Alhamdulillah tanpa terasa esok kita akan memasuki bulan penuh rahmat
dan ampunan yaitu bulan suci Ramadhan 1434 Hijriah. Sebelum memasuki
bulan Ramadhan ada baiknya kita mempersiapkan diri baik secara lahir
maupun tingkat keimanan agar mendapat predikat takwa sebagaimana telah
dijelaskan dalam Al-Qur'an : "Hai orang-orang yang beriman. Telah
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Pada artikel kali ini, saya
akan mencoba share tentang 10 Keutamaan Puasa Ramadhan menurut Sayyid
Muhammad bin Alwi Al Maliki seperti yang telah dibuat rapi dalam Kitab
Khasâisul Ummatil Muhammadiyah tentang puasa bertitik tolak dari
al-Qur’an dan As Sunnah.
10 Keutamaan Puasa Pada Bulan Suci Ramadhan
Pertama, Allah memberikan keistimewaan kepada umat yang berpuasa dengan
menyediakan satu pintu khusus di surga yang dinamai Al Rayyan. Pintu
surga Al Rayyan ini hanya disediakan bagi umat yang berpuasa. Kata Nabi
dalam satu haditsnya, “Pintu Rayyan hanya diperuntukkan bagi orang-orang
berpuasa, bukan untuk lainnya. Bila pintu tersebut sudah dimasuki oleh
seluruh rombongan ahli puasa Ramadhan, maka tak ada lagi yang boleh
masuk ke dalamnya.” (HR. Ahmad dan Bukhari-Muslim)
Kedua, Allah
telah mengfungsikan puasa umat Nabi Muhammad saw sebagai benteng yang
kokoh dari siksa api neraka, sekaligus tirai penghalang dari godaan hawa
nafsu. Dalam hal ini Rasul bersabda, “Puasa (Ramadhan) merupakan
perisai dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka.” (HR. Ahmad dan Al
Baihaqi).
Rasul menambahkan pula bahwa puasa yang berfungsi
sebagai perisai itu layaknya perisai dalam kancah peperangan selama
tidak dinodai oleh kedustaan dan pergunjingan. (HR. Ahmad, An Nasa`i,
dan Ibnu Majah).
Ketiga, Allah memberikan keistimewaan kepada
ahli puasa dengan menjadikan bau mulutnya ada nilainya. Sehingga Rasul
bertutur demikian, “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih semerbak
di sisi Allah dari bau minyak misik.”
Keempat, Allah
memberikan dua kebahagiaan bagi ahli puasa, yaitu bahagia saat berbuka
dan pada saat bertemu dengan Allah kelak. Orang yang berpuasa dalam
santapan bukanya meluapkan rasa syukurnya di mana bersyukur termasuk
salah satu ibadah dan dzikir.
Syukur yang terungkap dalam
kebahagiaan karena telah diberi kemampuan oleh Allah untuk
menyempurnakan puasa di hari tersebut sekaligus berbahagia atas janji
pahala yang besar dari-Nya. “Orang yang berpuasa mempunyai dua
kebahagiaan. Yaitu berbahagia kala berbuka dan kala bertemu Allah.”
(kata Rasul dalam hadits riwayat imam Muslim).
Kelima, puasa
telah dijadikan oleh Allah sebagai medan untuk menempa kesehatan dan
kesembuhan dari beragam penyakit. “Berpuasalah kalian, niscaya kalian
akan sehat.” (HR. Ibnu Sunni dan Abu Nu`aim).
Abuya menegaskan
bahwa rahasia kesehatan di balik ibadah puasa adalah bahwa puasa menempa
tubuh kita untuk melumatkan racun-racun yang mengendap dalam tubuh dan
mengosongkan materi-materi kotor lainnya dari dalam tubuh.
Menurut kerangka berpikir Abuya, puasa ialah fasilitas kesehatan bagi
seorang hamba guna meningkatkan kadar ketakwaan yang merupakan tujuan
utama puasa itu sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183).
Keenam, keutamaan
berikutnya yang Allah berikan kepada ahli puasa adalah dengan menjauhkan
wajahnya dari siksa api neraka. Matanya tak akan sampai melihat pawai
arak-arakan neraka dalam bentuk apapun. Rasul Saw yang mulia berkata
demikian, “Barangsiapa berpuasa satu hari demi di jalan Allah, dijauhkan
wajahnya dari api neraka sebanyak (jarak) tujuh puluh musim.” (HR.
Ahmad, Bukhari-Muslim, dan Nasa`i).
Ketujuh, dalam al-Qur’an
Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang
beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara
hukum-hukum Allah dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS. At
Taubah: 112).
Sebagian ulama ahli tafsir menerangkan bahwa
orang –orang yang melawat (As Saihuun) pada ayat tersebut adalah orang
yang berpuasa sebab mereka melakukan lawatan (kunjungan) ke Allah. Makna
lawatan, tegas Abuya, di sini adalah bahwa puasa merupakan penyebab
mereka (orang yang berpuasa) bisa sampai kepada Allah. Lawatan ke Allah
ditandai dengan meninggalkan seluruh kebiasaan yang selama ini dilakoni
(makan, minum, mendatangi istri di siang hari) serta menahan diri dari
rasa lapar dan dahaga.
Sembari mengutip al-Qur’an pula, Abuya
mencoba menganalisa surah Az Zumar ayat 10: “Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
Orang-orang yang bersabarlah maksudnya adalah orang yang berpuasa sebab
puasa adalah nama lain dari sabar. Di saat berpuasalah, orang-orang
yang bersabar (dalam beribadah puasa) memperoleh ganjaran dan pahala
yang tak terhitung banyaknya dari Dzat Yang Maha Pemberi, Allah swt.
Kedelapan, di saat puasa inilah Allah memberi keistemewaan dengan
menjadikan segala aktivitas orang yang berpuasa sebagai ibadah dan
ketaatan kepada-Nya. Karenanya, orang yang berpuasa dan ia meninggalkan
ucapan yang tidak berguna (diam) adalah ibadah serta tidurnya dengan
tujuan agar kuat dalam melaksanakan ketaatan di jalan-Nya juga ibadah.
Dalam satu hadits riwayat Ibnu Mundih dinyatakan, “Diamnya orang yang
berpuasa adalah tasbih, tidurnya merupakan ibadah, dan doanya akan
dikabulkan, serta perbuatannya akan dilipatgandakan (pahalanya).”
Tentu, tidak dimaksudkan bahwa puasa itu dipenuhi dengan tidur. Bahkan
harus sebaliknya, jauh lebih keras.Hanya saja, nilai tidur orang
berpuasa di hadapan Allah berbeda dengan tidurnya orang yang tidak
berpuasa.
Kesembilan, di antara cara yang Allah memuliakan
orang yang berpuasa, bahwa Allah menjadikan orang yang memberi makan
berbuka puasa pahalanya sama persis dengan orang yang berpuasa itu
sendiri meski dengan sepotong roti atau seteguk air. Dalam satu riwayat
Nabi bertutur, "seseorang yang memberi makan orang yang puasa dari hasil
yang halal, akan dimintakan ampunan oleh malaikat pada malam-malam
Ramadhan…meski hanya seteguk air." (Hr. Abu Ya`la).
Kesepuluh,
orang yang berbuka puasa dengan berjamaah demi melihat keagungan puasa,
maka para malaikat akan bershalawat (memintakan ampunan) baginya.
Semoga Allah memberkati kita dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang berhasil dalam mencapai rahmatnya. Amin.
0 Response to "10 Keutamaan Puasa Pada Bulan Suci Ramadhan"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip