//

Al Imam Musa Al-Kadzim


Al Imam Musa Al-Kadzim



Tujuh Safar, 128 H – 25 Rajab 183 H (Bertepatan dengan: lahir di Abwa’, Arab Saudi, 28 Oktober 746 – meninggal di Kazimain, 1 September 799 pada umur 52 tahun) merupakan Imam ke-7 dalam tradisi Islam Syi'ah Dua Belas Imam. Dia adalah putra dari Imam ke-6, Al Imam Ja'far Ash-Shadiq, dan ibunya bernama Hamidah Khatun. Dia lahir ketika terjadi pergolakan antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah dan ia biasa pula dipanggil dengan nama Abu al-Hasan


Keluarga

Kelahiran

Al-Imam Musa al-Kazhim as lahir pada hari Ahad, bertepatan dengan 7 Shafar tahun 128 Hijriah di sebuah lembah bernama Abwa’ yang terletak di antara Makkah dan Madinah. Ibunda beliau bernama Hamidah. Imam as mencapai kedudukan Imamah pada usia 21 tahun.

Ibunda

Ibunda Al-Imam Musa al-Kazhim as adalah seorang budak yang dibeli oleh Imam Ja’far. Meskipun demikian, ibunda telah mendapatkan pengajaran ilmu dari Imam Ja’far as, yang menjadikannya sebagai wanita yang memiliki keluasan ilmu dan kecakapan dalam bidang ilmu-ilmu agama. Sehingga, terkadang Imam Ja’far meminta para wanita untuk bertanya masalah-masalah agama kepadanya.

Keturunan

Diantara keturunan Al-Imam Musa al-Kazhim adalah:

   1. Ali ar-Ridha (penerus imamah)

   2. Ahmad bin Musa, dikenal pula dengan julukan Syah Chiragh. Ia syahid di Syiraz, Iran.

   3. 'Ala'uddin Husain, ia syahid di Syiraz, Iran.

   4. Muhammad al-'Abid,

         1. Ibrahim al-Mujab, ia dikuburkan di Karbala, Iraq.

               1. Ahmad bin Ibrahim

               2. Muhammad bin Ibrahim

               3. Ali bin Ibrahim

   5. Fatimah al-Ma'sumah, ia dikuburkan di Qom, Iran.

Periode kehidupan

 
Periode kehidupan Al-Imam Musa al-Kazhim dapat dibagi menjadi dua bagian:

    * Pertama, kehidupan beliau bersama ayahandanya di Madinah selama 20 tahun. Periode ini berlangsung sebelum beliau mencapai Imamah.

    * Kedua, masa-masa awal perlawanan, pemenjaraan, dan pengasingan yang menimpa kehidupan Imam as.


Sahabat-sahabat Al-Imam Musa al-Kazhim

Ketika ayahnya, Imam Ja’far Ash-Shadiq as wafat, murid-murid beliau memusatkan perhatian dan kesetiaan mereka kepada putranya, Al-Imam Musa al-Kazhim as. Mereka menuntut ilmu kepada Al-Imam Musa al-Kazhim selama tiga puluh tiga tahun. Beberapa murid beliau antara lain:

Ibnu Abi Umair

Ia belajar pada tiga Imam, yaitu Al-Imam Musa al-Kazhim, Imam Ali Ar-Ridha as, dan Imam Muhammad Al-Jawad as. Ibnu Abi Umair merupakan salah seorang ulama terkenal pada zamannya. Ia meninggalkan banyak kitab-kitab hadis sebagai tanda jasanya.

Beberapa orang memberi kabar kepada penguasa Abasiyah, bahwa Ibnu Abi Umair adalah orang Syi’ah (pengikut Ahlulbait). Ia ditangkap dan diinterogasi untuk menyebutkan nama-nama orang Syi’ah yang ia kenali. Namun, tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memenuhi paksaan mereka. Ia ditelanjangi dan diikat pada pohon kurma. Mereka mengganjar seratus cambukan kepada murid setia para Imam ini.

Syaikh Mufid menuturkan, “Sahabat utama Imam ini dipenjarakan selama tujuh puluh tahun. Seluruh harta bendanya dimusnahkan. Walaupun didera dengan cobaan yang berat, ia tetap mengunci mulutnya dan tidak berkata sepatah kata pun untuk memberikan informasi kepada penguasa Abasiyah yang zalim.”

Ali bin Yaqthin

Ia juga adalah salah seorang sahabat Imam Ja’far Ash-shodiq as. Marwan memata-matainya dan memerintahkan penangkapannya. Akan tetapi, Ali berhasil meloloskan diri dari kejaran Marwan. Ia mengirim istri dan anak-anaknya ke Madinah. Ia kembali ke Kufah menyusul keruntuhan Dinasti Bani Umaiyah di tangan Bani Abbasiyah.

Ali menjalin hubungan yang dekat dengan orang-orang Abbasiyah dan berhasil menjabat kedudukan-kedudukan penting dalam pemerintahan mereka. Melalui kedudukannya ini, ia banyak membantu pengikut-pengikut Ahlulbait yang tertindas.

Harun Ar-Rasyid mengangkat Ali sebagai menterinya. Sebenarnya ia merupakan seorang utusan Al-Imam Musa al-Kazhim yang menyusup ke dalam pemerintahan Harun. Beberapa kali ia bermaksud mengundurkan diri, namun ia ditahan oleh Imam untuk tetap menjabat kementerian demi melindungi ajaran dan pengikut Ahlulbait as.

Ali bin Yaqthin wafat ketika Imam Musa as masih berada di dalam penjara.

Mu’min Ath-Thaq

Ia adalah seorang sahabat Imam Ja’far Ash-Shadiq as dan Imam Musa Al-Kazhim as. Imam Ja’far mendudukkannya sebagai salah seorang sahabat utama beliau dan memberikan penghormatan khusus kepadanya.

Mu’min amat tangkas dalam diskusi dengan siapa saja. Mengenai hal ini, Imam Ja’far as mengatakan, “Mu’min ibarat seekor elang yang menerkam mangsanya.”

Hisyam bin Hakam

Ia adalah seorang pakar dalam bidang ilmu Logika. Acapkali terdapat sebuah masalah pelik, Imam Ja’far as selalu mengutusnya memecahkan masalah itu. Ia sangat menguasai pembahasan Imamah. Ia merupakan murid jenius Imam dan tangkas dalam memberikan jawaban. Ia juga seorang pakar dalam masalah-masalah Ketuhanan.

Hisyam banyak menulis kitab dan terlibat dalam diskusi-diskusi dengan ulama dari berbagai mazhab dan golongan.

Mutiara Hadis Al-Imam Musa al-Kazhim

    * “Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadamu.”

    * “Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau     bersyukur kepada Allah atas anugerah ini.”

    * “Bersikaplah tegas dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut hak orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya.”

    * “Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas.”

    * “Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular. Namun, ia menyimpan racun pembunuh di dalamnya.”


Keluhuran Akhlak

Nilai-nilai akhlak dan kemanusiaan yang tertanam pada pribadi Rasulullah Saww dan keluarga sucinya mencerminkan kepribadian agung manusia-manusia suci tersebut. Tak diragukan lagi, Rasulullah Saww dan Ahlul Baitnya adalah penunjuk manusia yang mencari kebahagiaan sejati dan jati diri sebenarnya. Pada hari ini, tepatnya tahun 127 hijriah, salah satu cucu Rasulullah Saww , Imam Musa Al-Kadzim, lahir ke dunia. Kami segenap kru Radio mengucapkan selamat atas hari kelahiran Imam Musa Al-Kadzim as.

Pada masa Imam Musa Al-Kadzim as dipenuhi dengan berbagai peristiwa besar dan kecil. Sikap-sikap Imam Musa as dalam mereaksi berbagai peristiwa tersebut merupakan pelajaran yang berharga bagi ummat Islam. Imam Musa as saat itu hidup ditengah masyarakat yang jauh dari ajaran-ajaran murni Islam. Bahkan para pemimpin saat itu bersikap lalim dan rakus harta. Imam Musa Kadzim as semasa dengan sejumlah para pemimpin Bani Abbas, termasuk Harun. Harun menunjukkan dirinya sebagai orang yang beragama, namun perilakunya sama sekali tidak mencerminkan perilaku seorang yang beragama. Di masa keimamahan atau kepemimpinan Imam Musa Kadzim as selama 35 tahun, beliau menjelaskan sistem politik dan sosial Islam dengan berbagai cara, kepada masyarakat saat itu. Melalui penjelasan tersebut, masyarakat menyadari bahwa perilaku Bani Abbas bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islam.

Karena komitmen dan kegigihan dalam menegakkan kebenaran dan melawan kezaliman, Imam Musa Al-Kadzim as bersedia menjalani kepahitan hidup di penjara Dinasti Abbasiah selama bertahun-tahun. Dalam sejarah disebutkan Imam Musa Kadzim as mendekam di penjara selama 14 tahun. Para penguasa saat itu menghendaki Imam Musa supaya menghentikan perlawanan atas kezaliman. Bahkan Dinasti Abbasiah menjanjikan akan memberikan harta yang melimpah setiap bulannya kepada Imam Musa. Namun beliau menolak usulan tersebut dengan menyebutkan ayat 33 surat Yusuf; "Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku."

Menurut Imam Musa Al-Kadzim as, kebatilan tidak akan menghantarkan seseorang ke tujuannnya. Pemerintah-pemerintah lalim tidak dapat menerapkan keadilan. Imam Musa Al-Kadzim as menekankan pentingnya kebenaran, kepada para sahabatnya yang setia, dan berkata," Jagalah dirimu dari kemarahan Allah Swt dan bertakwalah. Sampaikanlah kebenaran tanpa rasa takut, meski kebenaran itu akan melenyapkanmu secara lahiriah. Ketahuilah bahwa kebenaran itu tidak akan menghancurkanmu, tapi malah menyelamatkanmu. Namun lepaskanlah kebatilan, meski hal itu secara lahiriah menyelamatkanmu. Sebab, kebatilan tidak akan menyelamatkanmu, bahkan pada akhirnya akan membinasakanmu."

Dr Muhsen Al-Wairi, seorang dosen, menjelaskan sejarah Imam Musa Kazim as, dan mengatakan, salah satu karakter mulia Imam Musa Al-Kadzim as adalah bersikap kasih sayang dan lembut kepada masyarakat. Imam Musa berkata, "Berkasih sayang dan lembut kepada masyarakat adalah separuh akal." Beliau as juga menekankan, "Akal yang paling tepat adalah akal yang membahagiakan manusia." Dengan demikian, jika landasan perilaku kita kepada masyarakat bertumpu pada kasih sayang, maka kita telah menerapkan akhlak yang juga logis. Sebab, hal itu dapat membahagiakan kita sendiri.

Imam Musa Kadzim as memperlakukan sejumlah masyarakat, khususnya orang-orang yang tertindas dan miskin, dengan rasa kasih sayang dan perhatian yang luar biasa kepada mereka. Siapapun yang datang ke rumah Imam Musa as akan kembali dengan tangan yang tidak kosong dan hati yang berbahagia, baik secara spiritual maupun material. Perilaku Imam yang suka memaaafkan kesalahan-kesalahan seseorang membuat beliau dikenal sebagai peredam kemarahan. Imam Musa Kadzim as berkata, "Kasih sayang membahagiakan kehidupan, memperkokoh hubungan, menumbuhkan harapan dan menghangatkan lingkungan masyarakat."

Imam Musa Kadzim as dalam perlawanan politiknya terhadap para penguasa lalim, mengetahui situasi dan menggunakan kesempatan dengan baik. Sejumlah sahabatnya yang setia mempunyai jabatan di pemerintah dinasti Abbasiah. Mereka membela Imam Musa as dengan berbagai cara. Karena pengaruhnya di tengah pasukan dinasti Abbasiah, Imam Musa as dapat melanjutkan aktivitas politik dan sosialnya. Salah satu sahabat setia beliau as yang mempunyai jabatan penting di pemerintah dinasti Abbasiah adalah Ali bin Yaqtin. Pada suatu hari, Ali bin Yaqthin meminta izin kepada Imam Musa untuk melepas jabatannya di pemerintah. Akan tetapi Imam tidak mengizinkannya. Beliau berkata, "Allah Swt mempunyai wali-wali di tengah penguasa yang lalim. Melalui mereka, Allah Swt melindungi hamba-hambanya yang baik. Sangatlah mungkin bahwa Allah Swt telah menjadikan kamu sebagai perantaranya untuk meredam api fitnah yang dikobarkan para penentang."

Dalam sejarah disebutkan, Ali bin Yaqthin mempunyai hubungan yang terkoordinasi dengan Imam Musa Kadzim as. Ali bin Yaqthin juga melakukan berbagai tindakan untuk membela para pecinta Ahlul Bait as. Di antara langkah-langkah yang dilakukan Ali bin Yaqthin adalah mengirim sekelompok orang yang tertindas untuk melakukan ibadah haji. Dengan cara itu, ia dapat membantu ekonomi kalangan masyarakat yang tertindas. Selain itu, dia juga secara terselubung mengembalikan pajak pemerintah yang diambil dari orang-orang yang lemah.

Agenda yang disusun rapi untuk menghadapi pemikiran yang menyimpang adalah di antara program-program penting Imam Musa Kadzim as. Pada zaman itu, pemikiran anti-ketuhanan dan ideologi yang menyimpang menjamur di berbagai tempat. Dengan berbagai argumentasi logis, Imam Musa Kadzim as menghadapi pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan menjelaskan ajaran yang benar, kepada masyarakat. Aktivitas intelektual dan ilmiah Imam Musa as dilakukan di tengah tekanan kondisi politik saat itu. Dengan penuh kesabaran, Imam Musa as berhasil mempertahankan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Dalam sejarah disebutkan, lebih dari 200 perawi hadis dan pemikir saat itu berguru kepada Imam Musa Kadzim as. Imam Musa benar-benar berupaya meningkatkan intelektualitas masyarakat saat itu. Beliau juga menganjurkan masyarakat supaya menimba ilmu dari sumber yang terpercaya dan meningkatkan keilmuan mereka sehingga tidak terjebak dalam makar orang-orang yang berpikiran batil.

Dinasti Abbasiah juga menyadari bahwa keberadaan Imam Musa as di tengah masyarakat akan melemahkan tonggak-tonggak pemerintah yang lalim. Untuk Itu, Harun Al-Rasyid, penguasa lalim saat itu memenjarakan Imam Musa as dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun ketabahan Imam Musa as yang dipenjara selama bertahun-tahun tak membuat pengaruhnya di tengah masyarakat berkurang.


Imam Musa bin Ja'far r.a. yang dikenal dengan julukan Al-Kazhim, babul hawaa`ij (pintu terkabulnya hajat) dan hamba yang saleh dilahirkan di Abwa`, sebuah desa yang terletak di antara Makkah dan Madinah pada tanggal 7 Shafar 128 H. Ibunya bernama Hamidah.


Imam Musa Kazhim r.a. meneruskan metode ayahnya dalam berdakwah yang menekankan pentingnya sebuah perombakan pemikiran dan akidah masyarakat waktu itu dan memerangi aliran-aliran yang menyimpang dari rel Islam. Dengan argumentasi-argumentasi yang kokoh ia telah membuktikan kerapuhan pemikiran-pemikiran atheis dan menyadarkan orang-orang yang sedang menyeleweng akan kekeliruannya. Tidak lama berselang revolusi pemikiran yang dirintis oleh Imam Kazhim r.a. mengalami puncak kecemerlangannya dan mempengaruhi para ilmuwan yang hidup kala itu.

Realita ini sangat mengkhawatirkan para penguasa Abasiyah. Dengan ini mereka menggunakan tindak kekerasan dan penyiksaan dalam menangani para pengikutnya. Dikarenakan tindakan asusila mereka ini dan adanya kemungkinan bahaya yang mengancamnya, Imam Kazhim r.a. memerintahkan Hisyam, salah satu pengikut setianya untuk tutup mulut. Dan hingga Khalifah mati, ia meliburkan semua program diskusi dan pembahasan ilmiahnya.

Ibnu Hajar Al-Haitsami bercerita: "Musa Al-Kazhim mewarisi semua ilmu yang dimiliki oleh ayahnya dan ia adalah orang yang memiliki keistimewaan khusus dan sangat sempurna. Karena sifat kepemaafan dan kesabaran yang dimilikinya dalam menghadapi masyarakat bodoh yang hidup pada zamannya, ia mendapatkan julukan al-kazhim (penahan amarah). Pada masanya, tidak ada seorang pun yang bisa menyamainya dalam ilmu pengetahuan dan kedermawanan".

Imam Kazhim r.a. menunjukkan sikap anti dan negatif terhadap penguasa yang berkuasa saat itu, dan ia memerintahkan para pengikutnya --dalam menyelesaikan pertikaian yang mereka hadapi-- untuk tidak merujuk kepada penguasa. Sebaliknya, mereka harus menentukan hakim sendiri yang berhak untuk menyelesaikan pertikaian mereka.

Berkenaan dengan para penguasa zalim Imam Kazhim r.a. berkata: "Barang siapa yang menghendaki mereka tetap hidup, maka ia termasuk golongan mereka. Dan barang siapa yang termasuk golongan mereka, maka ia akan masuk neraka". Dengan demikian, Imam telah menentukan sikap tegas terhadap pemerintahan Harun Ar-Rasyid, mengharamkan kerja sama dengannya dan melarang para pengikutnya untuk bergantung kepada pemerintahannya.

Imam Kazhim r.a. berkata: "Janganlah kalian bersandar kepada mereka, karena kalian akan dijerumuskan ke dalam api neraka". Ia mengecualikan Ali bin Yaqthin, salah satu pengikutnya dari instruksi tersebut dan memperbolehkannya untuk menduduki kursi kementrian pada masa Harun Ar-Rasyid sebagaimana ia juga telah memegang tampuk tersebut pada  Mahdi Al-Abasi. Ia pernah meminta izin dari Imam Kazhim r.a. untuk mengundurkan diri dari tugasnya. Akan tetapi, Imam melarangnya untuk melakukan hati itu seraya berkata kepadanya: "Jangan kau lakukan itu. Saudara-saudaramu menjadi mulia karenamu dan mereka bangga denganmu. Mungkin dengan bantuan Allah engkau bisa memperbaiki situasi ini, menolong orang yang tidak mampu atau para musuh-Nya akan kalah karenamu. Wahai Ali, kaffarah yang harus kau berikan sekarang adalah berbuat baik kepada saudara-saudaramu. Lakukanlah satu hal niscaya aku akan menjamin tiga hal untukmu: setiap kali engkau melihat pengikut kami, maka penuhilah segala kebutuhannya dan hargailah dia. Aku jamin engkau tidak akan masuk penjara, tidak satu pedang pun yang akan melukaimu dan engkau tidak akan pernah mengalami kemiskinan. Wahai Ali, barang siapa yang membahagiakan seorang mukmin, maka ia --pertama-- telah membahagiakan Allah, --kedua-- Rasulullah SAWW dan --ketiga--kami".

b. Memata-matai Imam Musa Al-Kazhim r.a.

Sebagian program dan kegiatan-kegiatan Imam Kazhim r.a. dibocorkan oleh mata-mata pemerintah kepada Harun Ar-Rasyid yang berkuasa saat itu. Dan hal ini menyulut api amarahnya.

Suatu kali mereka memberikan informasi kepada Harun Ar-Rasyid bahwa harta berlimpah dikirimkan kepada Imam Kazhim r.a. dan dengan demikian ia memiliki baitul mal yang sangat banyak. Harun Ar-Rasyid mengeluarkan instruksi untuk menangkap dan memenjarakan Imam Kazhim r.a. Yahya Barmaki tahu bahwa Imam r.a. menginginkan khilafah untuk dirinya, dan untuk itu ia mengirimkan surat kepada para pengikutnya yang berdomisili di berbagai penjuru negeri Islam untuk bergabung kepadanya dan mengadakan pemberontakan untuk menentang pemerintah. Yahya memberitahukan hal itu kepada Harun dan ia mempengaruhinya untuk bertindak cepat. Akhirnya, Harun Ar-Rasyid memasukkan Imam Kazhim r.a. ke dalam penjara guna memisahkannya dari para pengikutnya. Imam ditahan di dalam penjara Harun sekitar 14 tahun lamanya.

Ketika masih di dalam penjara, Imam pernah menulis sepucuk surat kepada Harun yang berbunyi sebagai berikut: "Tidak akan ada hari penuh bala` yang menimpaku sedangkan kamu hidup berbahagia. Di suatu hari yang tidak berujung kita semua akan dihisab. Pada saat itulah orang-orang yang bejat akan merasakan merugi".

Di dalam penjara, Imam Kazhim r.a. mengalami berbagai siksaan yang sangat menyakitkan. Tangan dan kakinya dirantai. Pada akhirnya mereka meminumkan racun kepadanya dan ia syahid dalam keadaan mazlum.

c. Budi Pekerti Luhur Imam Musa Kazhim r.a.

Imam Kazhim r.a. adalah orang yang paling abid, zahid, faqih dan dermawan pada masa itu. Ketika dua pertiga malam tiba, ia mulai melakukan shalat sunnah dan melanjutkan shalatnya hingga fajar menyingsing. Setelah melaksanakan shalat Shubuh, ia mengangkat tangan untuk berdoa dan mulai tenggelam dalam tangisan hingga seluruh jenggotnya basah dengan air mata. Ketika ia membaca Al Quran, orang-orang berdatangan dan berkumpul di sekelilingnya untuk menikmati suaranya yang merdu.

Ia dikenal dengan julukan hamba saleh, dan karena kemampuannya menahan amarah, ia dijuluki dengan al-kazhim. Julukannya yang lain adalah shabir (penyabar) dan amin (terpercaya).

Salah satu dari keturunan Umar bin Khattab sering mengganggunya dan menjelek-jelekkan Imam Ali r.a. Sebagian orang yang bersamanya berkata: "Izinkanlah kami membunuhnya". Imam r.a. dengan tegas mencegah mereka untuk melakukan hal itu. Pada suatu hari, Imam mencari orang tersebut. Mereka menjawab: "Ia sibuk berkebun di pinggiran Madinah".

Dengan menunggangi keledainya Imam masuk ke kebun orang tersebut. "Jangan kau rusak tanamanku", teriaknya nyaring. Akan tetapi, Imam r.a. tidak menghiraukan teriakannya. Ia terus masuk ke kebunnya dengan menunggangi keledai hingga ia sampai di hadapannya. Imam turun dari keledai dan langsung bersenda-gurau dengannya.

Setelah itu Imam r.a. bertanya: "Berapa kerugian yang kau taksir akibat kerusakan kebunmu ini?"

"100 Dinar!", jawabnya tegas.

"Sekarang berapa kerugian yang harus kuganti?", tanya Imam kembali.

"Aku tidak memiliki ilmu ghaib (baca : aku tidak tahu--pen.)", jawabnya.

"Aku bertanya berapa yang harus kubayar?", tanya Imam memaksa.

"200 Dinar", jawabnya.

Imam Kazhim r.a. memberikan 300 Dinar kepadanya seraya berkata: "Kebunmu tetap menjadi milikmu". Lelaki itu bangun dari duduknya seraya mencium kening Imam r.a. dan hengkang dari tempat itu.

Imam Musa Kazhim r.a. pergi ke masjid dan melihat lelaki itu duduk di dalam masjid. Ketika ia melihat Imam masuk, ia berkata: "Allah lebih tahu di mana Ia harus meletakkan risalah-Nya".

Para pengikut Imam r.a. mengerumuni lelaki tersebut dan bertanya kepadanya: "Apa gerangan yang terjadi? Selama ini engkau selalu memusuhinya?" Ia akhirnya mulai mengumpat mereka dan berdoa untuk keselamatan Imam Kazhim r.a.

Setelah itu Imam Kazhim r.a. berkata kepada para pengikutnya: "Apakah perlakuan yang ingin kalian lakukan terhadapnya lebih baik atau perlakuanku terhadapnya dengan memberikan uang 300 Dinar kepadanya?"

Sangat banyak riwayat yang menceritakan akhlak Imam Kazhim r.a. yang sangat tinggi, kesabarannya dalam menghadapi segala kesulitan dan ketidakpeduliannya terhadap harta dunia. Hal ini mengindikasikan kesempurnaan jiwa dan sifat kepemaafannya yang sangat luhur.

d. Pasca Syahadah Imam Musa Al-Kazhim r.a.

Atas perintah Harun Ar-Rasyid, Sindi bin Syahik menaruh racun di dalam makanan Imam Musa Kazhim r.a. Setelah memakannya, ia harus meninggalkan dunia fana ini setelah tiga hari bergelut dengan racun tersebut.

Setelah Imam Kazhim r.a. syahid, Sindi mengumpulkan beberapa orang faqih dan pembesar Baghdad. Setelah mereka sampai di samping jenazah Imam, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah dengan seksama, apakah kalian melihat bekas tusukan pedang atau panah di tubuhnya?" "Kami tidak melihat bekas tersebut", jawab mereka. Setelah itu ia meminta dari mereka untuk bersaksi bahwa Imam r.a. meninggal dunia secara biasa. Dan mereka bersaksi. Tak lama kemudian, ia mengeluarkan jenazah Imam r.a. dan diletakkannya di jembatan Baghdad. Ia memerintahkan seseorang untuk berteriak: "Ini adalah Musa bin Ja'far telah mati. Lihatlah!" Orang-orang yang lewat di situ memperhatikan jenazahnya dan mereka tidak melihat bekas pembunuhan sedikit pun.

Berkenaan dengan lamanya Imam Kazhim r.a. dipenjara, terdapat beberapa pendapat yang sangat berbeda. Satu pendapat menyatakan 4 tahun, pendapat kedua mengatakan 7 tahun, pendapat ketiga mencatat 10 tahun dan pendapat keempat 14 tahun.

Pada kesempatan ini kami haturkan kepada para pencari kebenaran hakiki hadis-hadis suci pilihan yang pernah diucapkan oleh Imam Kazhim r.a.

1.Hujjah lahiriah dan batiniah

"Sesungguhnya Allah memiliki dua hujjah atas manusia: hujjah lahiriah dan hujjah batiniah. Hujjah lahiriah adalah para rasul, nabi dan imam (ma'shum) dan hujjah batiniah adalah akal".

2.Sabar dan menjauhi orang-orang yang mencintai dunia

"Sabar dalam kesendirian adalah tanda kekuatan akal. Barang siapa yang merenungkan tentang Allah, ia akan menjauhi orang-orang yang mencintai dunia dan menginginkan apa yang ada di sisi Tuhannya, Allah adalah penenangnya dalam ketakutan, temannya dalam kesendirian, kekayaannya dalam kefakiran dan kemuliaannya di hadapan selain kerabatnya".

3.Merendahkan diri di hadapan Allah

"Barang siapa yang menginginkan kekayaan tanpa harta, terselamatkan dari sifat iri dengki dan keselamatan dalam agama, hendaknya ia merendahkan diri di hadapan Allah ketika meminta kepada-Nya (dan mintalah kepada-Nya untuk) menyempurnakan akalnya. Barang siapa yang akalnya telah sempurna, maka ia akan merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya. Barang siapa yang merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia akan merasa kaya. Dan barang siapa yang tidak merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia tidak pernah merasakan kekayaan sama sekali".

4.Menjenguk mukmin karena Allah

"Barang siapa yang menjenguk saudara seimannya karena Allah, bukan karena selain-Nya, demi mengharap pahala-Nya dan segala yang telah dijanjikan kepadanya, maka Allah azza wa jalla akan memerintahkan tujuh puluh ribu malaikat untuk menjaganya dari sejak ia keluar dari rumah hingga ia kembali ke rumahnya seraya berkata kepadanya: 'Engkau adalah orang baik (baca : beruntung) dan surga adalah sesuai denganmu. Engkau telah membangun rumah di sana".

5.Harga diri, akal dan nilai seseorang

"Tidak sempurna  agama orang yang tidak memiliki harga diri, dan tidak memiliki harga diri orang yang tidak berakal. Sesungguhnya orang yang  paling agung nilainya adalah orang yang tidak menganggap dunia sebagai satu nilai baginya. Ingatlah, harga badanmu ini adalah surga, jangan engkau menjualnya dengan selainnya".

6.Menjaga harga diri orang lain

"Barang siapa yang menjaga dirinya untuk tidak mempermalukan orang lain, maka Allah akan mengampuni kesalahannya pada hari kiamat, dan barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menahan murka-Nya terhadapnya pada hari kiamat".

7.Faktor-faktor yang dapat mendekatkan diri dari Allah

"Sarana paling baik yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah shalat, berbakti kepada kedua orang tua, meninggalkan sifat dengki, sombong dan bangga diri".

8.Orang berakal tidak akan berbohong

"Sesungguhnya orang yang berakal tidak akan berbohong meskipun hal  itu tidak sesuai dengan hawa nafsunya".

9.Hikmah diam

"Sedikit berbicara adalah sebuah hikmah yang amat besar. Oleh karena itu, hendaklah kalian banyak diam, karena banyak diam adalah satu ketenangan hidup dan satu faktor yang dapat meringankan dosa".

10.Pencela yang tak tahu malu

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga bagi pencela yang tak tahu malu dan tidak memikirkan apa yang keluar dari mulutnya serta apa yang dikatakan orang lain kepadanya".

11.Orang sombong tidak akan masuk surga

"Hati-hatilah terhadap sifat sombong! Karena tidak akan masuk surga orang yang di hatinya tersimpan setitik kesombongan".

12.Program kerja siang dan malam

"Berusahalah untuk membagi waktu kalian dalam empat bagian: satu bagian untuk bermunajat kepada Allah, satu bagian untuk mencari rezeki, satu bagian untuk menjenguk para saudara seiman yang dapat dipercaya untuk memberitahukan aib-aib yang ada pada dirimu dan sahabat setiamu lahir-batin, dan satu bagian untuk menikmati kenikmatan yang kalian miliki asalkan tidak haram. Dengan menggunakan bagian keempat ini kalian akan mampu melaksanakan tiga bagian di atas".

13.Duduk bersama dengan orang yang beragama dan berakal

"Duduk bersama orang yang beragam adalah sebuah kemuliaan dunia dan akhirat, dan bermusyawarah dengan orang berakal dan ahli nasihat adalah sebuah berkah, petunjuk dan taufik dari Allah. Jika ia menentukan sebuah solusi, maka janganlah menentangnya, karena hal itu akan mengundang kecelakaan bagimu".

14.Akibat cinta dunia

"Barang siapa yang mencintai dunia, rasa takut kepada akhirat akan sirna dari hatinya. Barang siapa yang ilmunya bertambah kemudian kecintaannya kepada dunia juga bertambah, maka ia akan bertambah jauh dari Allah dan kemurkaan-Nya kepadanya akan bertambah".

15.Menjauhi tamak dan hanya bertawakal kepada Allah

"Hindarilah tamak dan janganlah mengharap apa yang ada di tangan manusia serta musnahkanlah rasa tamak dari hati para makhluk, karena tamak adalah kunci kehinaan, pembasmi akal, pemusnah dan pengotor harga diri serta pembasmi ilmu. Janganlah (hanya mengandalkan) tawakal kepada Tuhanmu".

16.Hasil amanah dan kejujuran

"Menjaga amanah dan berkata jujur dapat mendatangkan rezeki, sedangkan khianat dan berkata bohong dapat mendatangkan kefakiran dan kemunafikan".

17.Berkata benar dan membasmi kebatilan

"Takutlah kepada Allah dan berkatalah benar meskipun engkau harus binasa, karena di dalam berkata benar itu adalah keselamatanmu. Takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah kebatilan meskipun engkau akan selamat, karena di dalam kebatilan itu adalah kecelakaanmu".

18.Bala` sesuai dengan kadar iman seseorang

"Seorang mukmin bak dua sayap timbangan, ketika imannya bertambah, maka bala`nya pun akan bertambah".

19.Shalat sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah

"Shalat sunnah adalah sarana bagi mukmin untuk mendekatkan diri kepada Allah".

20.Keutamaan ishlah (memperbaiki keadaan) dan memaafkan

"Pada hari kiamat sebuah suara akan berteriak lantang:
"Perhatian! Barang siapa yang merasa memiliki pahala di sisi Allah, hendaklah ia berdiri!" Tidak ada orang yang berani berdiri kecuali para pemaaf dan orang yang memilih semangat untuk ishlah. Pahalanya ada di sisi Allah".

21.Sedekah terbaik

"Menolong orang yang lemah adalah sedekah terbaik".

22.Dosa baru, bala` baru

"Ketika seseorang melakukan dosa baru yang belum pernah dilakukannya, maka Allah akan mendatangkan bala` yang tak pernah disangka-sangka baginya".

23.Kunci pintu hati

"Perdalamilah agama Allah, karena memperdalami agama adalah kunci hati dan faktor utama untuk mencapai kedudukan yang tinggi di dalam agama dan di dunia. Dan keutamaan seorang "faqih" atas seorang abid bak keutamaan matahari atas bintang-bintang, dan barang siapa enggan mendalami agamanya, maka Allah tidak akan pernah merelai amalannya".

24.Dunia adalah sarana terbaik

"Jadikanlah untuk dirimu bagian dari dunia selama hal itu halal, tidak merusak harga diri dan tidak melampaui batas, serta gunakanlah dunia tersebut untuk memperkokoh agama, karena diriwayatkan bahwa bukan golongan kami orang yang mengorbankan dunia demi agamanya atau mengorbankan agama demi dunianya".

25.Ibadah terbaik

"Ibadah terbaik setelah mengetahui Allah adalah menunggu
"faraj" (kemunculan Imam Mahdi .)".

26.Mencintai orang lain

"Mencintai orang lain adalah setengah iman".

27.Menghindari kemarahan

"Barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menghindarkannya dari siksa api neraka".

28.Manusia terkuat

"Barang siapa ingin menjadi manusia terkuat, hendaknya bertawakal kepada Allah".

29.Selalu meningkat, bukan malah mundur

"Barang siapa yang dua harinya sama, maka ia telah rugi, barang siapa yang satu harinya lebih jelek, maka ia terlaknat, barang yang (kebaikannya) tidak bertambah sama sekali, maka ia berada dalam kekurangan, dan barang siapa yang berada dalam kekurangan, maka kematian lebih baik baginya".

30.Berbuat kebajikan kepada orang lain

"Hak saudaramu yang paling vital adalah jangan kau menutupi sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya".

31.Menghindari bergurau

"Hindarilah bergurau, karena bergurau dapat melenyapkan cahaya imanmu".

32.Nasihat alam semesta

"Jika engkau merenungkan ciptaan (yang ada di dunia ini), niscaya engkau akan melihat nasihat di dalamnya bagimu".

33.Yang memahami nilai kebajikan

"Barang siapa yang tidak pernah merasakan kesulitan, maka ia tidak akan pernah memahami nilai kebajikan orang lain".


WASIAT IMAM MUSA AL-KADZIM

Kepada Sebagian Putra-Putranya

Wahai anakku, hendaknya engkau yakin bahwa Allah melihatmu ketika hendak bermaksiat sehingga dapat mencegahmu melakukannya. Hendaknya engkau yakin bahwa Allah mencarimu dalam ketaatan yang Ia memerintahkannya dan hendaknya engkau berusaha dengan sungguh-sungguh.

Janganlah engkau mengeluarkan dirimu dengan bermalas-malasan dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak disembah melainkan harus dengan sebenar-benar ibadah kepada-Nya.

Hendaknya engkau menjauhi senda gurau karena sesungguhnya senda gurau dapat menghilangkan cahaya imanmu dan merendahkan kepribadianmu. Hindarilah kecemasan dan jauhilah kemalasan karena keduanya dapat menghalangi kebahagiaanmu di dunia dan akhirat.

Kepada Sebagian Pengikutnya

Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah kebenaran karena ia dapat mencelakakanmu namun sesungguhnya ia pun dapat menyelamatkanmu. Bertakwalah kepada Allah dan tolaklah kebatilan karena ia dapat menyelamatkanmu namun sesungguhnya ia pun dapat mencelakakanmu.
Gembirakanlah diri kalian dengan kenikmatan dunia yang halal yang kalian sukai, janganlah kalian merobek penjagaan diri dan melampaui batas. Mintalah pertolongan dengan itu dalam urusan agama karena sesungguhnya ada hadis berbunyi,”
Bukan golongan kami orang yang meninggalkan dunia karena agamanya atau meninggalkan agama karena dunianya.”

Perdalamlah ilmu fiqih dalam agama karena sesungguhnya ilmu fiqih merupakan kunci pembuka penglihatan batin, penyempurna ibadah, penyebab menuju kedudukan mulia serta merupakan tingkatan tinggi dalam agama dan dunia. Keutamaan ahli fiqih dari ahli ibadah bagaikan keutamaan matahari atas bintang-bintang. Barangsiapa yang tidak mendalami ilmu fiqih dalam agamanya maka Allah tidak meridhai amalannya.


Beliau syahid pada tanggal 25 Rajab 183 H. di penjara Harun Ar-Rasyid pada usia 55 tahun dengan cara diracun. Kuburannya berada di kota Kazhimain, dekat kota Baghdad. 



abdkadiralhamid@2012

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al Imam Musa Al-Kadzim"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip