//

penyingkapan dan visi tentang wajah suci Ilahi (Musyahadatullah)

Penyingkapan dan Visi tentang Wajah Suci Ilahi 

(Musyahadatullah)





Ada dua langkah yang mesti dilakukan secara silmultan untuk membersihkan cermin hati yang telah terlanjur kotor serta memperoleh penyingkapan dan visi tentang wajah suci Ilahi (Musyahadatullah).

1. Pemurnian jiwa (Tazkiyatunnafs)
 


Tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa atau pemurnian jiwa, esensinya adalah membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela dan menggantikannya dengan sifat-sifat terpuji. Sifat-sifat tercela adalah sumber ketidaksinergian pada organ-organ batin manusia. Pertentangan sifat-sifat baik dan sifat-sifat tercela ini menimbulkan pemborosan energi ( inefisiensi ) dan menyulitkan untuk tercapainya fokus pada ketaatan. Sifat-sifat tercela ini, seperti kufur, syirik, riya, cinta popularitas, dengki, 'ujub, sombong, kikir, ghurur ( terpedaya ), marah dan cinta dunia, diberantas sampai akar-akarnya dengan cara memotongnya dengan ilmu yang benar dan bermujahadah menentang hawa atau keinginan-keinginannya, sifat terpuji dipupuk sampai besar dan kokoh dengan cara meniru ahklaq mulia Rasulullah SAW. Inilah pemurnian jiwa.

"Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwa dan sungguh merugi orang yang mengotorinya" (QS. 91: 9-10).

Dengan pupusnya sifat-sifat tercela maka hati, akal, sifat-sifat terpuji ( jiwa tinggi ) dan tubuh disinergikan untuk melaksanakan praktek-prektek ketaatan yang merupakan batu-batu pijakan dalam berlari menuju Allah.

Sudah lama kita tidak memainkan komposisi terbaik nurani kita. Kebaikan-kebaikan yang seharusnya memancar dari fitrah telah terhimpit oleh keburukan jiwa rendah. Kita

takut untuk jujur karena khawatir tidak dipandang mulia atau tidak kebagian rizki, kita jarang beramal dengan ikhlas dan lebih memilih pujian orang, kita lebih suka menumpuk uang dibandingkan memberi kepada yang membutuhkan. Itulah yang menimbulkan penyakit jiwa, sumber ketidakbahagiaan.

2. Menghampiri dan merapat kepada Allah (Taqorrub Ilallah)

Taqorrub ilallah atau menghampiri dan merapat kepada Allah esensinya adalah memangkas habis segala tujuan-tujuan selain Allah dalam segala tindakan. Mustahil akan sampai ke Mekkah, kata Sa'di, kalau jalan yang ditempuh menuju Turki. Bagaimana mungkin seseorang akan sampai kepada Allah kalau dia menempuh jalan menuju selain Allah. Allah tidak pernah jauh sehingga harus diperpendek jaraknya dan Dia tidak pernah terpisah sehingga harus disambungkan, sehingga mendekat kepadaNya dilakukan di medan penundukan hawa nafsu yang bertentangan dengan keridhoanNya dan pelurusan tujuan dari yang tidak mengarah kepadaNya. Hidup dari Allah, menuju Allah dan bersama Allah. Kekuatan ilmu, kehendak dan usaha dipusatkan pada cita-cita tinggi keridhoan Allah semata. Waktu rapat dengan ibadah, berpindah dari satu bentuk ketaatan kepada ketaatan lain. Hati berzikir dikala berdiri, duduk dan berbaring. Pikiran diarahkan kepada perenungan tanda-tanda Allah dan penggalian hikmah. Selalu mengadakan pengawasan yang ketat terhadap gerak batin. Bisikan-bisikan yang mengajak kepada tujuan beramal selain Allah, dipenggal dengan pedang tauhid laa ilaaha illallah ( tidak ada tujuan selain Allah ). Bersyukur ketika menerima nikmat, sabar ketika menderita, ridho atas keputusan Allah, ikhlas dalam ibadah, bertaubat ketika terjatuh dalam ma'siat, mengembalikan segala urusan kepada kepengaturan Allah (tawakkal).

Bila seseorang telah mengisi seluruh waktu dengan ketaatan baik lahir naupun batin, berpindah dari satu ibadah ke ibadah lain, maka sebenarnya ia sedang berlari kepada Allah. Apabila Allah telah menjadikan engkau secara lahir menunaikan perintah-perintahNya dan dalam batinmu menyerah bulat kepada kuasaNya berarti Dia telah memberikan sebesar-besar nikmat kepadamu ( Syaikh Ahmad Ibnu 'Athoillah rohimahullah )

Bila seseorang melakukan kedua langkah tadi secara simultan, maka Insya Allah tersingkap baginya kenyataan agung, kemanapun dikau menghadap di sanalah wajah Allah. Penyaksian yang menghanguskan keraguan dan menghalau duka cita. Hidup yang penuh keajaiban. Bangkit dari kematian. Ia hidup di atas bumi yang sama dengan orang-orang tetapi bukan di dunia yang sama. Ketika matahari terbit, yang tampak adalah wajahNya, ketika matahari terbenam yang tampak adalah wajahNya, dalam taburan bulan bintang yang tampak adalah wajahNya, dalam semilir angin, pergerakan dedaunan, tetesan air, germuruh ombak, kicauan burung, tangisan bayi, desahan nafas, degupan jantung, aliran perasaan dan lintasan fikiran yang tampak adalah wajahNya. Dalam himpitan bencana yang tampak adalah wajahNya, dalam gelombang karunia yang tampak adaalah wajahNya. Detik-detik hidup berlangsung penuh mu'jizat. Dulu mekarnya bunga adalah biasa, sekarang tampak luar biasa seperti luar biasanya Isa a.s. menghidupkan orang mati. Dulu air mengalir adalah biasa, sekarang tampak luar biasa seperti luar biasanya tongkat membelah lautan. Dulu melihat api biasa saja, sekarang tampak luar biasa seperti luar biasanya api tidak membakar Ibrohim a.s. Kekaguman yang terus-menerus! Dunia berubah menjadi taman syurga.

Bagi sepasang kekasih bertemu di emper warung kopi pun tak mengapa karena keindahan wajah kekasih akan membuat emper warung kopi menjadi taman bunga. Bila kemanapun menghadap di sana wajah Allah, maka dunia yang hina ini menjadi panggung mulia !


Wahai Anak Adam,
Berdirilah menghadapKu, maka Aku berjalan kepadamu.
Berjalanlah kepadaKu, maka Aku berlari kepadamu.


( Hadits Qudsi )


abdkadiralhamid@2013

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " penyingkapan dan visi tentang wajah suci Ilahi (Musyahadatullah)"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip