Terik
matahari memanggang kota Makkah. Masjidil Haram tengah disesaki jamaah
haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdiri di atas mimbar. Ia
membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang.
Lama sekali
sang Khatib berkhutbah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang.
Maklum,,,saat itu bertepatan musim panas. Keringat bercucuran deras.
Usai khutbah,,,sang Khatib mengimami sholat. Anehnya,,,,sholat kali ini
dilakukan dengan sangat cepat. Surat yg ia pakai pun yang pendek2.
Setelah salam,,,seorang jamaah menghampiri khatib. Namanya Habib Ahmad
bin Muhammad al-Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu
tanpa diduga,,,sang habib menggebuk khatib dengan tongkat sembari
berkata-kata lantang,,,"Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah
S'AW. Mestinya kamu meringkas khotbah dan memanjangkan sholat." Khatib
itu berteriak kesakitan. "Hai orang-orang,,,aku dipukuli seorang
Hadrami...! Habib Ahmad menimpali,,,"Aku bukan Hadrami," ia lalu
bersenandung,,,"Kami mengenal Batha'(sebuah daerah di Makkah) dan ia
mengenal kami. Bukit Shafa dan Baitullah (Ka'bah) mencintai kami.
Kota Makkah geger Sang Amir,,,,Syarif Muhammad bin Awan geram.
Diperintahkannya polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di
depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan
nasib habib tercinta itu. "Tak usah khawatir! Ibundaku,,,Khadijah binti
Khuwailid,,,selalu bersamaku," ujar Habib Ahmad menenangkan. "Aku akan
berlindung di tempatnya," lanjutnya.
Saat itu juga ia bergegas
ke kubah Sayidah Khadijah R.'A,,,istri mulia baginda Nabi S'AW.
Sepasukan aparat keamanan mengejar di belakangnya. Sesampai di depan
kubah,,,peristiwa ajaib terjadi,,,pintu kubah terbuka dengan sendirinya.
Habib Ahmad masuk,,,dan pintu itu tertutup kembali. Para aparat b'usaha
membuka,,,namun tak kuasa.
Mereka menemui juru kunci kubah dan
meminta kunci. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan kuberikan kunci ini
kepada siapa pun." Akhirnya dengan luapan amarah,,,mereka mengambil
secara paksa. Berbekal kunci itu,,,mereka berhasil membuka pintu kubah.
Tapi ajaib,,,Habib Ahmad tak kelihatan batang hidungnya. Mereka
mencari-cari,,,namun hasilnya nihil,,,ia seperti raib di perut bumi.
Para abdi praja itu akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Syarif
Muhammad perihal kejadian luar biasa itu. Syarif merasa takjub. Ia
kemudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad.
Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok Habib
yang alim itu.
Penguasa Makkah itu kemudian mengadakan jamuan
istimewa utk Habib Ahmad sbg tanda maaf. Sang Habib menyambut hangat. Di
tengah jamuan itu,,,,Syarif Muhammad membujuk Habib Ahmad agar bersedia
menetap di Makkah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun
tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku,,,Khadijah Al-Kubra." katanya.
Beberapa hari kemudian,,,ia mendatangi Syarif dan memberi kabar,,,"maaf
Amir,,,,Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh."
Peristiwa itu terjadi pada musim haji tahun 1250 Hijriyah.
Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Muhdor lahir di kota
Rasyid,,,Lembah Dau'an, Hadramaut,,,thn 1217 Hijriyah. Saat masih
kanak2,,,ia diboyong ayahnya ke Haramain. Di sana ia berhasil menghafal
AlQuranul Karim dalam usia tujuh tahun dg bacaan yg bagus. Ia kemudian
menekuni berbagai bidang pengetahuan. Di antara guru2nya di Makkah
adalah: Syekh Umar bin A. al-Attar,,,Syekh Muhammad Sholeh
ar-Rais,,,Syekh Ahmad as-Showi al-Mishri dan Syekh Abdur-Rahman
al-Kazbaniy.
Setelah bekal ilmunya lumayan mumpuni,,,ia mulai
sering diajak mondar-mandir antara Makkah & Hadramaut oleh ayahnya.
Ketika singgah di Hadramaut,,,,ia menyempatkan diri menimba ilmu kpd
ulama2 besar di sana,,,,spt Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr,,,Habib Abu
Bakar bin Abdullah al-attas,,,,Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith,,,Habib
Abdullah bin Idrus al-Barr,,,dan Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan.
Menginjak usia dewasa,,,ia memutuskan kembali ke kota Rasyid. Ia
menempati rumah salah satu paman dari pihak ibunya yg merupakan keluarga
besar marga Bazar'ah. Ia kemudian menikah dg seorang wanita sholehah
dari keluarga al-Habsyi. Dari pernikahan ini ia dikaruniai putra &
putri bernama Umar,,,,,Hamid,,,Hadun,,,Khadijah,,,dan
lainnya. Selanjutnya,,,,setelah memiliki uang cukup,,,ia membeli sebuah
rumah di daerah Quwereh. Di kota itu ia menikah lagi dengan wanita dari
keluarga Syekh Abu Bakar bin Salim-setelah istri pertamanya meninggal
dunia.Pernikahan ke-2 ini membuahkan beberapa putra & putri,,,,di
antaranya: Muhammad,,,Musthafa,,,dan Sholeh.
Dari kota
inilah,,,,nama Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor terus menjulang.
Cahaya ilmu dan akhlaknya menerangi negeri Hadramaut,,,bahkan seluruh
persada bumi. Ia dicintai kaum muslimin. Kalam2nya mudah diterima lubuk
hati. Dan tersingkaplah nurbuwat yg pernah ditorehkan Syekh Umar
Bamakhramah.
Ya,,,beratus tahun sebelumnya,,,Syekh Umar menulis
untaian syair yg mengilustrasikan sosok Habib Ahmad al-Muhdor.
Dilukiskannya perangai Habib Ahmad beserta tempat2 yg pernah ia
singgahi. Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr,,,salah satu guru Habib
Ahmad,,,ketika membaca syair itu,,,ia berseru kepada orang-orang
sekitarnya, "Katakan kepada Ahmad al-Muhdor bahwa Syekh Bamakhramah
mengajaknya bicara.
Selain berilmu tinggi,,,,Habib Ahmad
dikenal keras dalam mujahadah. Jauh hari,,,,ia telah menyiapkan liang
kuburnya sendiri yg ditempatkan di sebelah masjidnya. Ia meluangkan
waktu berbaring di liang itu setiap hari sembari membaca Al-Quran.
Tercatat tujuh ribu kali khataman ia selesaikan di dalam kubur itu
sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun ia pribadi yang unik. Di balik
kekhusyukannya itu,,,ia selalu menampakkan diri sebagai sosok jenaka. Ia
suka bergurau. Gurauannya bahkan kadang keterlaluan. Pernah ia menyesal
dan berniat takkan bergurau lagi,,,akan tetapi ia langsung ditegur
Rasulullah S'AW dalam mimpi agar meneruskan kebiasaannya bergurau.
Hati Habib Ahmad memiliki pertautan yg erat dengan Ummul
Mukminin,,,Khadijah al-Kubra. Ia menulis kumpulan syair yg memuji ibunda
az-Zahra itu. Hikayat di atas adalah salah satu bukti. Dan akhirnya ia
menyusul ibundanya itu pada tahun 1304 H,,,dalam usia 87 tahun. Ia
meninggalkan beberapa putra yg sholeh. Salah satunya adalah Habib
Muhammad al-Muhdor, Bondowoso, seorang ulama yg pernah meramaikan
blantika dakwah di nusantara ini. Ia juga meninggalkan beberapa murid
yang hebat. Di antaranya: Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib
Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dan Habib Idrus bin Umar al-Habsyi
0 Response to "Kisah Al Habib Ahmad Bin Ahmad AlMuhdhor"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip