//

Wird Aqidah Sakran


Wird Aqidah Sakran

Al-Arif Billah Habib Ali bin Abubakar As-Sakran



Bismillahirrahmanirrahim
Asy-hadu an-la ilaha illallahu wandahu la syarika lahu, wa asyhadu anna sayyidana

Dengan nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah, yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, junjungan kami

Muhammadan `abduhu warasuluh. Amantu billahi wa malaikatihi wa kutubihi wa rusulihi wa bil yawmil akhiri wabil qadari khayrihi wa syarrihi, shadaqallahu wa shadaqa rasuluh, shadaqallahuwashadaqa rusuluh.

Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku beriman kepada Allah dan malaikat-Nya; kitab-kitab-Nya; utusan-utusan‑Nya; hari kiamat; dan adanya takdir,baik ataupun jelek.Mahabenar Allah, dan benar pula rasul-Nya.

Amantu bisy-syari'ati wa shaddaq‑tu bisy-syafi'ah. Wa in qultu syay-an khi‑lafal ijma'i raja'tu fanhu watabarra'tu min kulli dinin yukhalifu dinal Islam.

Aku beriman pada syariat dan aku membenarkan syariat. Apabila aku berkata tentang sesuatu berbeda dengan kesepakatan (ijrnak) ulama, aku segera mencabutnya. Dan aku lepaskan dari setiap agama yang tidak cocok dengan agama Islam.


Allahumma inni uminu bima ta'lamu annahul haqqu Indaka wa abra-u ilayka mimma talamu annahul haqqu 'indaka wa abra-u ilayka mimma talamu annahul bathilu Indaka fakhudz minni jumalan wala tuthalibni fit-taf-shili.

Ya Allah, sesungguhnya aku beriman kepada sesuatu yang Engkau ketahui bahwa ia adalah benar dari-Mu, dan aku lepas dari-Mu sesuatu yang Engkau ketahui bahwa ia adalah batal menurut-Mu. Maka ambillah dariku keseluruhannya dan janganlah siksa aku dalam keadaan terpisah-pisah.


(Astagh-firullahal `adhim wa atubu ilayhi – 3 x).

Aku mohon ampun kepada Allah, Zat yang Mahaagung, dan aku bertobat kepada-Nya – 3 x


Nadamtu min kulli syarrin. Asy-hadu an la ilaha illallahu wandahu la syarika lahu wa asyhadu anna sayyidana Muhammadan `abduhu warasuluhu, wa anna Abdullahi warasuluhu wabnu amatihi.

Aku menyesal dari setiap perbuatan buruk. Aku bersaksi, tiada Tuhan kecuali Allah, yang Maha Esa,yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, junjungan kami Muhammad adalah hamba dan rasul‑Nya


Wakalimatuhu alqaha ila Maryama wa Rauhun minhu. Wa annal jannata haqqun wa annan nara haqqun wa anna

. Dan sesungguhnya Nabi lsa adalah hamba dan rasul-Nya, dan putra hamba-Nya, dan kalimah-Nya, yang Dia berikan kepada Maryam,dan roh yang berasal  dari-Nya. Dan sesungguhnya surga adalah benar adanya, neraka adalah benar adanya, dan

kulla ma akh-bara bihi Rasulullahi shallallahu `alayhi wasallama haqqun. Wa anna khayrad dun-ya

setiap yang dikabarkan Rasulullah SAW adalah benar adanya. Dan sesungguhnya kebaikan dunia

wal akhirati fii taqwallahi wa tha'atihi, wa annasy-syarrad dun-ya wal akhirati fi ma'shiyatillahi

dan akhirat itu terletak pada takwa kepada Allah, dan taat kepada-Nya. Dan sesungguhnya kejelekan dunia dan akhirat terletak pada maksiat kepada Allah

wamukhalafatihi. Wa annas sa'ata atiyatun la rayba fiha wa annallaha yab'atsu man fil qubur.

dan menentang-Nya, Dan hari kiamat itu pasti datang, tidak diragukan lagi, dan Allah akan membangkitkan mayat di dalarn kubur, juga tidak diragukan lagi.

Asy-hadu an la-ilaha illallahu wandahu la syarika lahu, wa asy‑hadu anna sayyidana Muhammadan rabduhu wa rasuluhu.

Aku bersaksi, sesungguhnyatidak ada Tuhan kecuali Allah, yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, junjungan kami Muhammad adalah harnba dan rasul-Nya.

La ilaha illallahu afna biha 'umri.
La ilaha illallahu ad-khulu biha qabri.

Tiada Tuhan selain Allah, aku habiskan umurku dengan kalimat tayibah ini.
TiadaTuhan selain Allah, aku masuk ke dalam kuburku bersama kalimat tayibah ini.

La ilaha illallahu akhlu biha wahdi.
La ilaha illallahu alqa biha rabbi.

Tiada Tuhan selain Allah, aku menyendiri bersama kalimat tayibah ini.
Tiada Tuhan selain Allah, aku bertemu dengan Tuhanku bersama kalimat tayibah ini.

La ilaha illallahu qabla kulli syay-in.
La ilaha illallahu ba'da kulli syay-in.

TiadaTuhan selain Allah, sebelum berwujud segala sesuatu.
Tiada Tuhan selain Allah, setelah berwujud segala sesuatu.

La ilaha illallahu yabqa rabbuna wa yafna kulla syay-in.
La ilaha illallahu astaghfirullah,

Tiada Tuhan selain Allah, tuhan yang meliputi wujud segala sesuatu.
Tiada Tuhan selain Allah, aku mohon ampun kepada Allah.


La ilaha illallahu astaghfirullah,
La ilaha illallahu astghfirullah, wa atubu ilayh.
Tiada Tuhan selain Allah, aku mohon ampun kepada Allah.
Tiada Tuhan selain Allah, aku mohon ampun kepada Allah. dan aku bertobat kepada-Nya.


AI-fatihah ila ruhi sayyidina Al-Habib 'Ali bin Abi Bakri As-Sakran wa ushulihi wafuru'ihi, annallaha yu'li darajatihim fii jannah, wa an yu'ida 'alayna mim barakatihim wa asrarihim wa anwarihim wa'ulumihin wanafahatihim fid-dini wad‑dun-ya wal akhirah. Wa ila hadh-ratan nabiyyi sayyidina Muhammadan shallallahu `alayhi wa alihi wa‑sallama. Al-Fatihah.

Al-Fatihah dipersembahkan untuk ruh Al-Habib Ali bin Abi Bakar As‑Sakran, dan nenek moyangnya serta keturunannya. Semoga Allah akan mengangkat derajat mereka di dalam surga, dan akan mengembalikan berkah-berkah mereka kepada kita semua segenap rahasia, cahaya, ilmu, dan bau harumnya di dalam agama, dunia, dan akhirat.Dan juga diperuntukkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Alihi wa Sallam. Al-Fatihah

Wird as-Sakran
Doa dan Ratib
Al-Arifbillah al-Habib Ali bin Abubakar As-Sakran


Bismillahirrahmanirrahim.
Allahumma inni ah-tath-tu bidarbillahi masya-Allahu quf‑luhu la ilaha illallahu babuhu Muhammadun Rasulullahi shallallahu 'alayhi wa alihi wasallama

Ya Allah, sesungguhnya aku berpagar diri dengan pagar Allah yang panjangnya sekehendak Allah, kuncinya adalah kalimah La ilaha illallah dan pintunya adalah kalimah Muhammadur rasulullah, shallallahu wa alihi wa salama.


Ahatha bina min bismillahir rahmanir rahim. Alhamdu lillahi rabbi) 'alamin. Ar‑Rahmanir rahim. Maliki yawmid

Allah memagari kita semua dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Raja

din. iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in. Ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal-ladzina an'amta `alayhim ghayril magh-dlubi 'alayhim waladl‑dllallin. Amin.

di hari kiamat. Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat bagi mereka, yang tidak dimurkai atas mereka dan tidak pula sesat. Amin.


Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyumu la tak-khudzuhu sinatun wala nawm. Lahu ma fis-samawati wama fil ardl. Man dzal ladzi yasyfa'u `indahu ilia bi-idz-nihi, ya'lamu ma bayna aydihim wama khalfahum wala yuhithuna bisyay-in min illa bima sya-a. Wasi'a kursiyyuhus samawati wal ardla wala ya-uduhu hif-dhuhuma wahuwal ‘alliyyul ‘adhim.

Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang hidup kekal lagi selalu mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Kepada-Nya apa yang di langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di langit di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang diharapkan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa‑apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki Allah. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa keberatan menjaga keduanya. Dia adalah Mahatinggi dan Mahaagung.


(Binastadarat kamastadaratil mala-ikatu bimadinatir rasuli bila khandaqin wala surin min kulli qadarin maqdurin wahadzarin mah‑ dzurin wamin jami'isy syururi ta‑tarrasna billahi – 3 x).

Bersama kita terbentuklah lingkaran sebagaimana lingkaran malaikat di kota Madinatur rasul, tanpa parit perlindungan dan tanpa pagar penjagaan dari semua ketentuan yang ditentukan, dan kekhawatiran yang dikhawatirkan, dan dari semua kejelekan aku berbenteng diri kepada Allah (3x).



Min raduwwina wa 'aduwwillahi min saqi   ila qa'i ardlillahi. Shun'atuhu la tanqathi'u bi alfi alfi la hawla wala quwwata ilia billahil `adhimi.

Berbenteng diri dari musuhku dan musuh Allah dari tiang Arasy Allah sampai pada dasar bumi Allah ciptaan-Nya yang tidak akan putus dengan satu miliar kalimat La hawla wala quwwata illa billahil 'adhim (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dari Allah, yang Mahatinggi dan Maha‑agung).


Allahumma in ahadun aradani bisu-in urinal jinni wal insi wal wuhusyi min basyarin aw syaythanin aw was‑wasin fardud-hum fintikasin waqulu‑buhum fi waswasin wa aydihim fi ifla‑sin wa awbiq-hum minar rijli filar-raksi la sahla yajda'u wala jabala yugtha'u bi alfi la hawla wala quwwata illa billahil `adhim.

Ya Allah, apabila seseorang menghendaki keburukan terhadapku, dari kalangan jin atau manusia, ataupun penghuni bumi yang liar dan membinasakan, baik dari kalangan manusia maupun setan, atau kebimbangan dan keragu‑raguan, kembalikanlah kepada mereka dalam keadaan terbalik, dan justru hati mereka dalam kebimbangan dan keraguan, dan tangan mereka dalam kehampaan. Hancurkan mereka dari kaki sampai kepala. Tidak ada kemudahan yang mengekang dan tiada gunung yang terputus dengan satu miliar kata-kata La hawla wala quwwata illa billahil `adhim (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dari Allah, yang Mahatinggi dan Maha‑ agung).

Wa shallallahu `ala sayyidina Muhammaddin wa alihi wa shahbihi wa sallam.

Semoga rahmat Allah terlimpah selalu kepada penghulu kami Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan sahabatnya. Juga, salam sejahtera baginya.



MANAKIB AL IMAM AS-SAKRAN
Beliau adalah Sayyidinal Imam Abu Bakar As-Sakran bin Syeikh al Ghauts Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghoyur bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja'far Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Siti Fatimah Az-Zahro binti Muhammad SAW )
Beliau digelari dengan As-Sakran (mabuk) , karena beliau mabuk dengan cintanya kepada Allah swt.

Waliyullah Abu Bakar al-sakran dikarunia lima orang anak laki, yaitu: Muhammad al-akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan Ahmad. Dari ketiga anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad menurunkan keluarga al-Aydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi, al-Wahath, al-Munawar.

Beliau adalah seorang wali Allah yang mempunyai berbagai macam karamah yang luar biasa. Beliau berasal dari keturunan Al-Ba’alawi. Sebahagian dari karamahnya pernah diceritakan bahawasanya pernah ada dua orang yang datang ke kota Tarim (Hadhramaut) dengan maksud mengunjungi setiap orang terkemuka dari keluarga Al-Ba’alawi yang berada di kota tersebut.
Setibanya di suatu masjid jami’ keduanya dapati Syeikh Abu Bakar sedang bersolat di masjid tersebut. Setelah solat Jumaat selesai keduanya menunggu keluarnya Syeikh Abu Bakar dari masjid. Namun beliau tetap duduk beribadat dalam masjid sampai hampir matahari terbenam. Kedua orang itu merasa lapar, tapi keduanya tidak berani beranjak dari masjid sebelum bertemu dengan Syeikh Abu Bakar.

Tidak lama kemudian, Syeikh Abu Bakar Asseggaf menoleh kepada mereka berdua sambil berkata: “Ambillah apa yang ada dalam baju ini”.

Keduanya mendapati dalam baju Syeikh itu sepotong roti panas. Roti tersebut cukup mengenyangkan perut kedua orang tersebut. Bahkan masih ada sisanya. Kemudian sisa roti itu barulah dimakan oleh Syeikh Abu Bakar”.

Ada seorang diceritakan telah meminang seorang gadis. Syeikh Abu Bakar ketika mendengar berita tersebut telah memberikan komentarnya: “Pemuda itu tidak akan mengahwini gadis itu, ia akan kahwin dengan ibu gadis tersebut”.

Apa yang diceritakan oleh Syeikh Abu Bakar ersebut ternyata benar, kerana tidak lama kemudian ibu gadis itu diceraikan oleh suaminya. Kemudian pemuda itu membatalkan niatuntuk mengahwini gadis tersebut. Bahkan sebagai gantinya ia meminang ibu gadis tersebut.

Diceritakan pula bahwa ada serombongan tetamu yang berkunjung di Kota Tarim tempat kediaman Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Tetamu itu tergerak di hatinya masing-masing ingin makan bubur gandum dan daging. Tepat waktu rombongan tetamu itu masuk ke rumah Syeikh Abu Bakar, beliau segera menjamu bubur gandum yang dimasak dengan daging.

Kemudian sebahagian dari rombongan tersebut ada yang berkata: “Kami ingin minum air hujan”.

Syeikh Abu Bakar berkata kepada pembantunya: “Ambillah bejana itu dan penuhilah dengan air yang ada di mata air keluarga Bahsin”.

Pelayan itu segera keluar membawa bejana untuk mengambil air yang dimaksud oleh saudagarnya. Ternyata air yang diambil ari mata air keluarga Bahsin itu rasanya tawar seperti air hujan.

Pernah diceritakan bahawasanya ada seorang Qadhi dari keluarga Baya’qub yang mengumpat Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Ketika Syeikh Abu Bakar mendengar umpatan itu, beliau hanya berkata: “Insya-Allah Qadhi Baya’qub itu akan buta kedua matanya dan rumahnya akan dirampas jika ia telah meninggal dunia”.

Apa yang dikatakan oleh Syeikh Abu Bakar tersebut terlaksana sama seperti yang dikatakan.

Ada seorang penguasa yang merampas harta kekayaan seorang pelayan dari keluarga Bani Syawiah. Pelayan itu minta tolong kepada Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Pada keesokkan harinya penguasa tersebut tiba-tiba datang kepada pelayan itu dengan mengembalikan semua harta kekayaannya yang dirampas dan dia pun meminta maaf atas segala kesalahannya.

Penguasa itu bercerita: “Alu telah didatangi oleh seorang yang sifatnya demikian, demikian, sambil mengancamku jika aku tidak mengembalikan barangmu yang kurampas ini”.

Segala sifat yang disebutkan oleh penguasa tersebut sama seperti yang terdapat pada diri Syeikh Abu Bakar.

Diceritakan pula oleh sebagian kawannya bahawasanya pernah ada seorang ketika dalam suatu perjalanan di padang pasir bersama keluarganya tiba-tiba ia merasa haus tidak mendapatkan air. Sampai hampir mati rasanya mencari air untuk diminum. Akhirnya ia teringat pada Syeikh Abu Bakar Asseggaf dan menyebut namanya minta pertolongan.

Waktu orang itu tertidur ia bermimpi melihat seorang penunggang kuda berkata padanya: “Telah kami dengar permintaan tolongmu, apakah kamu mengira kami akan mengabaikan kamu?”

Waktu orang itu terbangun dari tidurnya, ia dapati ada seorang Badwi sedang membawa tempat air berdiri di depannya. Badwi itu memberinya minum sampai puas dan menunjukkannya jalan keluar hingga dapat selamat sampai ke tempat tujuan.

Waliyullah Abu bakar al-sakran wafat di Tarim tahun 821 Hijriyah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wird Aqidah Sakran"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip