Wasiat Nasehat Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf
"Ketahuilah bahwa Allah swt akan memberikan kepada hambanya segala
apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah swt
niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara
terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati
bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain.
Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah swt kecuali dari
hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum
dikatakan sebagai hamba Allah swt yang sejati jika belum membersihkan
hatinya!"
"Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini (
sambil menunjuk ke dada beliau ) seperti rumah, jika dihuni oleh orang
yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup;
namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat
merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan
ketaatan kepada Allah swt merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian
dan maksiat adalah perusak hati."
"wahai Sadara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali!
Beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri
majlis-majlis semacam ini ( ta'lim, Zikir )! Ketahuilah bahwa
menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita kepada
suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyaknya amal kebajikan
yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi!"
"Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam
majlis. Jika ada seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman
atau menghentikan bacaan, padahal orang itu datang ke majlis tersebut
tidak lain untuk mendengarkan. Oleh karenanya, banyak aku jumpai orang
di zaman ini, jika datang seseorang, mereka berkata, "silahkan kemari"
dan yang lain mengatakan juga "silahkan kemari" sedang orang yang duduk
di samping mengipasinya.
Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus
keberkahan majelis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapkan,
apabila yang hadir beradab dan duduk di tempat yang mudah mereka capai.
Jadi keberkahan majlis itu pada intinya adalah adab, sedangkan adab
dan pengagungan itu letaknya di hati. Oleh karena itu, wahai
saudara-saudarku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis-majlis
khoir ( baik ). Ajaklah anak-anak kalian kesana dan biasakan mereka
untuk mendatanginya agar mereka menjadi anak-anak yang terdidik baik,
lewat majlis-majlis yang baik pula!"
"Saat-saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa
madrasah yang menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf
atau kitab-kitab ilmu yang lain dengan cara tidak menghormatinya,
menenteng atau membawa dibelakang punggungnya. Lebih dari itu mereka
mendatangi tempat-tempat pendidikan yang tidak mengajarkan kepada
anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi mencintai nilai semata-mata.
Mereka diajarkan pemikiran para filosof dan budaya pemikiran-pemikiran
orang Yahudi dan Nasrani."
"Apa yang akan terjadi pada generasi remaja masa kini? Ini tentu
adalah tanggung jawab bersama. Al-Habib Ali pernah merasakan kekecewaan
yang sama seperti yang aku rasa. Padahal di zaman beliau, aku melihat
kota Seiwun dan Tarim sangat makmur, bahkan negeri Hadramaut dipenuhi
dengan para penuntut ilmu yang beradab, berakhlaq, menghargai ilmu dan
orang 'Alim. Bagaimana jika beliau mendapati anak-anak kita disini yang
tidak menghargai ilmu dan para Ulama? Niscaya beliau akan menangis
dengan air mata darah. Beliau menambahkan bahwa aku akan meletakkan
para penuntut ilmu di atas kepalaku dan jika aku bertemu murid yang
membawa bukunya dengan rasa adab, ingin rasanya aku menciun kedua
matanya."
"Aku teringat pada suatu kalam seorang shaleh yang mengatakan; Tidak
ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji
buku-buku sejarah Kaum Sholihin dan berkiblat pada buku-buku modern
dengan pola pikir moderat. Wahai saudara-saudarku! Ikutilah jalan
orang-orang tua kita yang sholihin, sebab mereka adalah orang-orang
suci yang beramal ikhlas. Ketahuilah Salaf kita tidak menyukai ilmu
kecuali yang dapat membuahkan amal sholeh."
"Aku teringat pada suatu untaian mutiara nasihat Al-Habib Ahmad bin
Hasan Al-Aththas yang mengatakan; Ilmu adalah alat, meskipun ilmu itu
baik ( hasan ), tapi hanya alat bukan tujuan, oleh karenanya ilmu harus
diiringi adab, akhlaq dan niat-niat yang sholeh. Ilmu demikianlah yang
dapat mengantakan seseorang kepada maqam-maqam yang tinggi."
abdkadiralhamid@2012
abdkadiralhamid@2012
0 Response to "Wasiat Nasehat Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf "
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip