Imam Muhammad Al-Baqir as
Riwayat Hidup
Keimamahan Muhammad Al-Baqir, dimulai sejak terbunuhnya Ali Zainal
Abidin a.s. melalui racun yang mematikan. Beliau merupakan orang
pertama yang nasabnya bertemu antara Imam Hasan dan Imam Husein yang
berarti beliau orang pertama yang bernasab kepada Fatimah Az-Zahra’,
sekaligus dan pihak ayah dan ibu.
Selama 34 Tahun beliau berada dalam perlindungan dan didikan ayahnya,
Ali Zainal Abidin a.s. Selama hidupnya beliau tinggal di kota Madinah
dan menggunakan sebagian besar waktunya untuk beribadah guna
mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membimbing masyarakat ke jalan
yang lurus.
Mengenal keilmuan dan ketaatannya, kita semak kata-kata lbnu Hajar
al-Haitami, seorang ulama sunni yang mengatakan: "Imam Muhammad
AL-Baqir telah menyingkapkan rahasia-rahasia pengetahuan dan
kebijaksanaan, serta membentangkan prinsip-prinsip spiritual dan agama.
Tak seorangpun dapat menyangkal keperibadiannya yang mulia,
pengetahuan yang diberikan Allah, kearifan yang dikaruniakan oleh Allah
dan tanggung jawab serta rasa syukurnya terhadap penyebaran
pengetahuan. Beliau adalah seorang yang suci dan pemimpin spiritual
yang sangat berbakat. Dan atas dasar inilah beliau terkenal dengan
gelar al-baqir yang berarti pengurai ilmu. Beliau baik hati, bersih
dalam keperibadian, suci jiwa, dan bersifat mulia. Imam mencurahkan
seluruh waktunya dalam ketaatan kepada Allah (dan mempertahankan
ajaran-ajaran nabi suci dan keturunannya). Adalah di luar kekuasaan
manusia untuk menghitung pengaruh yang mendalam dan ilmu dan bimbingan
yang diwariskan oleh Imam pada hati orang-orang beriman. Ucapan-ucapan
beliau tentang kesalehan, pengetahuan dan kebijaksanaan, amalan dan
ketaatan kepada Allah, begitu banyak sehingga isi buku ini sungguh
tidak cukup untuk meliput semuanya itu".
Beliau menipakan salah seorang imam yang bidup di zaman yang bukan
zaman Rasullah s.a.w, namun jauhnya jarak waktu antara beliau dan
Rasulullah bukan merupakan atasan untuk merasa jauh dengan beliau
s.a.w. Diriwayatkan: "Suatu kali Jabir bin Abdullah al-Anshori bertanya
kepada Rasulullah s.a.w: Ya Rasulullah, siapakah imam-imam yang
dilahirkan dan Ali bin Abi Thalib? Rasulullah s.a.w menjawab, Al-Hasan
dan Al-Husein, junjungan para pemuda ahli surga, kemudian junjungan
orang-orang yang sabar pada zamannya, Ali ibn al-Husein, lalu al-Baqir
Muhammad bin Alî, yang kelak engkau ketahui kelahirannya, Wahai Jabir.
Karena itu, bila engkau nanti bertemu dengannnya, sampaikanlah salamku
kepadanya".
Mengenai situasi pemerintahan yang terjadi di zaman beliau, dua tahun
pertama dipimpin oleh Al-Walid bin Abdul Malik yang sangat memusuhi
keluarga nabi dan dialah yang memprakarsAl pembunuhan Ali Zainal Abidin
a.s. Dua tahun berikutnya beliau juga hidup bersama raja Sulaiman bin
Abdul Malik yang sama jahat dan durjananya dengan selainnya, yang
seandainya dibandingkan maka dia jauh lebih bejat dari penguasa Bani
Umayyah yang sebelumnya. Kemudian tampuk kepemimpinan berpindah ke
tangan Umar bin Abdul Aziz, seorang penguasa Bani Umayyah yang
bijaksana dan lain dari selainnya. Beliaulah yang menghapus kebiasaan
melaknat Imam Ali bin Abi Thalib di setiap mimbar Jum'at, yang
diprakarsai oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan telah berjalan kurang
lebih 70 tahun. Beliau pula yang mengembalikan tanah Fadak kepada Ahlu
Bait Nabi yang pada waktu itu diwakili Imam Muhammad aL-Baqir
(AL-Khishal. Jilid 3. Najf Al-Asyraf). Namun sayang beliau tidak berumur
panjang dan pemerintahannya hanya berjalan tidak lebih dari dua tahun
lima bulan. Pemerintahan kemudian beralih ke tangan seorang pemimpin
yang laim yaitu Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan.
Pemerintahan Hisyam diwarnai dengan kebejatan moral serta pengejaran dan
pembunuhan terhadap para pengikut Ahlu Bait. Zaid bin Ali seorang
keluarga rasul yang Alim dan syahid gugur di zaman ini. Hisyam kemudian
memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan markas-markas Islam yang
dipimpin oleh Imam Baqir a.s. Salah seorang murid Imam al-Baqir yang
bernama Jabir al-Ja'fi juga tidak luput dari sasaran pembunuhan. Namun,
demi keselamatannya Imam Muhammad al-Baqir menyuruhnya agar pura-pura
gila. Beliau pun menerima saran dari Imam dan selamat dari ancaman
pembunuhan, karena penguasa setempat mengurungkan niatnya setelah yakin
bahwa Jabir benar-henar gila.
Ketika semua makar dan kejahatan yang telah ditempuh untuk menjatuhkan
Imam Muhammad AL-Baqir tidak berhasil, sementara orang-orang semakin
yakin akan keimamahannya, maka Bani Umayyah tidak punya alternatif lain
kecuali pada tanggal 7 Zulhijjah 114 H, ketika Imam Baqir berusia 57
tahun, Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan si penguasa yang zalim,
menjadikan imam syahid dengan meracuninya, dan jenazahnya dibaringkan
di Jannatul Baqi' Madinah.
Ahlul Bait Nabi s.a.w berguguran satu demi satu demi mengharap ridha
dari Allah SWT. Semoga salam dilimpahkan kepada mereka ketika mereka
dilahirkan, di saat mereka berangkat menghadap Tuhannya, dan saat
dibangkitkan kelak..
Nama : Muhammad
Gelar : Al-Baqir
Julukan : Abu Ja'far
Ayah : Ali Zainal Abidin
lbu : Fatimah binti Hasan
Tempat/Tgl Lahir : Madinah, 1 Rajab 57 H.
Hari/Tgl Wafat : Senin, 7 Dzulhijjah 114 H.
Umur : 57 Tahun
Sebab Kematian : Diracun Hisyam bin Abdul Malik
Makam : Baqi’, Madinah
Jumlah Anak : 8 orang; 6 laki-laki dan 2 perempuan
Anak Laki-laki : Ja’far Shodiq, Abdullah, Ibrahim, Ubaidillah, Reza, Ali
Anak Perempuan : Zainab, Ummu Salamah
abdkadiralhamid@2012
abdkadiralhamid@2012
0 Response to "Imam Muhammad Al-Baqir as"
Post a Comment
Silahkan komentar yg positip