim rabbani
tentang adab sebagai seorang hamba Allah yang mesti beribadah kepada
Allah, diantara ibadah itu adalah berakhlaq baik kepada semua yang ada
di alam raya. Seorang ulama bahkan memesankan kepada anaknya: lihatlah adab si fulan sebelum engkau belajar ilmu darinya!”
Apa yang dicari dengan aktif di talaqqy?- Mensyukuri nikmat sehat, nikmat waktu, dan nikmat muda.
- Berupaya mengikuti sirah yang telah ditorehkan oleh para “rijal”. Kalau pun tidak bisa seperti mereka, bisa meniru mereka adalah sebuah kebahagiaan terbesar yang telah diraih!
- Mencari kesempatan untuk mendapatkan rahmat Allah, mencari ketenangan hati, mendapatkan naungan malaikat, berharap istighfar dari burung di udara, makhluq di daratan, ikan di dalam air, dan menjadi salah satu yang sedang berjuang fii sabiilillaah
- Mempersiapkan bekal untuk menjadi pewaris para Nabi
Apapun jadwal yang kita lakukan selain
pendidikan formal, bagi kita jadwal-jadwal itu adalah jadwal yang bebas
untuk menentukan dan memilihnya. Oleh karena itu kita lebih memiliki
keleluasaan dalam menentukan jadwal yang kita lakukan. Bentrokan jadwal
bisa saja terjadi, tapi kita bebas untuk menentukan satu diantara sekian
program yang mungkin dilakukan. Dengan keleluasaan kita dan berpikir
yeng cerdas, kita akan mampu menentukan kegiatan kita secara
proporsional dan mampu menentukan skala prioritasnya.
Apa keunggulan aktif di talaqqy?- Bertemu dengan para ulama yang rabbani dan mendapatkan kesempatan menghadiri riyaadhul jannah (taman-taman surga)
- Menguasai bahasa arab lebih baik dan mengetahui maksud istilah-istilah yang biasa digunakan oleh para ulama zaman dahulu dan sekarang, sehingganya tidak salah dalam memahami ilmu syariat.
- Terbangunnya sebuah malakah ilmiah (intellectual quotient) yang baik
- Memperpendek waktu dalam belajar.
2013@abdkadiralhamid
0 Response to "Pentingnya Belajar Ilmu Agama Secara Talaqqi"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip