Wasiat Nasehat Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi
“Camkanlah, jangan sampai kalian tidak mempelajari ilmu bahasa, Nahwu
dan shorof. Karena ilmu bahasa merupakan dasar dan perantara kalian
untuk memahami semua ilmu.”
"Wahai saudaraku, berprasangka baiklah kepada Allah swt, wujudkanlah
kebenaran janji-Nya, dan rasakanlah kebesaran rahmat-Nya. Cukuplah
bagi kita firman Allah swt, seperti disabdakan Rasulullah saw, “Aku
bersama prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, maka berprasangkalah kepada-Ku
sesukamu.”
"Jika seorang hamba memedulikan penyakit hati seperti penyakit
badan, niscaya mereka akan mendapatkan tabib di hadapan mereka. Tetapi,
sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena mereka telah dikuasai
nafsu dan akal.”
"Jika tak ada ketamakan, dan tak ada satu mahluk pun keluar dari
lingkaran jejak nabi saw, tidak akan ada manusia mengejar dunia yang
fana ini atau berpaling dari kebahagiaan akhirat yang kekal.”
"Tak ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena
di dalam prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam
keluasan rahmat Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk.
Di dalam rahasia Allah swt swt, yang dititipkan pada mahluk-Nya,
terdapat sesuatu yang mengharuskan untuk berkeyakinan bahwa semua
mahluk adalah Aulia."
"Keteguhan yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan
berbeda dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda
dengan keteguhan dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan
keteguhan dalam mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan
keteguhan dalam apa yang dicari. Sedangkan hakikatnya, secara utuh dan
merupakan kedudukan yang terakhir, adalah tidak memalingkan pandangan
dari Allah swt sekedip mata pun, bahkan yang lebih cepat dari itu."
"Janganlah kau putuskan kehadiranmu di tempat-tempat yang baik
karena alasan kesibukan dunia. Hati-hatilah, karena itu merupakan tipu
daya setan. Hadirkanlah Allah swt ketika sendirian. Sembahlah Dia,
seakan melihatnya; dan jika tidak melihatnya, sesungguhnya Dia
melihatmu."
"Tutuplah mata dari perhiasan dunia dan segala kenikmatan fana yang
dimiliki budak-budaknya serta kenikmatan yang akan terputus.
Sesungguhnya semuanya seperti kau saksikan bahwa dunia ini cepat
berpindah dan dekat kefanaannya."
"Jadikanlah Al-Qur’an dan zikir kepada Allah swt bacaan
sehari-harimu. Bertafakurlah terhadap nikmat Allah swt. Jika mungkin,
setiap waktu hanya ada antara dirimu dan Allah swt, dan pada saat itu
telitilah diri sendiri. Rasulullah saw bersabda, “Telitilah dirimu,
sebelum kalian diteliti.” Seseorang yang meneliti dirinya di dunia,
perhitungan baginya akan lebih ringan di Akherat kelak."
"Orang yang lalai mengira bahwa dirinya mencapai kelezatan dunia
tanpa mengetahui bahwa sebenarnya kemanisan dunia bercampur dengan
kepahitannya. Sedangkan kehidupan indah yang sebenarnya adalah
berpaling dari dunia, kemudian masuk ke hadirat yang Maha Kaya dengan
sifat faqir, miskin, lalu memetik sesuatu yang indah dari tempat itu."
"Kerjakanlah segala perintah Allah swt dan tinggalkanlah
larangan-Nya. Jangan sampai Allah swt melihatmu melakukan apa yang
dilarang-Nya, atau kehilangan-Mu pada perintahnya. Bangkitlah untuk
memenuhi hak Allah swt. Bersemangatlah melakukan sesuatu yang membuat
para salaf Mulia."
"Cabutlah ketajaman dari sarung pedang tabiatmu yang membelah akar
cinta dari asalnya. Taburilah tanah dengan benih pohon-pohon kezuhudan,
hingga menghasilkan qurb ( kedekatan ) kepada Allah swt, air telaga
dari celah wishal ( persatuan dengan Allah swt ), dan pengetahuan pada
puncak tujuan."
"Yang selalu memperlambat terkabulnya doa’ seorang hamba adalah
karena harapan yang rendah : mengharapkan sesuatu dari mahluk.
Angkatlah pandanganmu secara keseluruhan kepada zat yang dibutuhkan
semua mahluk….maka akan tampak tanda-tanda terkabulnya doa’."
"Niat merupakan pondasi amal. Seseorang akan memperoleh karunia
sesuai dengan niatnya. Betapa sering niat membuat orang yang jauh dari
Allah swt menjadi dekat kepada-Nya dan merubah sesuatu yang sulit
menjadi ringan. Oleh karena itu, dalam setiap perbuatan, ucapan dan
amalnya seorang Mukmin, hendaknya menerapkan niat yang baik. Tidak ada
seorang pun yang mencapai kesuksesan dan keberhasilan kecuali karena
niat yang baik. Sabda kekasih Allah swt yang paling Agung, Al-Musthafa
saw di bawah ini cukup menjadi bukti keutamaan niat . Rasulullah
bersabda :
إنّماالأعمال بالنّيّات
Sesungguhnya ( balasan ) setiap amal tergantung dari niatnya.
( HR. Bukhari dan Muslim )
نّيّة المؤمن خير من عمله
Niat seorang Mukmin lebih baik daripada amalnya.
Sudah menjadi sifat seorang Mukmin untuk menetapkan berbagai amal
yang agung dan berusaha mengamalkannya, padahal dia hanya mampu
mengamalkan sebagian darinya. Sebagai contoh adalah orang yang berniat
menggunakan semua nafasnya ( waktunya ) untuk membaca wirid, dzikir
atau untuk berpikir. Ternyata dia hanya mampu menggunakan sebagian
waktunya saja. Apa yang telah dia kerjakan itu baik, tapi niatnya
tersebut lebih baik dari amal yang telah dia kerjakan."
"Motivasi tobat sangat banyak, tetapi penyebab paling kuat adalah
renungan ( fikr ). Renungkanlah berbagai nikmat yang diberikan Allah
swt kepadamu sejak engkau berupa mani, hingga menjadi manusia sempurna
yang lahir ke alam ini dan berbagai nikmat lainnya yang kau peroleh
hingga saat ini. Renungkanlah semua nikmat Allah swt dalam setiap masa
pertumbuhanmu. Sebab dalam setiap napas terdapat banyak nikmat Allah
swt. Jika engkau renungkan semua ini, maka dalam dirimu akan muncul
rasa cinta kepada Allah swt. Karena, sudah menjadi watak hati untuk
mencintai siapapun yang berbuat baik kepadanya, sebagaimana sabda
Rasulullah saw. Dan hakikatnya yang berbuat baik kepadamu adalah Allah
swt.
Cinta ( kepada Allah swt ) merupakan jalan paling mulia yang dapat
membuat seseorang bertobat. Demi menyenangkan kekasihnya, seorang
pecinta dapat melakukan sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
Apalagi untuk hal-hal yang mampu ia lakukan. Seorang pecinta akan
berusaha sekuat tenaga meninggalkan segala sesuatu yang dapat membuat
kekasihnya murka. Cinta adalah buah terbesar fikr.
Merenung ( Fikr ) akan membuahkan rasa malu. Jika engkau merenungkan
berbagai nikmat yang diberikan Allah swt kepadamu, maka engkau akan
malu menggunakan berbagai nikmat itu untuk bermaksiat kepada-Nya.
Selain membuahkan cinta dan rasa malu yang merupakan motivasi
terkuat untuk bertobat, maka merenung juga membuahkan rasa takut kepada
Allah swt ( khosyyah ). Seseorang yang memikirkan berbagai bencana
yang akan dia peroleh karena maksiat; seperti pengusiran, kemurkaan,
siksa dan hijab serta menyadari keagungan dan kebesaran Allah swt dan
betapa keras siksa-Nya, maka mau tidak mau dia akan sangat takut kepada
Allah swt."
abdkadiralhamid@2012
abdkadiralhamid@2012
0 Response to "Wasiat Nasehat Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi "
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip