//

Dua Tamu Asing Menjelang Kematian


Dua Tamu Asing Menjelang Kematian

Suatu ketika, ditahun delapan puluhan, Allahuyarham Ustadz al-Habib Ahmad bin Abdullah Al Habshi dari Palembang, selesai melakukan Umrah, beliau mengunjungi temannya, Habib Assad Bin Shahab yang memiliki sebuah toko kecil di sekitar Masjidal Haram di Makkah. Sementara mereka bercakap-cakap, dua orang mendekati mereka dengan wajah penuh cahaya, dengan wangi aromatik dan masuk memberi salam. Secara Misterius salah satu dari mereka bertanya pada Habib Assad Bin Shahab mengapa / dengan alasan apa, tidak memasukkan namanya di setiap kali Habib Assad mengirim bacaan al fatihah, dan setelah itu mereka berdua secepatnya mengakhiri pertemuan itu, ...Sementara Habib Ahmad dan Habib Assad berada di dalam keadaan terkejut, takjub dan benar-benar tercengang, dua pengunjung itu meminta izin untuk meninggalkan tempat itu, memberi salam dan kemudian menghilang dari pandangan mereka. 





Dengan penuh kebingungan, Habib Assad segera menulis surat kepada Al-Habib Abdul Qadir Bin Ahmad Al Saqqaf (di foto), yang berada di Jeddah. Ketika surat itu sampai pada Al-Habib Abdulqadir, beliau sedang berada di tengah-tengah majlis rouha dan ia berhenti sejenak dan membaca surat itu dan mengucapkan إنا لله وإنا إليه رٲجعون. Berturut-turut, beliau belum berhenti hingga telepon berdering diikuti oleh berita bahwa Habib Assad Bin Shahab telah meninggal. Semua orang yang berkumpul bingung dan ingin Al Habib Abdulqadir menguraikan apa yang terjadi. 

Al Habib menjelaskan isi surat itu, bahwa orang-orang yang datang itu, salah satunya adalah Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam (yang biasanya mengunjungi keturunannya ketika mereka mendekati waktu kematian), dan orang kedua yang mengajukan pertanyaan tentang Al fatihah adalah Sayyidina Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir.

لآحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْم



Dalam sebuah hadits Qudsi, “Allah berfirman yang artinya: “Para Wali-Ku itu ada dibawah naungan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang wali, kecuali jika Allah memberikan Taufiq HidayahNya”


Abu Yazid al Busthami mengatakan: “Para wali Allah merupakan pengantin-pengantin di bumi-Nya dan takkan dapat melihat para pengantin itu melainkan ahlinya“.

Sahl Ibn ‘Abd Allah at-Tustari ketika ditanya oleh muridnya tentang bagaimana (cara) mengenal Waliyullah, ia menjawab: “Allah tidak akan memperkenalkan mereka kecuali kepada orang-orang yang serupa dengan mereka, atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka – untuk mengenal dan mendekat kepada-Nya.”


abdkadiralhamid@2015

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dua Tamu Asing Menjelang Kematian"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip