Wasiat Nasehat Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim ra
• Orang yang bahagia adalah orang yang disenangkan oleh Allah tanpa
alasan tertentu dan orang yang sengsara adalah orang yang disengsarakan
Allah tanpa sebab tertentu. Demikianlah menurut ilmu hakikat.
Sedangkan menurut ilmu syariat; orang yang bahagia adalah orang yang
oleh Allah diberi kesenangan dengan melakukan berbagai amal saleh, dan
orang yang disengsarakan oleh Allah dengan meninggalkan amal-amal saleh
dan melanggar syariat agama.
• Orang yang sengsara adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya
Barangsiapa mengenal dirinya, ia tidak akan melihat selain Allah swt.
Barangsiapa tidak mengenal dirinya, ia tidak akan melihat Allah swt.
• Setiap wadah memercikan apa yang ditampungnya.
• Barangsiapa tidak bermujahadah pada masa bidayahnya, ia tidak akan
mencapai puncak. Dan barangsiapa tidak bermujahadah, ia tidak akan
bermusyahadah; {“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (bermujahadah)
di jalan kami, niscaya akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan
kami. : Al-Ankabut,29 : 69”}
• Barangsiapa tidak memelihara waktunya, ia tidak akan selamat dari bencana.
• Barangsiapa bergaul dengan orang baik, ia akan memperoleh berbagai
pengetahuan dan asrar, dan barangsiapa bergaul dengan orang-orang
jahat, ia akan memperoleh aib dan siksa neraka.
• Berbagai hakikat tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan berbagai penghalang.
• Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat kehinaan dan penyesalan.
• Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib orang lain.
• Dan orang yang bahagia adalah orang yang melawan hawa nafsunya,
berpaling dari alam untuk menghadap kepada penciptanya, dan melewatkan
waktu pagi dan sore dengan meneladani sunah nabinya.
• Hendaklah kamu bertawadhu dan tidak menonjolkan diri. Jauhilah sikap takabur dan cinta kedudukan.
• Kesuksesanmu adalah ketika kamu membenci nafsumu dan kehancuranmu
adalah saat kamu meridhainya. Karena itu, bencilah nafsumu dan jangan
meridhainya, niscaya kamu akan berhasil meraih segala cita-citamu, Insya
Allah.
• Orang yang arif adalah yang mengenal dirinya, sedangkan orang jahil adalah yang tidak mengenal dirinya.
• Alangkah mudah bagi seorang Arifbillah untuk membimbing orang
jahil, kadangkala kebahagiaan abadi dapat diraih hanya lewat sekilas
pandangannya.
• Ridhalah atas maqam apapun yang Allah berikan kepadamu. Seorang
Sufi berkata, “selama lebih 40 tahun aku tidak pernah merasa benci pada
maqam yang Allah berikan kepadaku.”
• Berprasangka baiklah kepada sesama hamba Allah, sebab buruk sangka
timbul karena tiadanya taufiq. Ridhalah selalu pada qodho, bersikap
sabarlah, walaupun musibah yang kamu alami teramat besar. Firman Allah :
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dibalas
dengan pahala tanpa batas. ( Az Zumar, 39 :10 )
• Dan tinggalkanlah hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagimu, dan benahilah dirimu lebih dahulu.
• Dunia adalah anak perempuan Akhirat, barangsiapa telah menikahi seorang perempuan, haram memperistri ibunya.
• Berbagai hakikat terhijab dari hati, karena perhatian kepada selain Allah.
• Waktumu yang paling bermanfaat adalah disaat kamu fana’ dan waktumu yang paling sia-sia adalah disaat kamu menyadari dirimu.
• Ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah swt bertajalli (
mengagungkan dirinya ) di hati para kekasihnya; para kaum Arifin,
karena mereka menghapus selainnya di hati mereka dan mereka
menghilangkan selain Allah swt dalam pandangan mereka terhadap semesta
dan pada setiap kejadiannya bahwa semuanya adalah semata-mata ciptaan
Allah swt, dan mereka melalui siang, pagi serta sore hari selalu dalam
keadaan taat kepadanya; mereka selalu beribadat serta berharap dan
takut kepadanya; serta selalu ruku’ dan bersujud kepadanya, mereka
selalu dalam keadaan bahagia dan gembira serta ridho dengan segala
ketentuan Qadha dan Qadar yang telah ditentukan Allah swt atas mereka;
berkata Nabi Ayyub as :”Bila mana aku hendak memilih di antara dua
perkara, maka aku akan memilih perkara yang ada Ridho Allah swt
didalamnya karena hanya hal itulah yang mendatangkan kemaslahatan
bagiku” Berkata kaum ‘Arifin : “Kalau sekiranya kedua mataku melihat
selain Allah, maka akan ku butakan, kalau sekiranya ke dua telingaku
mendengar selain Allah, maka akan ku tulikan, dan bilamana lidahku
berkata yang tidak diperintahkan Allah, maka akan ku potong”
• Sedikit amal dari hati menyamai amal seluruh manusia dan jin.
• Sesungguhnya Bala’ yang menimpamu pada saat lupamu, bila engkau
menyadarinya adalah merupakan jalanmu untuk kembali mengenal Allah swt
dan kembali mendekatkan dirimu kepadanya pada saat engkau meminta bala
tersebut dihilangkannya, dan bala’ sesungguhnya adalah bilamana engkau
melupakan Allah swt dan engkau lupa bahwa dirimu selalu faqir kepadanya.
• Beristiqamahlah kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf
sekalipun semua bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan
kekuatan dalam beristiqamah agar mereka tidak jatuh dalam keadaan
terhijab darinya.
• Ketahuilah oleh kalian; Ma’rifat kepada Allah swt adalah dengan
kejelasan dan bukan dengan tersamar, dan bilamana seorang hamba
diberinya ma’rifat kepadanya, maka ia pasti akan melihat semua amal yang
dicintai oleh Rasulullah saw.
• Sesungguhnya derajat yang tertinggi dalam maqom sabar adalah menahan diri dari pada mengadu kepada selain Allah swt.
• Derajat paling tinggi disisi para Auliya Allah swt yang utama, adalah Tawadhu dan Khumul (menutupi keistimewaan diri ).
abdkadiralhamid@2012
abdkadiralhamid@2012
0 Response to "Wasiat Nasehat Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim ra "
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip