//

Abbad bin Bisyir Al-Asyhali: Langit pun Terbuka baginya

Abbad bin Bisyir Al-Asyhali: 

Langit pun Terbuka baginya

Dalam keislaman yang teguh itu, ia selalu berada di jalan Allah, dan hidupnya berakhir dengan kematian yang syahid.

Abbad bin Bisyir dikenal seba-gai orang yang budiman. Ketika itu pemeluk Islam di kalangan sahabat Anshar Ma­di­nah masih sebatas hitungan jari. Ia pun masih tergolong muda kala itu. Untuk me­nanamkan keimanan kepada mereka, Nabi Muhammad mengutus Mush’ab bin Umair mengajari persoalan agama dan membimbing mereka melakukan shalat.
Ketika Nabi kemudian hijrah ke Madi­nah, sekian tahun kemudian, Abbad pun makin terlecut keimanannya dan selalu mendampingi beliau dalam setiap lang­kah­nya. Dia sangat terkesan dengan khut­bah beliau yang menegaskan bahwa golongan Anshar adalah golongan per­tama yang datang kepada beliau dan di­lindungi oleh Allah. ”Kalian adalah umat­ku, umat yang dilindungi, dan tidak ada bangsa yang datang sebelum kalian,” kata Nabi.
Dengan khutbah tersebut, Abbad me­rasa sangat tersanjung dan rela menye­rah­kan harta benda, bahkan nyawa dan hidupnya, di jalan Allah dan Rasul-Nya.
Di Medan perang ia terlihat selalu di barisan paling depan, tapi ketika pem­bagian harta rampasan ia yang terakhir menerima.
Ia juga seorang ahli ibadah yang te­kun, dan membaktikan hidup demi men­jaga keimanannya. Ia sangat pandai mengalunkan ayat-ayat kitab suci sehing­ga sering diminta menjadi imam shalat berjama’ah. Kebolehannya membaca Al-Qur’an telah menyebabkan Nabi Muham­mad memintakan ampun baginya.
Suatu hari, tatkala Nabi sedang ber­ada di rumah Aisyah, yang berdekatan de­ngan Masjid Nabawi, beliau mende­ngar suara Abbad tengah membaca Al-Qur’an. Suaranya terdengar merdu, se­hingga mengingatkan beliau kepada suara Malaikat Jibril ketika menurunkan wahyu. Maka beliau bertanya kepada Aisyah, ”Suara Abbad-kah itu?”
”Benar, ya Rasulullah,” jawab Aisyah.
Beliau lantas berdoa, ”Ya Allah, am­punilah dia.”
Keutamaan itu diakui oleh semua sa­habat Nabi, termasuk Aisyah RA. Ummul mu’minin itu berkata, ”Ada tiga orang An­shar yang keutamaannya sangat menon­jol. Sa’ad bin Mu’adz, Usaid bin Hudhlair, dan Abbad bin Bisyir.”
Orang-orang Islam angkatan pertama sepakat bahwa, bila Abbad bin Bisyir ber­jalan di waktu malam, terbitlah berkas-ber­kas cahaya dan sinar dari dirinya yang menerangi jalan yang dilaluinya.
Begitu juga, hidupnya yang lurus telah membawanya kepada jalan yang lurus pula, sehingga sampai mendekati ajalnya ia telah diberi pengetahuan bahwa dirinya akan masuk surga.
Kala itu, pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Shiddiq, berkecamuk Perang Yamamah, perang yang mema­kan korban beberapa sahabat penghafal Al-Qur’an. Perang itu terjadi pada tahun 11 Hijri.

Mimpi Menjadi Nyata
Suatu malam Abbad bermimpi me­lihat langit terbuka baginya. Kemudian ia masuk ke dalam dan menguncinya. ”Saya yakin, insya Allah takwilnya adalah bahwa saya akan menemui syahid,” kata­nya kepada Abu Said Al-Khudri, sahabat­nya, keesokan harinya.
Selanjutnya Said menyaksikan sen­diri bagaimana Abbad bin Bisyir benar-benar menemui syahid dalam Perang Ya­mamah keesokan harinya. Abbad tampak menaiki sebuah bukit kecil sambil ber­teriak, ”Hai kaum Anshar, bergabunglah bersama aku. Jangan biarkan Islam ter­hina, pasti bencana akan menimpa kali­an.”
Seruan itu diulang-ulangnya sehing­ga terkumpul di dekatnya sekitar empat ratus sahabat Anshar. Antara lain Tsabit bin Qais, Al-Barra’ bin Malik, dan Abu Dujanah.
Bersama 400 sahabat dari golongan Anshar, mereka bertempur di pintu ger­bang taman bunga yang dijadikan ben­teng pertahanan oleh  Musailamah Al-Kadzdzab si nabi palsu.
Ia ditemani oleh Abu Jannah dan Al-Barra bin Malik. Namun Tuhan menetap­kan bahwa itulah hari terakhir bagi Abbad untuk menghirup udara di bumi yang fana ini.
Ia syahid dengan penuh luka di wajah sehingga tidak mudah dikenali. ”Saya mengenali dirinya dengan melihat tanda-tanda pada tubuhnya,” kata Said.
Sungguh benarlah mimpi dan takwil­nya. Pintu-pintu langit telah terbuka un­tuk menyambut ruh Abbad bin Bisyir de­ngan gembira, ruh seorang tokoh yang diberi cahaya oleh Allah. Surga dan ke­nikmatan akhirat telah menunggunya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Abbad bin Bisyir Al-Asyhali: Langit pun Terbuka baginya "

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip