Sebagian
ulama berkata : " Sesungguhnya orang Alim adalah orang yang apabila
ditanya tentang suatu masalah, maka seolah ia mencabut gigi gerahamnya"
Ulama lain berkata : " Para sahabat nabi saling melempar dalam empat perkara : Pemimpin negara, Penerima Wasiat, Menerima barang titipan dan Meberikan Fatwa "
Ibnu Husbain berkata : " Ada ulama zaman ini yang berani memberikan fatwa tentang suatu masalah, yang seandainya masalah tersebut dikemukakan kepada halifah Umar bin Khattab Radliyallahu'anhu, tentu beliau akan mengumpulkan ahli badar untuk membicarakannya"
Selalu Diam merupakan kebiasaan ahli ilmu, kecuali pada waktu terpaksa.
Abu Sulaiman berkata : "Makrifat itu lebih dekat kepada Diam daripada Bicara"
Di ceritakan bahwa seorang sahat meriwayatkan 20 Hadis dihadapan Al-Hasan. Lalu ia ditanya tafsir dari 20 hadits tersebut, Ia Menjawab : "Aku hanya bisa meriwayatkan". Maka tampilah Al-Hasan mentafsirkan ke-20 hadits tersebut, satu demi satu, maka para hadirin merasa takjub akan kebaikan penafsiran dan hapalannya. Lalu sahabat nabi yang meriwayatkan ke-20 hadits tersebut mengambil segenggam kerikil dan melemparkannya kepada para hadirin, seraya berkata : " Kalian bertanya tentang suatu ilmu kepadaku, sedangkan orang alim ini ada diantara kalian"
Demikianlah sifat para sahabat nabi dan para ulama terdahulu, memang, kita tidak akan dimintai untuk memberikan fatwa atau semacamnya..... 
Tapi bukankah ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk kita, bagaimana para alim terdahulu sangat berhati-hati dalam berpendapat dan berkata-kata terutama masalah Agama, karna setiap ucapan, omongan, tulisan, sikap maupun tindakan, kelak akan dipertanggung jawabkan.
Lebih Baik Diam, tentu ini bukan ajakan untuk membatasi diri menyampaikan kebaikan, tapi ketika kita sampai pada suatu permasalahan yang kita tidak terlalu paham akan permasalahan tersebut, maka Lebih Baik Diam. Allahu'alam
Sumber : Kitab Ihya 'ulumuddin, Al-Ghazali ra.
Ulama lain berkata : " Para sahabat nabi saling melempar dalam empat perkara : Pemimpin negara, Penerima Wasiat, Menerima barang titipan dan Meberikan Fatwa "
Ibnu Husbain berkata : " Ada ulama zaman ini yang berani memberikan fatwa tentang suatu masalah, yang seandainya masalah tersebut dikemukakan kepada halifah Umar bin Khattab Radliyallahu'anhu, tentu beliau akan mengumpulkan ahli badar untuk membicarakannya"
Selalu Diam merupakan kebiasaan ahli ilmu, kecuali pada waktu terpaksa.
Abu Sulaiman berkata : "Makrifat itu lebih dekat kepada Diam daripada Bicara"
Di ceritakan bahwa seorang sahat meriwayatkan 20 Hadis dihadapan Al-Hasan. Lalu ia ditanya tafsir dari 20 hadits tersebut, Ia Menjawab : "Aku hanya bisa meriwayatkan". Maka tampilah Al-Hasan mentafsirkan ke-20 hadits tersebut, satu demi satu, maka para hadirin merasa takjub akan kebaikan penafsiran dan hapalannya. Lalu sahabat nabi yang meriwayatkan ke-20 hadits tersebut mengambil segenggam kerikil dan melemparkannya kepada para hadirin, seraya berkata : " Kalian bertanya tentang suatu ilmu kepadaku, sedangkan orang alim ini ada diantara kalian"
Demikianlah sifat para sahabat nabi dan para ulama terdahulu, memang, kita tidak akan dimintai untuk memberikan fatwa atau semacamnya..... 
Tapi bukankah ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk kita, bagaimana para alim terdahulu sangat berhati-hati dalam berpendapat dan berkata-kata terutama masalah Agama, karna setiap ucapan, omongan, tulisan, sikap maupun tindakan, kelak akan dipertanggung jawabkan.
Lebih Baik Diam, tentu ini bukan ajakan untuk membatasi diri menyampaikan kebaikan, tapi ketika kita sampai pada suatu permasalahan yang kita tidak terlalu paham akan permasalahan tersebut, maka Lebih Baik Diam. Allahu'alam
Sumber : Kitab Ihya 'ulumuddin, Al-Ghazali ra.
gimna pandangan anda soal memakai jasa iklan google adsense di blog agama bib
BalasHapus