//

HADIST TTG KEUTAMAAN DZURRIAH

HADIST TTG KEUTAMAAN DZURRIAH



HADIST-HADIST NABI MUHAMMAD S.A.W.

1.  Hadist riwayat Imam Ahmad dan Imam Hakim berasal dari Musawar bin Makromah R.A. menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
 فَاطِمَةُبِضْعَةٌمِنِّيْ يُبْغِضُنِيْ مَايُبْغِضُهَا,وَيُبْسِظُنِيْ مَايُبْسِطُهَا,وًإِنَّ اْلاَسْبَابَ يَنْقَطِعُ يَوْمَ الْقِِيَامَةِغَيْرَنَسَبِيْ وَسَبَبِيْ وَصِهْرِيْ           
“Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang membuatnya marah akan membuatku marah, dan siapa yang menyenangkan dan melegakannya akan menyenangkan dan melegakanku. Sesungguhnyalah bahwa semua Nasab akan terputus pada Hari Kiamat: kecuali Nasabku dan Sababku”.    (Tela’ah Kitab Masnad Imam Ahmad dan Masnad Imam Hakim)

2.       Hadist riwayat Al-Imam Ahmad R.A. oleh Assyuyuthiy dalam kitabnya”Al-Jami’il Kabir”bahwa Rasulullah SAW bersabda:
كُلُ إِبْنِِ أُنْثَى يَنْتَمُوْنَ إِلَى عَصَبَتِهِمْ إِلاَّفَاطِمَةُ,فَإِنِيْ أَنَاوَلِيُهُمْ وَأَبَاعَصَبْتُهُمْ وَأبُوْهُمْ.
“Semua anak yang dilahirkan oleh ibunya bernasab kepada ayah mereka, kecuali anak-anak Fatimah akulah wali mereka, akulah nasab mereka dan akulah ayah mereka”.

3.       Hadist riwayat Atturmidziy dan Al-Imam Ahmad dan Al-Imam Hakim berasal dari Zeid bin Arqam R.A. berkata bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib (Karramallahu Wajhah) dan kepada Fatimah dan pada Al-Hasan dan Al-Husein:
أَنَاحَرْبٌ لِمَنْحَارَبْتُمْ وَسِلْمٌ لِمَنْ سَالَمْتُمْ.
“Aku memerangi siapapun yang memerangi kalian dan aku akan menyelamatkan siapapun yang menyelamatkan kalian”.

4.       Hadist (Kisa’) berasal dari Muhammad bin Sulaiman Al-Ashbahaniy, dari Yahya bin Ubaid Al-Makkiy, dari Atha bin Abi Rabbah ; MENGATAKAN BAHWA Umar bin Abi Salamah anak tiri Rasulullah  SAW berkata sewaktu ayat 33 Surat Al-Ahzab yang artinya: “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kotoran dari kalian Ahlul-Bait dan hendak mensucikan kalian sesuci-sucinya”.  Turun kepada Rasulullah SAW dirumah Ummu Salamah (istri Rasulullah SAW ) Rasulullah SAW  kemudian memanggil Al-Hasan, A-l-Husein dan Fatimah lalu ketiganya dimionta duduk didepan beliau, dan memanggil Ali lalu diminta duduk dibelakang beliau, kemudian Rasulullah SAW menyelimuti diri bersama mereka dengan kisa’(semacam kain selimut besar dan tebal) seraya berucap:
اَللهُمَّ هَؤُلآءِ أَهْلُ بَيْتِي فَاَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيْرًا.
“Ya Allah ! mereka ahlul-baitku,maka hilangkanlah kotoran mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”.   (Tela’ah Kitab Shahih Muslim jus ke 2 )

 5.    Hadist riwayat Muslim berasal dari Yazid bin Hayyan yang mengatakan  bahwa Zaid bin Arqam berkata: Rasulullah SAW mengucapkan chutbah: setelah memanjatkan pujisyukur kehadirat Allah SWT dan memberi nasihat-nasihat serta peringatan-peringatan,beliau lalu berkata:                                                                                          
أَمَّابَعْدُ,أَيُّهَاالنَّاسُ,أِنَّمَاأَنَابَشَرٌيُوْشَكُ أَنْ يأْتِيَ رَسُوْلُ رَبِّيْ فَأُجِيْبُهُ,أَنَاتَارِكٌ فِكُمُ   الْثَّقَلَيْنِ,أَوَّلُهُمَا:كِتَابُ اللهِ فِيْهِ الْهُدَى وَالْنُّوْرُفَخُذُوْأبِكِتَابِ اللهِ وَاسْتَمْسِكُوْابِهِ. وَاَهْلُ بَيْتِيْ أُذَكِّرُكُمُ اللهُ فِيْ أَهْلِ بَيْتِيْ,أُذَكِّرُكُمُ اللهُ فِيْ اَهْلِ بَيْتِيْ,قَالَهَاثَلاَثًا.                                                                                             
          “Amma ba’du, sesungguhnya aku adalah manusia …Hampir tiba ajalku mendatangiku dan akupun akan menerimanya, kutinggalkan pada kalian dua bekal,yang pertama ialah “Kitabullah “ didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya terang; ambilah kitabullah itu dan berpeganglah teguh padanya…”
Kemudian beliau melanjutkan :

“…dan kedua “Ahlul-Baitku”  kuingatkan kalian kepada Allah mengenai Ahlul-Baitku”(Beliau mengulanginya 3x).



6.  Hadist riwayat Imam Hakim,Buchariy, Muslim dan Imam Ahmad; Rasulullah SAW bersabda:
النُّحوْمُ أَمَانٌ لأَِهْلِ السَّمَاءِ,وَأَهْلُ بَيْتِيْ أَمَانٌ لأُِمَّتِيْ,- وَفِيْ رِوَايَةٍ- أَمَانٌ لأَِهْلِ اْلأَرْضِِ, فَإِذَاهَلَكَ أَهْلُ بَيْتِيْ جَاءَأَهْلُ اْلأَرْضِ مِنَ اْلأَيَاتِ مَاكَانُوْايُوْعَدُونْ.
“Bintang-bintang adalah keselamatan bagi penghuni langit, sedangkan Ahlul-Bait adalah keselamatan bagi penghuni bumi, manakala Ahlul-Baitku lenyap(binasa) maka yang dijanjikan dalam ayat Al-Qur’an akan tiba (yaitu bencana)”.
7.  Hadist riwayat Imam Ahmad,Thabraniy dan Al-Hakim berasal dari ibnu Abbas R.A. yang mengatakan bahwwa setelah turun ayat 23 Surat Assy-Syuro’:
قُلْ لآَأَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًاإلاَّالْمَوَدَّةَفِى الْقُرْبَى وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةًنَزِدْلَه‘فِيْهَاحُسْنًاإنَّ اللهَ غَفُرٌشَكُوْرٌ
“Katakanlah(hai Muhammad) kepada mereka: Aku tidak meminta upah apapun juga atas seruanku kecuali kasih saying dalam kekeluargaan. Barang siapa berbuat kebajikan baginya Kami tambahkan pada kebajikan itu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pembalas Syukur”. Kemudian para sahabat bertanya : Ya Rasulullah siapakah kerabat anda yang wajib kita berkasih sayang kepada mereka? Rasulullah SAW menjawab:
عَلِيٌّ,وَفَاطِمَّةُوَابْنَاهُمَا.
“Ali, Fatimah, dan kedua orang anak mereka”.
8.  Hadist bersumber dari Kitab”Al- Kabir” oleh Ibnu At-Thabraniy dan Kitab “Ashawa’igul-Muhrigoh” oleh Ibnu Hajar meriwayatkan  bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya bahwa bagi Allah ada tiga “Hurumat”(yakni  tiga perkara yang tidak boleh dilanggar) barang siapa menjaga baik-baik tiga perkara tersebut niscaya Allah SWT akan menjaga urusan agamanya (achiratnya) dan urusan dunianya.Barang sipa yang tidak menjaga baik-baik tiga perkara tersebut maka tidak ada suatu apa-pun baginya yang medapat  perlindungan Allah. Tiga Hurumat itu:
  1. Hurumatul Islam,yakni kewajiban terhadap Islam
  2. Hurumatku,yakni kewajiban terhadap Rasulullah SAW
  3. Hurumat Rahimku,yakni kewajiban terhadap Ahlul-Bait RasulullahSAW



Keturunan Rasulullah

keturunan hasan dan husein hingga kini masih ada, sebagian kecil para pembenci keluarga Ahlulbait menafikan dzurriyah Rasul saw, sebagaimana juga kelompok lain menafikan ke absahan sahabat Rasul radhiyallahu’anhum, yg berjumlah 60 (enam puluh) ribu orang, maka golongan sesat itu mengatakan bahwa seluruh sahabat itu sesat, terkecuali beberapa orang saja.

Sayidina Hasan tidak wafat di kejadian Karbala, beliau radhiyallahu ‘anhu wafat diracun sebelum kejadian karbala, beliau meninggalkan eturunan 11 orang putra dan 6 orang putri, dan kemudian keturunan adalah dari putra beliau Hasan Mutsanna dan Zeid Radhiyallahu’anhuma.

Sayyidina Husein wafat di Karbala, beliau mempunyai enam orang anak lelaki dan 3 wanita, Ali Akbar, Ali Awsat, Ali Ashghar, Abdullah, Muhammad, Jakfar, Zainab, Sakinah dan Fathimah.

putera Hasan keseluruhannya wafat terkecuali Al Al Awsat yg dikenal dengan Nama Ali Zainal ‘Abidin, mempunyai putra bernama Muhammad Albaaqir, yg mempunyai Putra bernama Jakfar Asshaadiq.
yg menjadi Guru dari Imam Hanafi, yg kemudian Imam Hanafi ini bermuridkan Imam Maliki, lalu Imam Maliki bermuridkan Imam Syafi’i dan Imam Syafi’i bermuridkan Imam Ahmad bin Hanbal.

ringkasnya seluruh Ulama Ahlussunnah waljama’ah mengakui keabsahan keturunan Rasul saw dari Ali Zainal Abidin putra Husein.

Sayyidina Ali Zainal Abidin ini dilahirkan hari kamis, 5 Sya’ban tahun 38 Hijriyah, masiih dimasa hidup kakeknya yairtu Ali bin Abi Thalib KW, dan diriwayatkan oleh Abu Hamzah Alyamaniy bahwa ia mengamalkan Ibadah 1000 raka’at tahajjud setiap malammnya, demikian pula Imam Ghazali yg banyak mengaguminya, salah satu riwayat yg dikatakan oleh Imam Thawus rahimahullah : “Ketika aku memasuki Hijr Isma’il ditengah malam yg gelap, ternyata Ali Zainal Abidin Putra Husein sedang sujud.. alangkah lama sujudnya, lalu kepalanya terangkat dan kedua tangannya terangkat bermunajat dg suara lirih : “HambaMu dihadapan Pintu Mu, Si Miskin ini dihadapan Pintu Mu, si fagir ini dihadapan Pintu Mu….”

beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah, dan ada pendapat mengatakan tahun 94 Hijriyajh, dimakamkan di Kuburan Baqi’ (Madinah Almnawarah), dipusara yg sama dg pamannya yaitu Hasan bin Ali kw

beliau (Ali Zainal Abidin rahimahullah) meninggalkan 15 orang anak, dan yg sulung adalah Muhammad Albaqir.
(rujuk Kitab Al Ghurar, oleh Imam Al Muhaddits Muhammad bin Ali Alkhird, yg wafat tahun 960 Hijriyah). kitab ini merupakan salah satu kitab Induk yg menjelaskan silsilah keturunan Rasul saw.

Sumber Habib Munzir


Ahlul Bait Dalam ayat al-Mawaddah

Sesungguhnya cinta kepada ahlu bait merupakan salah satu fondasi mendasar dari keimanan seorang muslim, sebagaimana telah dinyatakan dalam banyak periwayatan berdasarkan nash alquran dan sunnah Nabi saw. Berikut ini akan dijelaskan beberapa ayat alquran dan sunnah Nabi saw tentang kewajiban umat Islam untuk menanamkan kecintaan dan mengokohkan kasih sayang kepada ahlu bait.

Allah swt berfirman :

Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan’.[1]

Al-Sayuthi meriwayatkan mengenai ayat ini, yang sanadnya bersambung kepada Abdullah bin Abbas. Ia berkata, ‘Ketika turun ayat ini para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw : ‘Ya Rasulullah, Siapa kerabatmu yang diwajibkan atas kami untuk mencintainya ? Rasul saw menjawab : ‘Ali, Fathimah dan kedua anak mereka’.[2]

Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban untuk mencintai ahlu bait telah ditetapkan dalam alquran dan hadits. Fakhrurazi menjelaskan mengenai kewajiban untuk mencintai ahlu bait berdasarkan tiga alasan :

Pertama, ( إلاّ المودّة في القربى ) ayat ini telas jelas menunjukkan kewajiban mencintai ahlu bait Rasulullah saw.

Kedua, tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Nabi saw sangat mencintai putrinya Fathima al-Zahra. Rasullah saw bersabda :

فاطمة بضعة مني , يؤذيني ما يؤذيها ويغضبني ما يغضبها

‘Fathimah adalah darah dagingku, apa yang menggangunya mengganggu diriku, apa yang membuat marahnya sama dengan membuat marahku’.

Begitu pula dengan kecintaan Rasulullah saw kepada Ali, Hasan dan Husein. Hal ini merupakan sunnah dari Rasulullah yang juga diperintahkan untuk diikuti oleh umatnya, sebagaimana ayat واتّبعوه لعلكم تهتدون yang artinya : ‘Dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk’[3] dan ayat فليحذر الذين يخالفون عن أمره yang artinya : ‘Maka hati-hatilah bagi orang-orang yang menyalahi perintah-Nya’[4]

Ketiga, sesungguhnya kita diwajibkan untuk membaca doa untuk mereka dalam sholat ( اللهمّ صلّ على محمد و آل محمد ), hal ini merupakan tanda keagungan yang tidak didapat pada selain mereka. Semuanya menunjukkan bahwa kecintaan kepada Rasulullah saw dan keluarganya adalah suatu hal yang wajib hukumnya.

Imam Syafii dalam syairnya menyatakan :

إن كان رفضا حب آل محمد # فليشهد الثقلان أني رافضي

‘Jika aku dituduh Rafidhi karena aku mencintai keluarga Muhammad
Maka alquran dan sunnah menjadi saksi, aku ini Rafidhi.’[5]

Berkenaan dengan turunnya ayat al-Mawaddah terhadap ahlu bait, Imam Syafii bersyair :

يا آل بيت رسول الله حبكم فرض من الله في القرآن أنزله

‘Wahai ahlu bait Rasulullah mencintaimu adalah suatu kewajiban
Yang Allah turunkan dalam alquran’.[6]

Diriwayatkan oleh Imam Ali Zainal Abidin,’ Ketika Ali bin Abi Thalib terbunuh, Imam Hasan berkhutbah di tengah keramaian manusia. Beliau mengucapkan pujian kepada Allah dan kemudian berkata : ‘… dan saya adalah ahlu bait yang Allah swt wajibkan kepada setiap muslim untuk mencintai mereka. Berfirman Allah swt :


Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu.

Beliau as berkata : ‘Salah satu kebaikan tersebut adalah mencintai kami ahlu bait’.[7]

Allah swt berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.[8]

Telah diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, ‘ Rasulullah saw berkata kepada Ali bin Abi Thalib : ‘Wahai Ali, katakanlah, ‘Ya Allah kabulkanlah permintaanku agar di setiap hati kaum muslimin terdapat rasa kasih sayang, Ya Allah jadikanlah hal ini bagiku suatu ikatan di sisi-Mu, Ya Allah jadikanlah bagiku rasa kasih sayang di sisi-Mu’. Maka turunlah ayat ini dan tidak akan bertemu seorang mu’min dan mu’minah kecuali di dalam hatinya terdapat rasa kasih sayang terhadap ahlu bait as’.[9]

Allah swt berfirman :

Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu.[10]

Muhammad al-Baqir berkata, ‘Abu Abdillah al-Jadali mendatangi Imam Ali dan berkata kepadanya : ‘Wahai Aba Abdillah maukah engkau aku kabari akan firman Allah yang berbunyi ( من جاء بالحسنة فله خير منها… ) ? Berkata Amirul Mukminin : Ya, Silahkan. Berkata Abu Abdillah : ‘Kebaikan adalah mencintai kami ahlu bait dan kejahatan adalah membenci kami ahlu bait. Kemudian Dia membaca kembali ayat tersebut’.[11]

Allah swt berfirman :

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.[12]

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah saw ketika turun ayat ini, beliau saw berkata : ‘Ayat ini diturunkan bagi siapa saja yang mencintai Allah, Rasulnya dan ahlu baitku dengan benar dan jujur tanpa ada kebohongan, serta mencintai orang-orang mu’min dalam keadaan hadir dan tidak hadir, maka dengan dzikir kepada Allah kecintaan itu timbul’.[13]


[1] Al-Syura : 23

[2] Al-Dur al-Mansur (6/7)

[3] Al-A’raf : 158

[4] Al-Nuur : 63

[5] Tafsir al-Razi (27/166)

[6] Nur al-Abshor : 127.

[7] Al-Showaiq al-Muhriqah : 170.

[8] Maryam : 96

[9] Sawahid al-Tanzil (1:464)

[10] Al-Qoshos : 84

[11] Kasyf al-Gummah (1/321)

[12] Al-Raad : 28

[13] Al-Dur al-Mansur (4/58), Kanz al-Ummal (1/250)


 

Dialog Rasulullah saw dengan Malaikat saat Isra Mi’raj

Diriwayatkan bahwa dalam peristiwa Mi’raj, terjadi dialog antara Nabi Muhammad saw dengan para Malaikat tentang penciptaan keluarga Rasulullah saw dan kecintaan para Malaikat kepada Rasulullah saw, sebagai berikut :

Nabi saw :
Wahai para malaikat Tuhanku, apakah engkau benar-benar mengenal kami (ahlu bait) ?

Malaikat :
Wahai Nabi Allah, bagaimana kami tidak mengenal kalian (ahlu bait) sedangkan engkau adalah makhluq pertama yang diciptakan Allah saw. Kalian telah dijadikan berupa cahaya yang berasal dari cahaya-Nya, cahaya kemuliaan-Nya, cahaya kebesaran-Nya. Dan dijadikan pula bagimu kedudukan di antara alam malakut dan Arsy-Nya sebelum terciptanya langit dan bumi.

Kemudian dijadikan langit dan bumi dalam enam hari, sesudah itu diangkatnya Arsy sampai langit ke tujuh, maka bersemayam di atas Arsy-Nya dan kalian berada di depan Arsy-Nya dalam keadaan disucikan dan diagungkan, kemudian dijadikan malaikat pertama dari nur yang telah terbagi-bagi. Dan kami adalah bagian dari kalian (ahlu bait) yang selalu bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, maka kami pun selalu bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir dengan tasbih, yahmid, tahlil dan takbir kalian. Maka apa saja yang diturunkan dan ditambahkan oleh Allah kepada kalian, maka kami pasti mengenalnya.

Kemudian Nabi saw mi’raj ke langit ke tujuh dan ketika para malaikat melihat Nabi saw, terdengar suara para malaikat berkata : ‘Maha suci Allah yang benar janjinya’. Kemudian para malaikat menemui nabi dan memberi salam.

Nabi saw :
Wahai para malaikat Tuhanku, saya mendengar kalian berkata : ‘Maha suci Allah yang benar janjinya’, mengapa demikian ?

Malaikat :
Wahai Nabi Allah, sesungguhnya Allah swt ketika menciptakan cahaya dari cahaya kemuliaan-Nya dan kebesaran dari kebesaran-Nya, dan dijadikan bagimu kedudukan di alam malakut yang merupakan kekuasaan kalian atas kami, cahaya yang meneguhkan hati kami. Oleh sebab itu kami mengadu kepada Allah swt akan cinta kami kepadamu, maka Allah swt menepati janjinya dengan memperlihatkan engkau kepada kami di langit ini. Itulah sebabnya kami berkata demikian.


2013@abdkadiralhamid

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "HADIST TTG KEUTAMAAN DZURRIAH"

  1. Mohonbertanya, di teks depan ali zainal abidin ditulis satu satunya yg hidup sebagai putera dari sayyidina hasan. Tetapi dibawah ahlussunnah mengakui keabsahan dzurriyat nabi dari ali zainal abidin bin husain. Apakah yg atas (hasan) salah menuliskan? Atau sebaliknya.terimakasih sebelumnya.

    ReplyDelete

Silahkan komentar yg positip