Kitab Tarikh Baghdad
Karya al Imam al Hafizh Abu Bakr Ahmad bin Ali; yang lebih dikenal dengan al Khathib al Baghdadi (w 463 H)
Berikut ini adalah terjemahan yang di tandai:
— dengan sanadnya —- berkata: Aku mendengar Imam asy Syafi’i berkata: Sesungguhnya saya benar-benar melakukan tabarruk (mencari berkah) kepada Imam Abu Hanifah, aku mendatangi makamnya setiap hari untuk ziarah, jika ada suatu masalah yang menimpaku maka aku shalat dua raka’at dan aku mendatangi makam Imam Abu Hanifah, aku meminta kepada Allah agar terselesaikan urusanku di samping makam beliau, hingga tidak jauh setelah itu maka keinginanku telah dikabulkan”.
Disebutkan bahwa di sana (komplek makam Imam Abu Hanifah) terdapat makam salah seorang anak Sahabat Ali bin Abi Thalib, dan banyak orang menziarahinya untuk mendapatkan berkah di sana.
Imam Ibrahim al Harbi berkata: “Makam Imam Ma’ruf al Karkhi adalah obat yang mujarab”.Dalam lembaran scan ke tiga disebutkan beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa di komplek pemakaman tempat Imam Abu Hanifah dikuburkan (Kufah) terdapat salah salah seorang anak cucu dari Imam Ali bin Abi Thalib yang sering dijadikan tempat ziarah dan mencari berkah oleh orang-orang Islam.
Lagi-lagi fakta ini menohok Wahabi yang mengatakan tawassul dengan orang yang sudah meninggal sebagai perbuatan syirik dan kufur. Anda tanya orang-orang Wahabi itu: Siapa di antara kalian yang berani mengkafirkan Imam Syafi’i?
Semoga bermanfaat.
TEKS KISAH
ReplyDeleteKonon, diceritakan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan: “Saya ngalap berkah dengan Abu Hanifah rahimahullah. Aku mendatangi kuburannya setiap hari. Apabila aku ada hajat, maka aku pergi ke kuburannya, sholat dua roka’at dan berdo’a di sisi kuburan Abu Hanifah rahimahullah, kemudian tak lama dari itu Alloh ‘azza wajalla mengabulkan do’aku”.
TAKHRIJ DAN DERAJAT KISAH
BATIL. Kisah ini dicantumkan oleh al-Khothib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad 1/123 dari jalur Umar bin Ishaq bin Ibrohim dari Ali bin Maimun dari asy-Syafi’i. Riwayat ini adalah lemah, bahkan batil, karena Umar bin Ishaq tidak dikenal dan tidak disebutkan dalam kitab-kitab perowi hadits.[1]
Kisah ini adalah kedustaan yang amat nyata. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Ini adalah kedustaan yang sangat nyata bagi orang yang memiliki ilmu hadits… Orang yang menukil kisah ini hanyalah orang yang sedikit ilmu dan agamanya.”[2] Ibnu Qoyyim rahimahullah juga berkata: “Kisah ini termasuk kedustaan yang sangat nyata.”[3] Dalam kitab Tab’id Syaithon dijelaskan: “Adapun cerita yang dinukil dari Imam Syafi’i rahimahullah bahwa beliau biasa pergi ke kuburan Abu Hanifah rahimahullah, maka itu adalah kisah dusta yang amat nyata.”[4] Maka janganlah engkau dengarkan apa yang dikatakan oleh al-Kautsari bahwa sanad kisah ini adalah shohih[5], karena ini adalah termasuk kesalahannya.