SAUDARA-SAUDARA sekalian, dengan demikian marilah kita bersiap-siap untuk menggapai segala macam kebahagiaan, hingga mencapai puncaknya yang paling tinggi.Hingga, kita bisa menjadi saksi atas umat-umat lain yang tidak berupaya mencapainya.

 وكذ لك جعلنكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس

Artinya: Dan demikian (pula) Aku telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil (berada di tengah) agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia... (QS al-Baqarah [2]: 132)


Kalian memiliki derajat sebagai pengawas umat-umat lain di masa lampau sebelum kalian.Kalian menjadi saksi bahwa para nabi mereka telah menyampaikan ajaran Allah. Ada Hadits Rasulullah Muhammad صلىالله عليه وسلم di dalam Shahih al-Bukhari bahwa beliau bersabda, “Allah سنحانه وتعالى bertanya kepada kaum Nuh pada hari kiamat: Apakah Nuh telah menyampaikan (ajaran-Ku) kepada kalian?”.Maka, umat Nuh menjawab, “Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami.”

Padahal Nabi Nuh berada di tengah-tengah mereka selama 950 tahun! Tapi, inilah tabiat manusia bila ia tidak dibersihkan, tidak mengetahui keadilan (kemoderatan), dan tidak bersih dari berbagai kotoran nafsu: syahwat, emosi, dan cengkeraman kepentingan-kepentingan sementara yang memperbudaknya. Maka, bisa saja ia mengingkari adanya matahari di siang bolong.

Nabi Nuh menyampaikan ajaran selama 950 tahun, tapi umatnya menyatakan, “Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami.” Sementara, sikap Nabi Nuh di tengah-tengah mereka adalah (seperti diceritakan al-Qur’an):

وإنى كلما دعوتهم لتغفر لهم جعلوا أصبعهم فى ءاذانهم واستغشوا ثيابهم وأصروا واستكبارا {7} ثم إنى دعوتهم جهارا {8} ثم إنى أعلنت لهم وأسررت لهم إسرارا {9} فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا {10

Artinya: Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian se­sungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam. Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (QS Nuh [71]: 7-10). 

Dan, seterus-nya…
Meski sudah demikian, mereka menyatakan, “Tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada kami.” Betapa bahayanya keadaan manusia jika jiwanya tidak bersih, ti­dak diterangi oleh nur akhlak ilahi dan pen­didikan rabbani, serta tidak terlepas dari kungkungan nafsu untuk bisa menuju tingginya keridaan Allah Dalam kondisi ini, manusia berada dalam kerendahan yang luar biasa.

Rasulullah melanjutkan sabdanya:
Lalu Allah bertanya, “Hai Nuh, apakah engkau tidak menyampaikan (ajaran-Ku) kepada mereka?”
Nuh menjawab, “Tuhan, aku telah men­yampaikan kepada mereka tapi mereka tidak mempercayaiku.”
Allah bertanya, “Siapa yang menjadi saksi (atas pengakuanmu ini)?
Nuh menjawab, “UmatMuhammad.”
Maka, didatangkan orang-orang terbaik dari kalangan kita umat Muhammad.”Apakah kalian bersaksi bahwa Nuh ini telah menyampaikan (ajaran-Ku) kepada kaum-nya?”
Mereka menjawab, “Iya, Tuhan kami.Kami bersaksi bahwa Nuh telah menyampai­kan kepada mereka, memperingati mereka, berjuang pada waktu malam dan siang, se­cara sembunyi dan terang-terangan, tapi mereka semakin lari menjauh.”

Maka, kaum Nuh angkat bicara, “Tuhan, mereka hidup setelah kami, bagaimana mungkin mereka mengetahui hal itu?”
Maka Allah bertanya, “Bagaimana bisa kalian mengetahui hal itu wahai umat Mu­hammad?”

Mereka menjawab, “Engkau telah mengu­tus seorang Rasul kepada kami, dia adalah hamba-Mu Muhammad, dengan membawa sebuah Kitab. Dalam Kitab itu Engkau men­ceritakan kepada kami bahwa Nuh telah menyampaikan (ajaran-Mu) kepada mereka seperti ini. Kami menjadi saksi atas dasar firman-Mu.”

Maka, Allah bertanya, “Siapa yang men­jadi saksi bagi kalian?”
Mereka menjawab, “Nabi kami, Muham­mad.”(HR al-Bukhari dalam Kitdbut-Tafsir).

Lalu, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم didatangkan.Be­liau menjadi saksi tertinggi atas seluruh mak­hluk di alam dunia ini.Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan keselamatan kepada beliau serta keluarga dan Sahabat be­liau.

لتكونوا شهداء الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا

Artinya: …agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Mu­hammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian… (QS al-Baqarah [2]: 132).

فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد وجئنا بك على هؤلاء شهيدا{41

Artinya: Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Aku mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Aku mendatangkan engkau (Mu­hammad) sebagai saksi atas mereka itu (se­bagai umatmu). (QS al-Nisa [4]: 41)
Sampai di ayat ini ketika Ibnu Mas’ud membacakan al-Qur’an kepada Nabi kalian.Maka, Nabi memberi isyarat, “Cukup!”
Ibnu Mas’ud bercerita: Lalu, aku buka mataku, ternyata aku lihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم menangis, kedua mata beliau bercucuran air mata. Beliau membayangkan posisi ini, untuk memuliakan orang yang berhak menerima kemuliaan di hari kiamat, yaitu kemuliaan untuk menjadi saksi atas umat manusia.
Berarti, dengan kemoderatan kita ini, kita bisa mencapai kemuliaan yang agung, sehingga kita bisa menjadi saksi atas segenap umat manusia. Maka, apakah hal itu hanya pema­haman sepotong yang begitu terbatas: kita hanya membangun hubungan dengan golon­gan-golongan tertentu dari umat manusia ini!? Tidak, tapi jauh lebih besar dari itu sebagaimana kalian telah mendengar keagun­gan syariat yang datang dari Tuhan Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu, juga bagai­mana hal-hal yang menimpa manusia pada saat mereka tidak mengetahui hakikat dari syariat tersebut.


abdkadiralhamid@2014